“Apakah ada yang melihat Kak Amara?” tanyaku kepada teman-teman.
“Dia ada di ruangan makan!” jawab Ara kepadaku.
“Terima kasih Ra!”
Aku berterima kasih kepada Ara, kemudian aku langsung berjalan menuju ruang makan.
“Hi Rin! Kamu mau ke mana?” tanya Kak Marlina kepadaku, aku bertemu dengannya saat aku berjalan menuju ruang makan.
“Aku mau ke ruang makan Kak!” jawabku dengan singkat.
“Mau ngapain?” tanyanya lagi.
“Aku mau ketemu sama Kak Amara,” jawabku sambil tersenyum ramah.
“Ya sudah sana! Setelah itu jangan lupa untuk berkumpul di taman ya!” kata Kak Marlina. Dia mengizinkan aku untuk bertemu dengan Kak Amara dan setelah itu dia menyuruhku untuk berkumpul di taman.
“Baik Kak,” jawabku, lalu meninggalkannya pergi ke ruang makan.
Tok Tok Tok.
Aku mengetuk pintu ruang makan.
“Masuklah Rin!” jawab Kak Amara mempersilahkan aku masuk. Aku pun melangkah masuk ke dalam ruang makan dan mendekati Kak Amara yang sedang membantu Kak Marlina mencuci piring.
“Ka Marlina?” kataku dengan ekspresi sangat terkejut.
“Ada apa Rin?” tanya Kak Amara kepadaku.
“Apakah Itu benar benar Kak Marlina?” tanyaku masih dengan ekspresi kebingungan.
“Iya benar ini Kakak, emangnya ada apa sih? Kok kamu ngelihat Kakak kaya ngeliat hantu!” jawab Kak Marlina kepadaku.
“Tadi aku melihat Kakak di luar,” jawabku dengan ekspresi ketakutan. Kemudian Aku langsung bersembunyi di balik badan ka Amara.
Krekkk.
Tiba-tiba pintu ruang makan tertutup dengan sendirinya.
Daar.
Pintu itu kembali terbuka dengan keras. Tiba-tiba ada sosok yang menyerupai Kak Marlina berdiri di depan pintu.
“Hahaha…” sosok itu tertawa lepas dan dengan perlahan berubah menjadi sosok hantu yang menyeramkan.
“Siapa lu?” tanya Kak Marlina dengan ekspresi wajah yang lucu.
“Anak itu... tidak bisa pergi dariku lagi,” jawab hantu itu kepada Kak Marlina.
“Emangnya lu siapa? Pergi sana!” kata Kak Marlina sambil mengusir sosok jahat itu. Sedangkan aku masih bersembunyi di balik badan Kak Amara.
Aku juga mengamati ekspresi Kak Marlina pada saat dia berkomunikasi dengan sosok hantu itu. Dia sepertinya tidak ada rasa takut lagi jika bertemu dengan sosok hantu, dia terlihat santai pada saat berkomunikasi dengan sosok itu.
“Jangan takut Rin!” kata Kak Amara kepadaku, Dia berusaha untuk menenangkanku.
“Sebaiknya kamu pergi sekarang! Jangan kamu ganggu anak ini lagi,” kata Kak Amara. Dia mengusir sosok itu.
“Menyingkirlah kamu anak gadis,” sosok itu pun marah dan menyuruh Kak Amara untuk menyingkir untuk tidak melindungiku.
“Apakah kamu mau mendengarkan lagu indahku!” Kak Amara bertanya kepada sosok itu, apakah dia mau mendengar lagu indah darinya.
“Nyanyikan lah! Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab sosok itu dengan suara yang sangat menyeramkan dan bergema.
“Kalau kamu tidak takut dengan laguku, maka aku akan memanggil penjaga Rumah Batin ini dan menyuruh mereka untuk menghabisi mu!” jawab Kak Amara dengan lantang.
“Aku tidak takut dengan semua ancamanmu anak gadis!” jawab sosok itu dengan sombongnya.
“Baiklah kalau begitu!” kata Kak Amara. Lalu dia pun menyuruh Kak Marlina untuk melindungiku.
Setelah Kak Marlina melindungiku, Kak Amara langsung menundukkan pandangannya dan mulutnya juga terlihat seperti berbicara.
“Pergi dari rumah ini!”
Tiba-tiba tiga sosok datang melindungi kami dan mengusir sosok yang jahat tadi. Pada waktu yang sama juga, sosok jahat itu pun pergi meninggalkan ruang makan. Setelah sosok jahat itu pergi, tiga sosok yang melindungi kami pun membalikkan badannya menghadap kami.
“Terima kasih.”
Kak Amara membungkuk mengucapkan terima kasih kepada tiga sosok itu, kemudian mereka pun mengangguk dan pergi meninggalkan kami. Tiga sosok yang melindungi kami tadi memakai baju suster yang biasanya digunakan oleh suster-suster di panti asuhan.
“Airin, apakah kamu pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya?” tanya Kak Amara kepadaku.
“Ya, aku pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. Sosok itu pernah membawaku ke alamnya,” jawabku dengan singkat.
“Kalau begitu, apakah kamu bisa menceritakannya kepada kami?” tanya Kak Marlina kepadaku.
“Iya Kak, bisa!” jawabku kepadanya.
“Oke! Sebelumnya lebih baik kita bercerita di ruang tamu!” ajak Kak Amara. Kami pun langsung berjalan menuju ke ruang tamu dan langsung duduk di sofa.
“Baiklah, bisa saya memulai ceritanya?” tanyaku kepada mereka.
“Silahkan!” jawab mereka.
Aku pun memulai ceritaku. “Pada awalnya, aku di temukan Mama tergeletak di atas panggung dan setelah itu Mama merendamku di dalam bathub dengan maksud memanggil sosok yang membuatku pingsan di panggung. Tetapi Mama gagal memanggil sosok itu, dan yang datang adalah sosok yang lain.
“Sosok itu adalah sosok yang hadir tadi di ruang makan. Sosok itu membawa ku tenggelam ke dalam bathup.”
“Ma, Mama di mana?” Teriakku memanggil Mama. Aku terbangun di alam yang berbeda, aku terbangun di dalam sebuah kamar yang terlihat tua.
Krek.
Suara pintu kamar yang di buka. Aku melihat Mama mengenakkan long dress berwarna putih.
“Ada apa, Nak?” tanya Mama kepadaku. Dia lalu melangkah mendekatiku dan duduk di sampingku.
“Ma kita ada di mana?” tanyaku kepadanya.
“Kita sedang berada di tempat yang abadi,” jawab Mama, dia memelukku dengan erat.
Pada saat Mama mengatakan bahwa kami berada di tempat yang abadi, aku merasa ada sesuatu yang aneh padanya.
Aku melepaskan pelukannya dan melihat lehernya. Ternyata dia bukan Mama, karena jikalau dia Mama, dia pasti memiliki tanda lahir pada lehernya.
“Ma perutku sakit, di mana kamar mandinya?” tanyaku padanya.
“Kamar mandi ada di bawah, Nak,” jawabnya kepadaku.
Dia memanggilku dengan sebutan Nak, sedang Mama sangat jarang memanggilku dengan sebutan itu. Jawabnya tadi membuatku semakin yakin kalau sebenarnya dia bukanlah Mama.
“Aku ke kamar mandi dulu ya Ma!”
Aku pun berpamitan kepadanya. Aku hanya berpura-pura sakit perut untuk membuat alasan agar aku bisa pergi menjauhinya tanpa sepengetahuannya.
Tak tak tak.
Aku berlari menuruni tangga dan berusaha untuk bersegera kabur darinya. Aku sudah menyadari kalau aku sedang berada di dunia lain.
Krek.
Aku membuka pintu masuk rumah itu dan langsung lari keluar dan meninggalkan rumah itu.
Aku merasa sangat resah, karena aku tidak tahu ke mana aku harus pergi. Aku pun terus berlari dan berlari menjauhi rumah itu.
Setelah aku berada jauh dari rumah itu barulah aku berpikir ke mana aku harus pergi. Aku pun menangis dan berteduh di bawah pohon kering yang berada di dekatku, aku memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari alam ini.
“Tom!” tiba-tiba aku teringat dengannya. Aku lalu berpikir untuk memanggilnya, aku berharap dia dapat menyelamatkan aku dari dunia ini. “Tom! Tom!” aku berteriak kencang untuk memanggilnya.
Aku memanggilnya dengan sekuat tenaga. Berkali-kali aku mengulanginya, aku memanggil Tom hingga suaraku serak dan tenggorokanku terasa kering.
Aku pun kembali menunduk sambil menangis dan pasrah akan keadaan, namun tiba-tiba suara Tom terdengar.
“Airin, ada apa kamu memanggilku?”
Aku langsung mengangkat pandanganku dan menatapnya. “Tom, apakah kau benar-benar Tom?” tanyaku padanya. Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Aku langsung berdiri dan memeluknya.
“Ke mana saja kamu selama ini?” tanyaku kepadanya.
“Ceritanya sangat panjang, Sekarang kamu ikut denganku terlebih dahulu,” jawab Tom dan kemudian dia mengajakku untuk mengikutinya.
“Pergi Kemana?” tanyaku sambil melepaskan pelukan, aku khawatir dia adalah jelmaan dari Sosok yang menjelma menjadi Mama tadi.
“Aku tahu isi hatimu, jangan berpikir macam-macam. Ikutlah denganku, Bukannya kamu ingin keluar dari alam ini?” jawab Tom kepadaku. Aku meresponnya dengan menganggukkan kepala.
Aku percaya bahwa dia adalah Tom. Karena jawabnya cukup meyakinkan.
“Ayo!”
Dia mengangkatku dengan posisi yang sangat romantis. Dia pun mulai berlari cepat menuju entah. Di sepanjang perjalanan aku menatap wajah tampannya.
“Kita sudah sampai.”
Tom pun berhenti dan tetap mengangkatku. Aku mengalihkan pandanganku ke tempat yang dituju oleh Tom.
“Danau?” tanyaku kepadanya.
“Ya, benar. Danau itu adalah pintu untuk keluar dari alam ini,” jawab Tom.
“Terima kasih atas bantuannya, sekarang biarkan aku untuk turun.”
Aku berterima kasih kepadanya dan meminta kepadanya untuk menurunkanku dari tangannya.
“Tidak usah, aku akan ikut mengantarmu ke dalam sana,” jawab Tom. Dia tidak mau menurunkanku.
Tom langsung melangkah menuju danau dan dia membawaku masuk ke dalam danau itu.
Setelah kami masuk ke dalam danau itu, kami tiba-tiba berada di dalam kamar. Aku merasa ada yang janggal dengan kamar ini. Ternyata aku belum kembali ke alam biasa, tetapi aku malah kembali ke dalam kamar yang di huni oleh sosok yang menyerupai Mama tadi.
Aku langsung mencoba untuk pergi meninggalkan kamar ini sambil menarik tangan Tom. Tetapi ternyata dia bukan lah Tom, dia adalah sosok yang menyerupai Mama tadi. Dia berhasil menjebakku kembali ke dalam kamarnya.
“Lepaskan aku!” aku membentaknya.
“Kamu tidak bisa lari lagi dari kamar ini,” kata sosok itu sambil merubah dirinya menjadi sosok yang sangat menyenangkan.
Dia menidurkanku di atas kasur, dan melilitku dengan akar yang dikendalikan olehnya. Dia melilit tubuhku seerat mungkin bahkan sangking eratnya, lilitan akar itu pun membuatku pingsan di dalam alam gaib.
Kemudian Eyang Darmo datang setelah Kakak pertama saya memberikan kabar kalau saya menghilang secara misterius. Eyang Darmo melakukan ritual dan berhasil mengeluarkan saya dari alam gaib, dia sudah membakar sosok itu tetapi aku bingung kenapa sosok itu bisa kembali lagi,” aku menceritakannya dengan detail kepada teman teman.
" Dia ada di ruangan makan! "
Jawab Ara kepadaku
" Terimakasih Ra! "
Aku berterimakasih kepada Ara kemudian aku langsung berjalan menuju ruang makan.
" Hi Rin! Kamu mau kemana? "
Tanya Ka Marlina kepadaku, aku bertemu dengannya pada saat aku berjalan menuju ruang makan.
" Aku mau ke ruang makan ka'! "
Jawab ku dengan singkat.
" Mau ngapain? "
Tanyanya lagi.
" Aku mau ketemu sama ka Amara. "
Jawab ku sambil tersenyum ramah.
" Ya sudah sana! Setelah itu jangan lupa untuk berkumpul di taman ya! "
Kata ka Marlina. Dia mengizinkan ku untuk bertemu dengan ka Amara dan setelah itu dia menyuruhku untuk berkumpul di taman.
" Baik ka. "
Jawab ku, lalu meninggalkan nya pergi ke ruang makan.
" Tok Tok Tok. "
Aku mengetuk pintu ruang makan.
" Masuklah Rin! "
Jawab ka Amara mempersilahkan Aku masuk. Aku pun melangkah masuk kedalam ruang makan dan dan mendekati ka Amara yang sedang membantu ka' Marlina mencuci piring.
" Ka Marlina? "
Kataku dengan ekspresi sangat terkejut.
" Ada apa Rin? "
Tanya ka' Amara kepada ku.
" Apakah Itu benar benar ka' Marlina? "
Tanya ku masih dengan ekspresi kebingungan.
" Iya benar ini Kaka, emangnya ada apa sih? kok kamu ngelihat Kaka kaya ngeliat hantu! "
Jawab ka Marlina kepadaku.
" Tadi aku melihat Kaka di luar. "
Jawab ku dengan ekspresi ketakutan. kemudian Aku langsung bersembunyi dibalik badan ka Amara.
" Krekkk "
Tiba tiba pintu ruang makan tertutup dengan sendirinya.
" Daar "
Pintu itu kembali terbuka dengan keras, Tiba tiba ada sosok yang menyerupai ka Marlina berdiri di depan pintu.
" Ha ha ha. "
Sosok itu tertawa lepas dan dengan perlahan berubah menjadi sosok hantu yang menyeramkan.
" Siapa lu? "
Tanya ka'Marlina dengan ekspresi wajah yang lucu.
" Anak itu... tidak bisa pergi dariku lagi. "
Jawab hantu itu kepada ka Marlina.
" Emangnya lu siapa? Pergi sana! "
Kata ka Marlina sambil mengusir sosok jahat itu. Sedangkan aku masih bersembunyi dibalik badan ka Amara. Aku juga mengamati ekspresi ka Marlina pada saat dia berkomunikasi dengan sosok hantu itu. Dia sepertinya tidak ada rasa takut lagi jika bertemu dengan sosok hantu, dia terlihat santai pada saat berkomunikasi dengan sosok itu.
" Jangan takut Rin! "
Kata ka Amara kepadaku, Dia berusaha untuk menenangkan ku.
" Sebaiknya kamu pergi sekarang! Jangan kamu ganggu anak ini lagi. "
Kata Ka Amara. Dia mengusir sosok itu.
" Menyingkirlah kamu anak gadis. "
Sosok itu pun marah dan menyuruh ka Amara untuk menyingkir untuk tidak melindungi ku.
" Apakah kamu mau mendengarkan lagu indah ku! "
Ka Amara pun bertanya kepada sosok itu, apakah dia mau mendengar lagu indah darinya.
" Nyanyikan lah! Aku tidak takut dengan ancaman mu! "
Jawab sosok itu dengan suara yang sangat menyeramkan dan bergema.
" Kalau kamu tidak takut dengan laguku, maka aku akan memanggil penjaga Rumah batin ini dan menyuruh mereka untuk menghabisi mu!"
Jawab ka Amara dengan lantang.
" Aku tidak takut dengan semua ancaman mu anak gadis! "
Jawab sosok itu dengan sombongnya.
" Baiklah kalau begitu! "
Kata ka Amara. Lalu dia pun menyuruh ka Marlina untuk melindungi ku.
Setelah ka Marlina melindungi ku, Ka Amara langsung menundukkan pandangannya dan mulutnya juga terlihat seperti berbicara.
" Pergi dari rumah ini! "
Tiba tiba tiga sosok datang melindungi kami dan mengusir sosok yang jahat tadi. Pada waktu yang sama juga, sosok jahat itu pun pergi meninggalkan ruang makan.Setelah sosok jahat tadi pergi, tiga sosok yang melindungi kami pun membalikkan badannya menghadap kami.
" Terimakasih. "
Ka Amara membungkuk mengucapkan terimakasih kepada tiga sosok itu, kemudian mereka pun mengangguk dan pergi meninggalkan kami. Tiga sosok yang melindungi kami tadi memakai baju suster yang biasanya digunakan oleh suster suster di panti asuhan.
" Airin, apakah kamu pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya? "
Tanya Ka Amara kepada ku.
" Ya, aku pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. Sosok itu pernah membawaku ke alamnya. "
Jawabku dengan singkat.
" Kalau begitu, apakah kamu bisa menceritakannya kepada kami? "
Tanya ka'Marlina kepadaku.
" Iya ka, bisa! "
Jawab ku kepadanya.
" Oke! Sebelumnya lebih baik kita bercerita di ruang tamu! "
Ajak ka Amara. Kami pun langsung berjalan menuju ke ruang tamu dan langsung duduk di sofa.
" Baiklah, bisa saya memulai ceritanya? "
Tanyaku kepada mereka.
" silahkan! "
Jawab mereka.
Aku pun memulai cerita ku.
" Pada awalnya, aku di temukan mama tergeletak di atas panggung dan setelah itu mama merendam ku di Dalam Bathup dengan maksud memanggil sosok yang membuat ku pingsan di panggung. Tetapi mama gagal memanggil sosok itu, dan yang datang adalah sosok yang lain. Sosok itu adalah sosok yang hadir tadi di ruang makan.
sosok itu membawa ku tenggelam ke dalam Bathup.
Mah, mama dimana? "
Teriakku memanggil mama. Aku terbangun di alam yang berbeda, aku terbangun di dalam sebuah kamar yang terlihat tua.
" Krek. "
Suara pintu kamar yang di buka. Aku melihat mama mengenakkan long dress berwarna putih.
" Ada apa nak? "
Tanya mama kepadaku. Dia lalu melangkah mendekati ku dan duduk di samping ku.
" Mah kita ada di mana? "
Tanyaku kepadanya.
" Kita sedang berada di tempat yang abadi. "
Jawab mama, dia memelukku dengan erat.
Pada saat mama mengatakan bahwa kami berada di tempat yang abadi, aku merasa ada sesuatu yang aneh padanya.
Aku melepaskan pelukannya dan melihat lehernya. Ternyata dia bukan mama, karena jikalau dia adalah mama dia pasti memiliki tanda lahir pada lehernya.
" Ma perutku sakit, dimana kamar mandinya? "
Tanyaku padanya.
" Kamar mandi ada di bawah nak. "
Jawabnya kepada ku.
Dia memanggil ku dengan sebutan nak, sedang mama Juga sangat jarang memanggil ku dengan sebutan itu. Jawabnya tadi membuat ku semakin yakin kalau sebenarnya dia bukanlah mama.
" Aku ke kamar mandi dulu ya mah! "
Aku pun berpamitan kepada nya.
Aku hanya berpura pura sakit perut untuk membuat alasan agar aku bisa pergi menjauhinya tanpa sepengetahuannya.
" Tak tak tak. "
Aku berlari menuruni tangga dan berusaha untuk bersegera kabur darinya. Aku sudah menyadari kalau aku sedang berada di dunia lain.
" Krek. "
Aku membuka pintu masuk rumah itu dan langsung lari keluar dan meninggalkan rumah itu.
Aku merasa sangat resah, karena aku tidak tahu kemana aku harus pergi. Aku pun terus berlari dan berlari menjauhi rumah itu.
Setelah aku berada jauh dari rumah itu barulah aku berfikir kemana aku harus pergi. Aku pun menangis dan berteduh di bawah pohon kering yang berada di dekatku, aku memikirkan bagaimana cara ku untuk keluar dari alam ini.
" Tom! "
Tiba-tiba aku teringat dengannya. Aku lalu berpikir untuk memanggilnya, aku berharap dia dapat menyelamatkan aku dari Dunia ini.
" Tom! Tom! "
Aku berteriak kencang untuk memanggilnya. Aku memanggilnya dengan sekuat tenaga. Berkali kali aku mengulanginya, aku memanggil Tom hingga suaraku serak dan tenggorokan ku terasa kering.
Aku pun kembali menunduk sambil menangis dan pasrah akan keadaan, namun tiba-tiba suara Tom terdengar.
" Airin, ada apa kamu memanggil ku? "
Aku langsung mengangkat pandangan ku dan menatapnya.
" Tom, apakah kau benar-benar tom? "
Tanya ku padanya. Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Aku langsung berdiri dan memeluk nya.
" Kemana saja kamu selama ini? "
Tanya ku kepadanya.
" Ceritanya sangat panjang, Sekarang kamu ikut dengan ku terlebih dahulu. "
Jawab Tom dan kemudian dia mengajak ku untuk mengikutinya.
" Pergi Kemana? "
Tanyaku sambil melepaskan pelukan, aku khawatir dia adalah jelmaan dari Sosok yang menjelma menjadi mama tadi.
" Aku tau isi hati mu, jangan berpikir macam-macam. Ikutlah denganku, Bukannya kamu ingin keluar dari alam ini? "
Jawab Tom kepadaku. Aku meresponnya dengan menganggukkan kepala.
Aku percaya bahwa dia adalah Tom. Karena jawabnya cukup meyakinkan.
" Ayo! "
Dia mengangkat ku dengan posisi yang sangat romantis. Dia pun mulai berlari cepat menuju entah.
Di sepanjang perjalanan aku menatap wajah tampannya.
" Kita sudah sampai. "
Tom pun berhenti dan tetap mengangkat ku. Aku mengalihkan pandanganku ke tempat yang di tuju oleh Tom.
" Danau? "
Tanyaku kepadanya.
" Ya, benar. Danau itu adalah pintu untuk keluar dari alam ini. "
Jawab Tom.
" Terimakasih atas bantuannya, sekarang biarkan aku untuk turun. "
Aku berterimakasih kepadanya dan meminta kepadanya untuk menurunkan ku dari tangannya.
" Tidak usah, aku akan ikut mengantar mu kedalam sana. "
Jawab Tom. Dia tidak mau menurunkan ku.
Tom langsung melangkah menuju Danau dan dia membawaku masuk kedalam Danau itu.
Setelah kami masuk ke dalam Danau itu, kami pun tiba tiba berada di dalam kamar. Aku merasa ada yang ada janggal dengan kamar ini, Ternyata aku belum kembali ke alam biasa, tetapi aku malah kembali ke dalam kamar yang di huni oleh sosok yang menyerupai mama tadi, Aku langsung mencoba untuk pergi meninggalkan kamar ini sambil menarik tangan Tom Tetapi ternyata dia bukan lah tom, dia adalah sosok yang menyerupai mama tadi. dia berhasil menjebak ku kembali ke dalam kamarnya.
" Lepaskan aku! "
Aku membentaknya.
" Kamu tidak bisa lari lagi dari kamar ini. "
Kata sosok itu sambil merubah dirinya menjadi sosok yang sangat menyenangkan. dia menidurkan ku di atas kasur, dan melilit ku dengan akar yang di kendalikan olehnya. Dia melilit tubuh ku seerat mungkin bahkan sangking erat nya, lilitan akar itupun membuat ku pingsan di dalam alam gaib.
Kemudian eyang Darmo datang setelah Kaka pertama saya memberikan kabar kalau saya menghilang secara misterius.
Eyang Darmo pun melakukan ritual dan berhasil mengeluarkan saya dari alam gaib, dia sudah membakar sosok itu tetapi aku bingung kenapa sosok itu bisa kembali lagi*. "
Aku menceritakannya dengan detail.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Risa Lestari
aduhh pusing bacanya
2022-02-21
0
Nurhalimah Al Dwii Pratama
kirain bukan ulangan
2021-10-25
0
Nami
kok gitu sih diulang ulang kalau mau dikirim dibaca lagi dong
2021-03-12
3