"Kyyaaaa...!!" teriak Misaki sekeras-kerasnya
Teriakan Misaki yang begitu kencang dan memekikkan telinga itu pun terdengar oleh Fuyuki yang berada dilantai bawah.
"Misaki ada apa?" teriak Fuyuki sambil berlari ke lantai atas.
"Yo... sudah pulang, ya?? Dan bagaimana kabar?" Tanya Arashi yang terbangun dari tidurnya.
"Kenapa kau di sini? Dan kenapa kau tidur dikamarku?" teriak Misaki cerewet.
"Kau ini tak pernah berubah tetap saja cerewet." jawab Arashi santai, "aku rindu padamu tau!!"
"Tyyeeng... Tyyeeng..."
"Jangan bodoh!! Cepat keluar dari kamarku!" teriak Misaki sambil memukul kepala Arashi.
"Hah... hah... hah... Misaki ada apa?" tanya Fuyuki yang telah sampai dikamar Misaki dengan nafas yang tak berturang
"Eh... Temannya misaki ya??" Ucap Arashi yang agak kaget.
Arashi mendekati Fuyuki dan mengendus tubuh Fuyuki beberapa kali.
"Baumu lumayan aneh, tapi dari auramu kau orang baik." kata Arashi.
"Ke... Kenapa orang ini?" guman Fuyuki dalam hati dengan muka memerah.
"Apa dia pacarnya misaki?" guman Fuyuki dalam hati.
"Jbbuuaak... Jbbuuaak..."
"Tidak sopan tau, mengendus tubuh seorang gadis tanpa ijin!!" Bentak Misaki sambil memukuli Arashi beberapa kali.
"Ya... Ya... Maaf..." ucap Arashi yang sudah bonyok.
"Cepat keluar!!" teriak Misaki.
Arashi bangun dan mengelurkan sebuah bingkisan lalu menyerahkannya pada Misaki, "itu bingkisan dari ayahmu..."
"Aku pergi dahulu!! ngomong-ngomong ayahmu menitipkan bingkisan itu padaku" jelas Arashi.
"Eh... Arashi kenapa kau di sini?" tanya Misaki dengan amarah yang agak mereda.
"Aku ada urusan di sini!!" Jawab Arashi singkat sambil melompat dari jendela.
"Setidaknya pakailah pintu!!" teriak Misaki dengan amarah yang kembali meluap-luap.
Arashi pergi tak menghiraukan teriakan Misaki yang kesal akan ulahnya
"Hehehe... Misaki sama saja, tetap cerewet tak pernah berubah." guman Arashi dengan tersenyum senang
Setelah Arashi perig, di dalam kamar.
"Misaki siapa anak tadi?" tanya Fuyuki.
"Hah... Namanya Kosuke Arashi, Dia adalah temanku satu desa." jawab Misaki
"Owh... namanya Arashi, ya??" Fuyuki mengangguk-angguk paham
"Sudah kita lupakan saja dia, ayo kita makan!!" ajak Misaki.
"Ngomong-ngomong apa, ya?? isi kotak itu??" tanya Fuyuki yang penasaran melihat kotak pemberian Arashi
"Entahlah... lebih baik aku memeriksanya dahulu!!" jawab Misaki.
"Wah... Indahnya!!" kata Misaki dan Fuyuki dengan mata yang berbinar-binar melihat isi kotak yang ternyata sebuah kue buatan ibunya Misaki.
"Sepertinya enak..."
"Baikklah... Ayo segera kita makan!!" ajak Misaki tak sabar
Mereka berdua bergegas menuju dapur yang ada dilantai bawah.
"Kau begitu dekat dengan anak yang tadi, ya??" tanya Fuyuki.
"Ya... Dia temanku didesa, jadi kami begitu dekat. Terlebih dia tinggal dirumahku..." jelas Misaki sambil memotong kue.
"Tinggal bersama??"
"Ceritanya panjang dan agak membosankan..." ucap Misaki agak malas
"Hey... Kau suka padanya ya, Fuyuki?" tanya Misaki.
"Eh... Tidak kok, Masak aku suka sama orang yang baruku kenal." jawab Fuyuki malu-malu.
"Owh... lebih baik kau tidak mengenalnya, dia orang yang aneh dan menyebalkan" kata Misaki agak kesal
"Masak sih?? Sepertinya dia orang baik..."
"Sudahlah lupakan dia, ayo kita makan kuenya!!" ajak Misaki yang sudah selesai menyiapkan kue.
Mereka dengan nafsu yang tinggi dan tak sabaran bersiap untuk memakan kue.
"Selamat makan!!" Ucap Fuyuki dan Misaki bersamaan
Mereka menyantap kue tersebut dan...
"Ueeek...!!" teriak mereka berdua yang merasa ingin muntah, "ini tidak enak!!"
"Kenapa rasanya tidak enak, kue buatan ibuku?? Padahal biasanya sangat enak??" Ucap Misaki agak kecewa.
"Sudah tak apa-apa." Fuyuki mencoba menghibur.
"Maaf ya Fuyuki, kau jadi makan makanan yang tidak enak." kata Misaki.
"Tidak apa-apa kok." jawab Fuyuki.
Sebuah surat berada di lantai
"Eehh... ada surat, ini mungkin dari anak itu, mungkin terjatuh." kata Fuyuki sambil memberikan surat.
"Cobaku lihat!!" Misaki meminta.
"Oh... Ya, Misaki, aku sudah pergi dari desa dua hari yang lalu jadi kuharap kuenya tak basi. Maaf... aku lupa memberi tahumu tadi Kuharap kau mencicipinya dahulu sebelum memakannya"
Misaki dengan amarah yang meluap-luap menyobek-nyobek surat itu.
"Siaallan...!! Awas kau, Arashi!!" teriak Misaki sekeras-keras dengan amarah yang meledak-ledak.
Hari pun berjalan dengan cepat, cahaya sang surya sudah redup dan haripun berganti menjadi senja.
"Misaki, hari sudah senja lebih baik aku pulang dulu, ya?" kata Fuyuki yang berpamitan
"Fuyuki, maaf ya atas ketidak nyamanannya tadi, membuatmu memakan kue basi" kata Misaki yang masih merasa bersalah
"Aku takkan melupakannya..."
"Eh... maksudku tak apa-apa kok" kata Fuyuki merendah.
"Aku pulang dulu, ya??" Fuyuki bergegas pulang karena hari sudah senja,tapi di jalan ia menemukan seorang yang tergeletak di tanah.
"Woiy bangun, kau tak apa-apa??" Fuyuki cemas.
"Aku..." kata pria itu dengan suara lemas dan tak berdaya, orang itu tak lain adalah Arashi
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 9 : Malam Penuh Bintang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 907 Episodes
Comments
marwan mustofa
Dalam perjalanan Fuyuki menemukan sesosok tubuh yg tergeletak di jalanan, dia berusaha membangunkan ternyata dia Arashi. Apa yah terjadi kepada Arashi, betulan atau tipuan?
2022-11-11
1
marwan mustofa
Ternyata bingkisan yg dibawa Arashi pemberian ibunya berisi kue dan sudah dua hati, tentu saja tidak enak. Misaki mengepalkan tangannya tanda marah
2022-11-11
1
marwan mustofa
Dengan santai Arashi mengatakan kalau dia rindu dengannya, dengan refleks Misaki memukul kepalanya dan mengusir keluar dari kamarnya
2022-11-11
1