Hari-hari damai pun tercipta di Desa Kartaz setelah terjadi kebakaran
Burung-burung yang berkicau saling bersautan, angin berhembus dengan pelan, pohon yang rindang dan pemandangan alam yang mempesona mata menciptakan kenikmatan yang tiada tara bagi kehidupan manusia
Arashi adalah seorang pahlawan penyelamat dalam kobaran api yang terjadi di desa
Lalu secara mendadak ada seorang pengembara yang tak dikenal dan mengajak dirinya bergabung ke sebuah akademi yang bernama Red Eagle akan tetapi Arashi dengan malas menolak
Esok hari, ia menutup pintu rumah
Arashi nampak ceria dan bersemangat seperti biasanya, "Paman, bibi!! Aku berangkat dulu...!!" Teriaknya dengan tangan kanan membawa ember dan tangan kiri membawa pancing
Ya, anak itu akan pergi memancing
Paman dan bibi yang Arashi maksud sedang berkebun dihalaman depan rumah, "Ya, kau boleh pergi memancing tapii jangan pulang terlalu larut dan jangan terlibat masalah lagi..." ucap si bibi yang sedang menanam sayuran dikebun.
"Okey..." Jawab Arashi tersenyum dan ia berjalan pergi menuju sungai
Si paman yang berkebun nampak senang saat melihat keceriaan dan semangat dari Arashi, "Hahaha... Arashi kelihatan jauh lebih menikmati hidup ketimbang anak kita sendiri, Misaki, ya??"
"Hey, tak baik terus-menerus membicarakan keburukannya terlebih sekarang ia tidak berada dirumah..." ucag si bibi menasehati
"Ya... Ya... terlebih apa Misaki sudah sampai, ya?? Di kota Kronoz??"
"Entah..." kedua pasangan tua itu kembali berkebun
Arashi adalah seorang anak yang berusia 17 tahun, ia memiliki rambut merah pendek
Ia juga memiliki hobi yang aneh yaitu bermalas-malasan dan tak menyukai kerja keras
Arashi sendiri hanya penumpang dalam keluarga paman dan bibi
Ya, begitulah kehidupannya yang penuh waktu luang alias nganggur dan numpak ditempat orang
Beberapa saat kemudian ia sampai disebuah sungai kecil
Sungai yang jernih dengan aliran air pelan menghanyutkan perasaan
"Hmm... semoga saja hari ini hari keberuntunganku..." guman Arashi dengan suara pelan menikmati suasana,"Eehh...!!??" Ia terkejut begitu melihat ada orang yang sudah mendahuluinya
Orang itu berada ditempat yang biasa digunakan Arashi untuk nongkrong memancing
*****
"Woiy... Hay!! anak naga api merah." Teriak Sauma-sensei melambai-lambaikan tangan.
Terlihat Guru Sauma sudah dari tadi memancing, dan ia sudah mendapat tangkapan dua keranjang besar ikan.
"Apa...??" Arashi terkejut tak semangat ember dan pancing yang dibawanya jatuh.
"Kau telah menghabiskan ikanku pak tua bodoh!!" teriak arashi dengan amarah yang meledak-ledak
"Dan siapa yang kau sebut anak naga!!"
"Hehehehe... Salah siapa kau telat?? Dan aku sudah menunggu lama tau"
"Masa bodoh!! Ini hari keberuntunganku jadi jangan ganggu aku!!" Teriak Arashi dengan kesal
"Aku tak akan mengganggumu jika kau mau ikut denganku." balas Sauma-sensei dengan santai
"Sekali tidak mau tetap tidak mau tau!! Dan juga sudah berapa kali kau ku tolak!! Cepat pergi sana!!" Bentak Arashi dengan kasar
"Meskipun kau telah menolak sebanyak 7 kali, tapi kau akan berubah pikiran jika tahu ini" Sauma-sensei merapal jutsu
" Elemen Petir : Teknik lengan petir"
"Hebat, bukan??" Sauma-sensei menyombongkan diri (sebuah petir melapisi kedua lengannya)
"Dan lihat ini!!"
"Elemen Api : Teknik Rambut Api"
"Menakjubkan, bukan?? Kau pasti tak bisa berkata-kata" ucap Sauma-sensei dengan sombong (api berkobar-kobar dan rambut memanjang)
"Apa...??" Sauma-sensei syok melihat Arashi yang dari tadi tak memperhatikan dan malah sibuk mengupil
"Dapat!!" Ucapnya yang mengupil
"Woiy, kau!! Aku sudah susah-susah mengeluarkan jurusku dan kau tak memperhatikan!! Kau malah sibuk dengan upilmu!! Apa kau tak punya etika??" teriak Sauma-sensei yang sekarang amarahnya sedang di atas kepala.
"Maaf-maaf ngomong-ngomong siapakah kau?" tanya Arashi dengan lagak tak tau.
"Apa...?? Aku diabaikan baru kali ini aku diabaikan." Sauma-sensei syok, setelah usahanya yang keren-keren percuma
"Baiklah... Namaku adalah Kobayashi Sauma dan aku adalah seorang guru di perguruan Red Eagle. Jadi jangan lupa ya?" teriak Sauma-sensei
"Hah... Di sini berisik sekali" Arashi bergegas pergi.
"Sial, aku di kacangin" guman Sauma-Sensei yang hatinya syok karena pukulan yang hebat
Di pusat desa terjadi kekacauan
"Cepat, bakar semuanya ambil harta yang berguna!!" teriak ketua perampok.
"Habisi, semua yang menghalangi!!"
"Yeah...!!!" Para perampok membakar rumah penduduk, melukai dan tak segan-segan membunuh jika melakukan perlawanan.
Di tengah hutan, nampak masih kesal
"Orang tadi bicara apa ya?" guman Arashi sambil berjalan.
"Dia mengganggu saja!!" Arashi diam sejenak di bawah pohon.
Tiba-tiba Arashi merasakan hal-hal yang aneh, dan memfokuskan pikiran
"Tak salah lag ini bau darah, api dan suara tangisan. Apa yang sebenarnya terjadi di desa??" guman Arashi dan ia pun langsung melesat.
Sementara itu di desa.
"Hahahaha... hancurkan semuanya hingga jadi abu!! Hncurkan semua!!" teriak perampok sambil membakar rumah warga.
"Tolong jangan sakiti putriku!! Kumohon!!" tangis seorang ibu yang anaknya hendak dibunuh.
"Hiks... Hiks... Hiks... Kakak Arashi selamat kan aku!!" teriak si gadis yang kebetulan anak yang diselamatkan Arashi pada saat kebakaran, Pedang diayunkan kepada si gadis itu.
"Kumohon, jangan!!" Si ibu menjerit dan menangis.
"Jlleebb..."
"Tidak apa-apa aku di sini." Ucap Arashi yang tubuhnya telah tertusuk pedang.
"Jbbllast..." Arashi memukul dan menendang perampok dan membawa anak itu pada ibunya.
Lalu Arashi mencabut pedang yang menancap dipunggungnya itu.
"Siiaallaan!!" teriak Arashi sekeras-kerasnya, dengan emosi yang tak terbendung lagi
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 4 : Aku Takkan Menyerah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 907 Episodes
Comments
Raylanvas
bisa bisanya :v
2023-10-11
0
marwan mustofa
Demi melindungi anak perempuan untuk yg kedua kalinya, kali ini dia harus merelakan punggungnya menjadi sasaran pengganti dan pedang itu menancap di pinggirnya dan pemiliknya tetkapar
2022-11-09
1
marwan mustofa
iyaaaaa iyaaaaa iyaaaaa
sial bingiiit...
2022-11-09
0