Hannah menatap gedung besar dihadapannya dengan pandangan penuh tekat, hari ini adalah hari dimana Hannah akan bekerja sebagai asisten kedua Demitrius, dan juga hari pertama Hannah akan menjalankannya aksinya untuk menggoda Demitri.
"Hannah!"
Hannah menoleh pada seorang wanita yang melambai kearahnya, wanita itu adalah Sherin, seorang office girl yang sangat ramah terhadap Hannah.
"Ayo masuk, bentar lagi kita harus bersihkan toilet." Sherin dengan semangat menarik tangan Hannah namun dengan lembut Hannah tepis.
"Maaf Rin, tapi mulai hari ini aku sudah bukan Office girl lagi." Hannah tersenyum dan menepuk nepuk bahu Sherin lembut, meski ia baru sehari mengenal Sherin namun Hannah sudah merasa nyaman dengan Sherin dan Hannah juga tahu bahwa Sherin adalah orang baik.
Sherin menatap Hannah bingung, "Terus kalau bukan Office girl, lalu apa?"
Hannah tersenyum jahil, mengedipkan matanya sebelum akhirnya berkata "Rahasia, nanti juga kau akan tahu. Sudahlah aku bisa dimarahi bos nanti, ini hari pertama ku."
Sherin hanya mengangguk dan melambaikan tangannya kepada Hannah, jujur ia penasaran namun Sherin tahu Hannah pasti akan bercerita nanti, mungkin bukan sekarang.
***
"5 menit."
Hannah mengerutkan alisnya ketika ia masuk ke ruangan Demitri dan justru disambut dengan dua kata itu.
"Kau terlambat 5 menit." Demitri mengetuk ngetuk meja kerjanya dengan bollpoin, menunjukkan bahwa ia tidak suka dengan keterlambatan Hannah meski Hannah sendiri merasa tidak terlambat karena ia datang sebelum waktu jam kerja dimulai.
"Sebagai seorang asisten kau harus datang lebih awal dari ku, menyiapkan apa yang aku butuhkan. Tapi karena ini hari pertama mu dan kau adalah calon anak tiri ku maka aku akan memaafkan mu, ingat ini baik baik. Kau harus datang lebih awal dari ku, menyiapkan sarapan, makan siang, mengontrol jadwal ku meminum obat ku. Hanya pekerjaan mudah seperti itu, aku tidak akan membiarkan calon anak ku melakukan pekerjaan berat maka hanya itulah pekerjaan mu, kau mengerti?"
Demitri menatap Hannah dari atas kebawah, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Demitri mengetuk ngetuk meja kerjanya dengan bollpoin, tingkah Demitri saat ini seolah olah ia adalah fashion designer dan menjudge penampilan Hannah yang benar benar jauh dari kata 'baik'.
"Sebenarnya kau ini mau bekerja atau mau pergi ke pasar?" Demitri bangkit dari posisi nyamannya, "Pagi ini saja kau sudah melakukan dua kesalahan, aku tidak tahu bagaimana nanti kedepannya."
Hannah mengernyit, ia ingin bertanya dimana letak kesalahannya karena Hannah merasa bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan apa apa, Hannah baru saja sampai dan belum melakukan apa apa ia sudah mendapat kritik dan komplain dari Demitri.
Demitri yang seolah olah tahu apa yang Hannah pikirkan membuka suara, berkacak pinggang di depan Hannah. "Kesalahan pertama mu adalah datang terlambat, kau seharusnya datang lebih awal dan menyediakan sarapan di meja untuk ku sebelum aku datang, dan kesalahan kedua, pakaian mu itu. Jangan mempermalukan diriku dengan berkeliaran disekitar ku dengan pakaian kumuh itu, aku tidak ingin jika ada mitra kerja ku yang berkunjung nanti merasa tidak nyaman karena dirimu."
Demitrius merogoh saku jas nya, mengeluarkan kartu debit miliknya dan menodongkannya tepat di depan wajah Hannah, "Beli pakaian yang bagus, berdandanlah yang cantik jangan mempermalukan calon Ayah mu ini."
Hannah mengepalkan tangannya, ia ingin sekali memukul Demitri tepat di hidung mancung nya itu, kenapa bibir seksi Demitri itu lancar sekali dalam mengucapkan kalimat ejekan? Kalimat hinaan yang lebih pedas dari mie instan dari Korea yang Hannah makan semalam.
Hannah merampas debit card itu dan dengan penuh tekat Hannah berjalan keluar dari ruang kerja Demitri.
Lihat saja, akan ku habiskan uang mu ini. Aku akan belanja habis habisan dan aku akan berdandan secantik mungkin dan memastikan kau akan jatuh berlutut di depan ku.
Hannah mengeluarkan ponsel miliknya dan menjual nomor sahabatnya-Reyna Kasnova, satu satunya teman Hannah yang sangat sangat tergila gila dengan penampilan. Hannah yakin bahwa Reyna bisa membantunya belum lagi Reyna juga tahu seluk beluk soal menggoda laki laki.
***
"Shit!"
Hannah menepuk jidatnya, menyesali tindakan apa yang sudah dilakukannya. "Bodoh! Bodoh! Bodoh!"
"Kau ini kenapa sih?" Reyna berdecak sebal melihat tingkah laku aneh Hannah. "Apa menurut mu terlalu sulit mempraktekkan tips tips yang ku berikan?"
Hannah menggeleng, dengan heboh Hannah menggenggam tangan Reyna. "Bagaimana ini aku menghabiskan banyak sekali uang Demitri?!"
"Bukannya dia sendiri yang menyuruh mu pergi berbelanja, kenapa juga kau harus histeris seperti ini?" Reyna tidak habis pikir kenapa juga Hannah harus membesar besarkan masalah kecil seperti ini.
"Bagaimana kalau Demitri meminta ku untuk mengganti uang yang ku habiskan?!" Hannah ingin pingsan rasanya ketika ia mengingat nominal uang yang telah ia habiskan.
Reyna menarik bahu Hannah agar Hannah duduk dengan tenang, "Kalau kau berhasil merayunya apa dia akan berani meminta ganti uangnya? Jangan kan uang, kau minta pulau pribadi pun bisa dia berikan. Kunci nya hanya satu, buat dia bertekuk lutut pada mu. Mengerti?"
Hannah menarik nafas panjang, berusaha untuk menenangkan hatinya. "Ya, aku pasti bisa. Demi melihat Martha sialan itu menangis darah aku rela melakukan apapun."
***
Martha merengut sebal, panggilannya tidak diangkat oleh Demitri, padahal Martha ingin sekali bertemu dengan Demitri. Lebih tepatnya Martha ingin merayu Demitri agar mempercepat tanggal pernikahan mereka.
Martha menaruh curiga terhadap Hannah, Martha tahu bahwa Hannah sangat membencinya, Martha tahu bahwa Hannah sedang merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya jatuh.
Tapi Martha tidak bodoh, ia jelas mempunyai banyak strategi untuk melawan balik Hannah. Dan ketika Martha sudah berhasil menjadi istri Demitri, Martha akan memastikan Hannah tidak akan ada di dalam keluarga bahagia yang di idamkan nya.
Martha menatap botol obat yang berada di tangannya, malam ini Martha akan memastikan bahwa dirinya dan Demitri akan menghabiskan malam yang hebat berdua.
Jika Demitri selalu saja berpegang teguh dengan prinsipnya maka obat ini lah jalan satu satunya untuk mempercepat pernikahan mereka. Karena jika Demitri sudah menidurinya Martha bisa menuntut Demitri untuk segera bertanggung jawab, semudah itu.
"Demitri sayang, kau akan segera menjadi milik ku seutuhnya."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
susi lowati
bagus crita nya baru. mulai baca👍❤
2021-06-23
0
Daffa Alif
dimitri kaya gak ada cewe lagi didunia ini,nenek nenek aja demen,jijay bgt
2021-04-05
0
Momy Puput
visual dong thorrr🙏🙏😊
2020-11-12
0