The Indigo [ Breathing In Two Realms 2 ]

The Indigo [ Breathing In Two Realms 2 ]

Chapter.1 Yayasan Rumah batin

Pemandangan sekitar jalan begitu indah, aku menikmati pemandangan di sepanjang perjalananku menuju ke yayasan Rumah Batin milik Eyang Darmo. Aku masih merasa sedikit sedih karena harus berpisah dengan keluargaku.

"Haaah," aku menguap.

Pemandangan gunung-gunung yang berwarna hijau berhasil membuat rasa sedihku perlahan menghilang, pemandangan itu pun membuatku mengantuk dan tertidur pulas.

Aku tak tahu berapa lama aku tertidur. Hingga pada saat aku membuka mata, aku sudah berada di pedesaan.

"Kamu sudah bangun Rin?" tanya Eyang Darmo kepada-ku. Dia melihatku dari kaca spion tengah mobil.

"Udah Eyang," jawabku kepadanya.

"Sebentar lagi kita bakalan nyampe kok, kamu jangan sedih lagi ya Rin, di Rumah Batin kamu bertemu dengan teman-teman yang baik dan ramah. Mereka semua juga memiliki kemampuan yang sama sepertimu, kamu tidak akan merasa kesepian lagi," kata Eyang Darmo sambil tersenyum dari kaca spion tengah mobil.

"Iya Eyang, Airin gak bakalan sedih lagi kok," jawabku kepada Eyang Darmo.

Setelah sepuluh menit berlalu dari percakapan kami tadi, kami pun tiba di yayasan Rumah Batin.

"Yok turun," ajak Eyang Darmo kepadaku.

Aku turun dari mobil dan mengikuti langkah Eyang Darmo. Eyang Darmo melangkah menuju pintu masuk yayasan tersebut, kemudian dia mengetuk pintu rumah itu.

Tok Tok Tok.

"Siapa itu?" suara wanita terdengar merespon ketukkan pintu.

"Saya, Eyang Darmo," jawab Eyang Darmo kepada wanita itu.

Pintu pun dibuka oleh wanita itu. "Oh Eyang. Silahkan masuk," wanita itu menyambut kedatangan kami. "Silahkan duduk," wanita itu mempersilahkan kami untuk duduk.

Aku dan Eyang Darmo duduk setelah dipersilahkan oleh wanita tadi. Wanita itu juga ikut duduk bersama.

"Anak-anak di mana?" tanya Eyang Darmo kepada wanita itu.

"Mereka belum pulang sekolah," jawab wanita itu dengan ramah.

"Saya masih ada kerjaan di Bandung, jadi saya harus pergi sekarang, sampaikan salam saya kepada anak-anak ya," kata Eyang Darmo kepada wanita itu.

"Maaf Eyang, gadis cantik itu siapa?" wanita itu mengarahkan pandangannya kepadaku dan bertanya kepada Eyang Darmo siapakah aku ini.

"Oh iya, Eyang hampir lupa menitipkan anak ini kepadamu. Perkenalkan, ini Airin Kanyasara, anak yang saya ceritakan kemarin di telpon, dia akan tinggal di sini sampai dia dapat memahami cara mengandalkan kemampuan yang dimiliki olehnya,” Eyang Darmo memperkenalkanku kepada wanita itu, Kemudian Eyang Darmo menitipkanku kepadanya.

"Baiklah Eyang, saya akan menjaga Airin sebisa mungkin, saja juga akan merawatnya seperti merawat anak-anak yang lainnya," jawab wanita itu dengan senyuman.

"Pak! Barang-barang gadis itu sudah saya letakkan di kamarnya," kata supir mobil Eyang. Dia melapor bahwa dia sudah meletakkan barang-barangku di kamar yang bakal aku tempati.

"Ya sudah kalau begitu, kita akan segera berangkat," jawab Eyang Darmo kepada supir mobilnya. Dia pun berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan kepadaku dan wanita itu. Kami mengantarkan Eyang Darmo sampai ke depan rumah.

"Saya titip Airin dan jangan lupa sampaikan salam saya kepada anak-anak lainnya," kata Eyang Darmo kepada wanita itu.

"Rin Eyang pulang ya, Jaga diri kamu baik-baik, jika kamu memiliki masalah, jangan sungkan untuk menceritakannya kepada Kakak ini," pesan Eyang Darmo kepadaku.

"Baiklah Eyang, Hati-hati di jalan," jawabku kepadanya.

Eyang Darmo melangkah menuju mobil dan masuk ke dalamnya. Mobilnya berputar untuk berbalik arah dan setelah itu Eyang Darmo membuka kaca mobil.

"Eyang pergi ya," Eyang Darmo menyapa kami dari dalam mobil. Kami juga menyapa balik kepada Eyang Darmo.

"Eh Eyang… jangan pergi dulu, saya sudah membuatkan minuman untuk Eyang…"

Tiba-tiba wanita yang memiliki badan tidak terlalu gemuk keluar dari dalam rumah dan meminta Eyang untuk tidak pergi dulu karena dia sudah menyiapkan minuman. Tetapi dia terlambat, Eyang Darmo sudah menutup kaca mobil dan sudah lumayan jauh dari yayasan pada saat dia memanggil Eyang Darmo.

"Dasar gendut, buat minuman aja udah kaya buat rumah," ejek wanita yang berada di sampingku dengan nada usil.

"Enak aja gendut, gwe itu langsing tau! Lagian gwe lama buatnya karena gwe buatnya itu pake hati bukan pake jantung kaya lu! Makanya makanan, minuman yang gwe buat lebih enak dari pada yang lu buat!" jawab wanita gendut itu kepada wanita yang berada di sampingku. Dia menjawabnya dengan perasaan tidak terima, perasaan itu sudah kelihatan dari wajahnya.

"Udah deh. Gwe males debat sama lu! Ayo Rin ikut Kakak!" ajaknya kepadaku. Dia menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam.

"Lah, kok gwe ditinggal?" kata wanita yang cukup gendut tadi. Dia pun berjalan mengikuti langkah kami.

"Duduk Rin!" kata wanita itu dengan lembut. Aku pun langsung duduk dan tersenyum.

"Ayo diminum, minuman yang saya buat!" kata wanita yang rumayan gendut itu. Dia menawarkan minumannya kepadaku. Aku tersenyum dan mengangguk untuk merespon tawaran yang diberikannya. Aku mengambilnya segelas minumannya dan meminumnya sedikit.

"Gimana? Enak, kan?" tanya wanita itu setelah aku mendeguk minumannya.

"Iya enak kok minumannya!" jawabku sambil tersenyum. Wanita itu tertawa bangga dan bertepuk tangan.

"Perkenalkan, nama Kakak Amara Syahnaz. Kamu bisa panggil aku Kak Amara," wanita yang berada di sampingku memperkenalkan dirinya kepadaku. Aku mengangguk kepadanya setelah dia memperkenalkan diri.

"Kalau namaku Leni Marlina, aku sering dipanggil Kakak Marlina," wanita itu pun memperkenalkan dirinya sambil tersenyum ramah.

"Gak ada yang nanya!" kata Kak Amara kepadanya dengan jutek.

"Apaan sih lu? Gwe perkenalan sama ni bocah kok lu yang sewot!" jawab Kak Marlina dengan tidak terima. Kak Amara pun tidak menghiraukannya dan langsung menarik tanganku, dia mengajakku pergi meninggalkan Kak Marlina.

"Kita mau kemana Kak?" tanyaku kepada Kak Amara.

"Kakak mau nunjukin kamar kamu," jawabnya dengan singkat. Aku hanya mengikuti langkahnya. kami menaiki tangga dan akhirnya kami pun tiba di kamar nomor enam.

Krek.

Kak Amara membuka pintu kamarku dan membawaku masuk kedalamnya. "Ini kamarmu Rin!" jelasnya kepadaku.

"Kak, Kakak kok gitu sih sama Kak Marlina? kasian tau!" tanyaku kepada Kak Amara.

"Airin, itu tadi cuma bercanda aja kok!" jawab Kak Amara kepadaku sambil tersenyum. Kemudian kami duduk di kasur sambil membongkar tasku dan menyusun isinya di atas meja dan bajuku dimasukkan ke dalam lemari.

Pada saat kami beres-beres kamar, kami bercerita tentang alasan mengapa aku dititipkan di Yayasan Rumah Batin ini.

Setelah beres-beres selesai, aku pun bertanya kepadanya tentang Yayasan Rumah Batin ini. Dia pun menjelaskan kapadaku kalau Rumah Batin ini didirikan untuk menyelamatkan batin anak indigo dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Banyak anak indigo yang mengakhiri hidupnya dengan alasan dia tidak kuat dengan kemampuannya. Itu adalah salah satu gangguan batin yang tidak diinginkan. Yayasan ini didirikan agar anak indigo tidak merasa kesepian dalam menghadapi kelebihan yang dimiliki olehnya. Yayasan ini memiliki kegiatan yang menakjubkan, yaitu berwisata ke alam gaib bersama-sama.

Di dalam kegiatan itu anak indigo akan didampingi oleh Eyang Darmo, kegiatan itu biasanya dilakukan pada akhir bulan. Yayasan ini hanya dijadikan untuk tempat tinggal, anak-anak yang tinggal di sini akan bersekolah di kota dengan mengendarai bus yayasan. Jangka waktu dari yayasan ke sekolah sekitar dua jam.

Setelah panjang lebar Kak Amara bercerita tentang yayasan ini, dia menyuruhku untuk beristirahat dan dia akan membangunkanku pada saat anak-anak lainnya pulang dari sekolah.

Kemudian dia keluar dari kamarku. Aku pun langsung menuju kamar mandi untuk mandi karena terasa lengket dengan keringat.

Krek.

Aku membuka pintu kamar mandi dan keluar dari dalamnya. Setelah selesai mandi aku pun mengeringkan badanku dengan handuk, lalu mengenakkan baju piyama, dan langsung beristirahat melepaskan lelahnya perjalanan menuju ke Yayasan Rumah Batin ini

Bersambung

Terpopuler

Comments

Siti Arbainah

Siti Arbainah

dari awala baca kya familiar bgt trus lanjut baca smpai bwah ehh ternyta udh pernah baca novel ini😅, biarpun udh brpa tahun tpi ttap ingat alur cerita nya

2023-08-03

0

ᥫ᭡𝐚𝐧𝐭𝐢𝐚🧸

ᥫ᭡𝐚𝐧𝐭𝐢𝐚🧸

sedang memahami alurnya....😊

2021-06-05

0

Syakira Ula

Syakira Ula

oke

2021-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter.1 Yayasan Rumah batin
2 Chapter.2 perkenalan
3 Chapter.3 kembalinya sosok hantu Bathup
4 Chapter.4 Rapuh
5 Chapter.5 Spesial Lagu Tidur
6 Chapter.6 Kemampuan Breathing in two realms ternyata sangat luas
7 Chapter.7 Kedua Kaka ku ditemukan!
8 Chapter.8 kembali rapuh
9 Chapter.9 Kata kata pahit.
10 Chapter 10 spesial Menari dalam kendali iblis
11 Chapter.11 Iblis jahat Na'ene'
12 Chapter.12 Back to school
13 Chapter.13 Wali kelas yang sombong
14 Chapter.14 Salah tingkah
15 Chapter.15 Story' of Riana
16 Chapter.16 Khayalan tentang cinta
17 Chapter.17 Ada apa dengan Klara?
18 Chapter.18 Arti sahabat
19 Chapter.19 Bullying di sekolah
20 Chapter.20 spesial kesurupan massal
21 Chapter.21 Habis gelap terbitlah terang
22 Chapter.22 i love you Tom
23 Chapter.23 Mereka datang
24 Chapter.24 Buku harian kak Amara
25 Chapter.25 Masuk ke masa lampau
26 Chapter.26 Mati tergantung
27 Chapter.27 Cerita desa Gantung
28 Chapter.28 Kemampuan Menjelajah waktu
29 Chapter.29 Key datang
30 Chapter.30 Daruma San: permainan mistis dari Jepang
31 Chapter.31 Daruma San 2
32 Chapter.32 The game has begin
33 Chapter.33 Hilang secara misterius
34 Chapter.34 Seperti mimpi buruk
35 Chapter.35 Dunia game yang mistik
36 Chapter.36 Selembar gulungan kertas dari gadis kecil
37 Chapter.37 Nyawa taruhannya
38 Chapter.38 Bisikan penyelamat
39 Chapter.39 Kalung berliontin bintang
40 Chapter.40 Patung malaikat
41 Chapter.41 Terlanjur tidak sadarkan diri
42 Chapter.42 Salah sangka
43 Chapter.43 Aku tidak sendirian
44 Chapter.44 Korsleting
45 Chapter.45 Riana menjadi boneka kayu
46 Chapter.46 Lubang persegi panjang
47 Chapter.47 Gadis kecil itu kembali membantu kami
48 Chapter.48 Mustika merah delima
49 Chapter.49 Empat penari
50 Chapter.50 Merancang rencana
51 Chapter.51 " Keyla. "
52 Chapter.52 " keempat penari itu lagi! "
53 Chapter.53 " Klara tidak ada di alam ini. "
54 Chapter.54 " Kembali terpukul. "
55 Chapter.55 " Kembali ke alam nyata. "
56 Chapter.56 Maaf
57 Chapter.57 Menjenguk Riana
58 Chapter.58 Berpisah dengan key
59 Chapter.59 Pagi yang menyenangkan
60 Chapter.60 Daging Sapi BBQ
61 Chapter.61 Dejavu
62 Chapter.62 Ritual pengakhiran
63 Chapter.63 Berlibur ke Alas Sirno
64 Chapter.64 Villa Merah
65 Chapter.65 kolam renang
66 Chapter.66 Manusia berjiwa iblis
67 Chapter.67 Bara api menjadi arang
68 Chapter.68 Desa jagat baru
69 Chapter.69 keji
70 Chapter.70 Pengabdi iblis
71 Chapter.71 Warisan ilmu hitam
72 Chapter.72 Basement
73 Chapter.73 Handy Talkie
74 Chapter.74 Varel
75 Chapter.75 Klara
76 Chapter.76 Tolak bala
77 Chapter.77 Aku Airin kanyasara, si anak indigo
78 Attention!
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Chapter.1 Yayasan Rumah batin
2
Chapter.2 perkenalan
3
Chapter.3 kembalinya sosok hantu Bathup
4
Chapter.4 Rapuh
5
Chapter.5 Spesial Lagu Tidur
6
Chapter.6 Kemampuan Breathing in two realms ternyata sangat luas
7
Chapter.7 Kedua Kaka ku ditemukan!
8
Chapter.8 kembali rapuh
9
Chapter.9 Kata kata pahit.
10
Chapter 10 spesial Menari dalam kendali iblis
11
Chapter.11 Iblis jahat Na'ene'
12
Chapter.12 Back to school
13
Chapter.13 Wali kelas yang sombong
14
Chapter.14 Salah tingkah
15
Chapter.15 Story' of Riana
16
Chapter.16 Khayalan tentang cinta
17
Chapter.17 Ada apa dengan Klara?
18
Chapter.18 Arti sahabat
19
Chapter.19 Bullying di sekolah
20
Chapter.20 spesial kesurupan massal
21
Chapter.21 Habis gelap terbitlah terang
22
Chapter.22 i love you Tom
23
Chapter.23 Mereka datang
24
Chapter.24 Buku harian kak Amara
25
Chapter.25 Masuk ke masa lampau
26
Chapter.26 Mati tergantung
27
Chapter.27 Cerita desa Gantung
28
Chapter.28 Kemampuan Menjelajah waktu
29
Chapter.29 Key datang
30
Chapter.30 Daruma San: permainan mistis dari Jepang
31
Chapter.31 Daruma San 2
32
Chapter.32 The game has begin
33
Chapter.33 Hilang secara misterius
34
Chapter.34 Seperti mimpi buruk
35
Chapter.35 Dunia game yang mistik
36
Chapter.36 Selembar gulungan kertas dari gadis kecil
37
Chapter.37 Nyawa taruhannya
38
Chapter.38 Bisikan penyelamat
39
Chapter.39 Kalung berliontin bintang
40
Chapter.40 Patung malaikat
41
Chapter.41 Terlanjur tidak sadarkan diri
42
Chapter.42 Salah sangka
43
Chapter.43 Aku tidak sendirian
44
Chapter.44 Korsleting
45
Chapter.45 Riana menjadi boneka kayu
46
Chapter.46 Lubang persegi panjang
47
Chapter.47 Gadis kecil itu kembali membantu kami
48
Chapter.48 Mustika merah delima
49
Chapter.49 Empat penari
50
Chapter.50 Merancang rencana
51
Chapter.51 " Keyla. "
52
Chapter.52 " keempat penari itu lagi! "
53
Chapter.53 " Klara tidak ada di alam ini. "
54
Chapter.54 " Kembali terpukul. "
55
Chapter.55 " Kembali ke alam nyata. "
56
Chapter.56 Maaf
57
Chapter.57 Menjenguk Riana
58
Chapter.58 Berpisah dengan key
59
Chapter.59 Pagi yang menyenangkan
60
Chapter.60 Daging Sapi BBQ
61
Chapter.61 Dejavu
62
Chapter.62 Ritual pengakhiran
63
Chapter.63 Berlibur ke Alas Sirno
64
Chapter.64 Villa Merah
65
Chapter.65 kolam renang
66
Chapter.66 Manusia berjiwa iblis
67
Chapter.67 Bara api menjadi arang
68
Chapter.68 Desa jagat baru
69
Chapter.69 keji
70
Chapter.70 Pengabdi iblis
71
Chapter.71 Warisan ilmu hitam
72
Chapter.72 Basement
73
Chapter.73 Handy Talkie
74
Chapter.74 Varel
75
Chapter.75 Klara
76
Chapter.76 Tolak bala
77
Chapter.77 Aku Airin kanyasara, si anak indigo
78
Attention!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!