Chapter 3 : Kerjasama

Setelah memutuskan untuk bekerjasama, aku dan Hyunsuk pergi menjelajahi gudang ini bersama-sama. Tapi bahkan setelah berjalan selama beberapa waktu kami masih tidak dapat menemukan ujung dari ruangan ini, hanya ada rak-rak besar tanpa batas yang membentang di segala arah. Huft, ini melelahkan, sebenarnya seberapa besar gudang ini?

Karena mungkin rasa sepi dan bosan atau situasi yang nampak cukup canggung antara kami berdua, Hyunsuk mencoba membuka pembicaraan padaku, " Ngomong-ngomong paman, bagaimana kau terjebak di tempat ini? "

" Umm, aku hanya melakukan aktivitas sehari-hari ku seperti bekerja. Pada saat pulang dan membuka pintu rumahku, aku menemukan isi rumahku hanya berisi ruangan hitam penuh dan kemudian sebuah fenomena aneh terjadi dimana ruang itu tampak mencoba menarik ku masuk, karena tarikan yang semakin kuat aku tidak bisa menahan diriku untuk ditarik masuk ke dalam ruangan. Kemudian ketika membuka mata, aku menemukan diriku di ruangan putih dan menjelajah sebelum menemukan pintu yang mengarah ke Gudang ini "

" Hmmmm Itu mirip dengan bagaimana aku tiba di ruangan ini, hanya saja saat itu aku masih di sekolah dan saat itu guru menyuruhku untuk mengantarkan barang ke gudang hanya untuk menemukan kalau isi gudang itu adalah ruangan hitam penuh dan juga sebelum aku dikirim ke ruangan putih. Dari kesimpulan yang kubuat, sepertinya ruangan hitam itu adalah kunci untuk keluar dari sini dan karena tempat tujuan kita berdua itu sama, ada kemungkinan orang lain juga terjebak di tempat ini. "

Aku mengangguk, " Yah jika memang ada orang lain, kuharap mereka baik-baik saja. Mungkin saja kita akan bertemu salah-satunya nanti "

" Semoga mereka orang baik. Ngomong-ngomong apa yang dari tadi paman bawa " ucap Hyunsuk sambil melirik kardus yang kubawa.

" Ini? ini sumber makanan kita. Aku menemukan ini di salah satu rak kosong sebelumnya. Apakah kau tidak melihat satupun kardus selama perjalanan mu tadi? "

" Aku sepertinya melihat beberapa, hanya saja saat itu aku fokus untuk mencari jalan keluar sehingga aku mengabaikannya " ucap Hyunsuk canggung sambil menggaruk kepalanya.

" Tidak masalah, jika melihatnya lagi kau bisa mengambilnya "

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan sambil memiliki percakapan kecil, dengan ini kami juga dapat saling mengendurkan kewaspadaan dan membangun sebuah kepercayaan.

Di perjalanan kami akhirnya menemukan beberapa kotak, yang isinya adalah paket 12 makanan ringan, 5 buah tas, 1 terpal, 2 monitor, 8 gulung tali rafia, dan sebuah katana. Kami membaginya semuanya diantara kami, karena kami telah menemukan tas, tidak perlu untuk membawa kardus kemana-mana lagi. Dan saat kita menemukan katana, Hyunsuk memutuskan untuk memberikannya padaku dengan syarat jika menemukan senjata selanjutnya dia yang akan memegangnya.

Yah, tidak peduli pada syarat itu. Bukti bahwa Hyunsuk berani menyerahkan senjata padaku itu hanya berarti bahwa ia memutuskan untuk percaya padaku. Melihat itu aku tersenyum kecil dan membawa katana tanpa penolakan

Tapi aku berpikir di dalam hati, kenapa tempat ini memiliki senjata seperti ini? Apakah ada bahaya di depan? Atau tempat ini memang hanya menyediakan benda acak? Kalau begitu apakah ada senjata api di suatu tempat? Jika seperti itu akan sangat berbahaya jika kami bertemu orang yang tidak benar.

Saat kami memulai perjalan kembali, kami akhirnya bertemu dengan orang ketiga. Itu adalah seorang wanita dewasa dengan ciri khas orang kaukasia. Saat wanita itu melihat kami, dia tampak ketakutan saat memegang tongkat besi dengan gemetar, jadi kami berusaha menenangkannya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya wanita itu memutuskan untuk ikut dengan kelompok kami. Kami juga memberikannya tas dan beberapa perbekalan kami untuk mengendurkan kewaspadaannya. Hanya setelah beberapa waktu menjelajah bersama, wanita itu mulai sedikit membuka dirinya untuk berkomunikasi denganku dan Hyunsuk.

Ngomong-ngomong, dari informasi yang kudapatkan, wanita itu bernama Olivia Natalie yang berasal dari USA. Olivia sendiri memiliki situasi yang sama saat dia tiba ditempat ini. Dia menemukan ruangan hitam saat membuka ruang kerjanya.

Karena kami adalah orang pertama yang ia temui di tempat ini, ia aktif bertanya baik itu mengenai tempat ini ataupun hal-hal lainnya. Jika itu Hyunsuk, ia sangat aktif menjawab mungkin karena tertarik dengan wanita ini, yah bagaimanapun Olivia sendiri adalah seorang wanita yang sangat cantik, tidak heran jika Hyunsuk merasa tertarik padanya.

Tapi sungguh bahkan setelah beberapa saat wanita itu tidak berhenti berbicara denganku dan Hyunsuk. Untuk orang sepertiku yang lebih banyak diam itu cukup menyakitkan, apakah semua wanita seperti ini biasanya? yah kenalan wanita yang aku tau adalah tipe pendiam sepertiku, jadi untuk bertemu tipe yang aktif seperti Olivia itu cukup menguras energi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!