Keesokan harinya...
"Uhuk... uhuk..." Arashi tersadar dari pingsannya dan nampak kebingungan, "Huh... Di mana aku??"
"Rumah??Tempat tidur??" Arashi bertanya-tanya dalam hati sambil memandangi sekitar, "apa yang terjadi padaku??"
"Oh... Ya aku ingat, aku melawan para perampok. Tapi siapa yang membawa ku??" Arashi bertanya-tanya.
Lalu Arashi bangun dari tempat tidur dan bergegas keluar kamar, ia berjalan ke rumah lantai bawah.
Di lantai bawah tepatnya ruang makan
"Yo... Anak naga, kau sudah bangun ya?" Ucap Sauma-sensei yang sedang minum teh bersama si paman.
"Woiy, Pengembara bodoh kenapa kau ada di sini?" Bentak Arashi.
"Woiy... Woiy... Kau memang orang yang tak tahu terima kasih, dan oh... Ya namaku bukan pengembara tapi Kobayashi Sauma"
"Masa bodoh!! Cepat pergi dari sini!!"
"Oh... Arashi paman inilah yang membawamu kemari, katanya kau jatuh dari jurang lalu paman inilah yang menolongmu" sahut bibi sambil menaruh makanan dimeja.
"Jadi dia tidak memberi tahu mereka, ya?? Sebenarnya apa yang ia inginkan??" batin Arashi.
"Hei... Arashi ingat kata-kataku..."
"Kau merupakan sisa-sisa dari jalan naga yang hampir punah, dan juga jika kau ingin menyelamatkan banyak orang ikutlah denganku, kutunggu jawabanmu besok diperbatasan desa" ucap Sauma-sensei yang akan pergi
"didunia ini banyak orang yang kuat dan dengan kemampuanmu yang sekarang, kau takkan mampu melindungi siapapun"
"Kau tidak makan dulu ya?" tanya si bibi pada Sauma-sensei
"Tidak terima kasih." jawab singkat Sauma-sensei sebelum pergi
"Arashi, cepat ke sini!! Ayo kita makan!!" ajak paman.
"Tidak, terima kasih." jawab Arashi yang kemudian keluar, "aku butuh udara segar"
Dipadang rumput, Arashi merenung
"Apa aku harus meninggalkan desa ini?" batin Arashi sambil tiduran
"Padahal, aku sudah sangat menyukai tempat ini..."
"Jika kau ini menyelamatkan banyak orang ikutlah denganku, karena dengan kemampuanmu yang sekarang kau takkan mampu menyelamatkan siapapun" Arashi memikirkan kata-kata Sauma-sensei
Sepanjang hari Arashi hanya tiduran, bersantai dan memikirkan kata-kata Sauma-sensei hingga tak terasa sang surya telah terbenam dan haripun menjadi senja.
"Yosh... Sudahku putuskan!!" Arashi bangun dengan semangat dan bergegas pulang.
Setibanya dirumah
"Aku pulang...!!"
"Arashi, cepat kemari makan!! kau pasti sudah lapar?? " ucap bibi kepada Arashi yang baru pulang.
"Yosh... baiklah..." jawab Arashi dengan semangat.
Kemudian setelah selesai makan...
"Anu... paman, bibi aku ingin pergi ke kota untuk menemani Misaki!!" Ucap Arashi tiba-tiba
"Jadiku harap kalian mengizinkanku." kata Arashi singkat.
Keheningan pun terjadi setelah Ararhi menyatakan keinginannya pergi.
"Sudah kuduga suatu saat kau akan pergi, kami tidak bisa melarang ataupun mencegahmu, tapi ingat dimana pun kau berada kau akan tetap menjadi bagian dari keluarga kami." kata si bibi sambil menangis.
"Arashi kami menyayangimu." kata bibi sambil memeluk Arashi.
"Hah... setelah Misaki pergi sekarang giliran Arashi, sekarang rumah ini akan terasa sepi..." ucap paman
"Tenang saja, jika ada waktu senggang aku akan berkunjung..."
"Kalau begitu, cepatlah tidur besok adalah awal yang baru untukmu, dan juga kami akan menyiapkan bekal untukmu." kata paman.
Waktu berjalan cepat dan keesokan harinya.
Arashi bangkit dari tidur dengan penuh semangat berlari menuju lantai bawah.
"Yosh... Aku siap!!" kata Arashi sambil berlari.
Beberapa saat kemudian Arashi, di luar rumah.
"Arashi jangan lupa bekalmu dan jaga dirimu baik-baik ya?" kata si bibi.
"Dan ini ada titipan bekal untuk Misaki, kumohon kau mau memberikannya." kata paman sambil memberi kotak kecil.
"Yosh... Kalian tak perlu kawatir aku akan menjaga diriku baik-baik." kata Arashi bersemangat, "dan aku akan memberikan bekal ini pada Misaki..."
"Paman, bibi aku berangkat!!" Teria Arashi sambil melambai-lambaikan tangan.
"Arashi kami menyayangimu." guman mereka setelah Arashi jauh.
"Yosh... mulai sekarang kehidupan baru sedang menungguku..."
Senja hari, perbatasan desa...
"Anak itu lama sekali, apa dia tidak mau ya??" Sauma-sensei bertanya-tanya karena lelah menunggu
"Hah... Sekarang hari sudah senja mungkin dia tidak mau." Sauma-senseh bergegas pergi.
"Woiy... Woiy... Tunggu!!" teriak Arashi yang lari ngos-ngosan.
"Kau telat!! aku sudah menunggu dari tadi pagi tau!! bentak Sauma-sensei dengan marah.
"Hehehe... Maaf-maaf tadi ada kebakaran, dan seorang nenek terjebak di sana, jadi aku agak telat." jelas Arashi santai yang mukanya gosong.
"Sudah jangan banyak bicara ayo berangkat!!" ajak Sauma-sensei dengan kesal
"Sip..." jawab Arashi dengan penuh semangat, "Yosh... ayo berpetualang!!"
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 6 : Kota Bunga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 907 Episodes
Comments
marwan mustofa
Benar-benar seorang calon super Hero, mau pergi aja masih menyempatkan dirimenolong seorang nenek yang terjebak dlm kobaran api. Dengan bersungut-sungut Guru Suamu mengajaknya berangkat
2022-11-11
1
marwan mustofa
Pagi itu dengan penuh semangat Arashi menyiapkan kepergiannya, dia ingin berkelana hal yg tidak pernah ada dalam pikirannya. Sindiran Guru Suami membangkitkan jiwa patriotiknya agar kedepan bisa lebih banyak membantu dan menolong orang lain, dia sudah memiliki bekal keberanian dan Darah Naga Api yang mengalir dalam tubuhnya.
2022-11-11
1
marwan mustofa
Setelah seharian bermain dan bermalas-malasan Arashi pulang disambut bibinya, diapun menyampaikan maksudnya untuk menyusul Misako ke kota, padahal mau pergi bersama guru Suamu
2022-11-11
1