Bab. 5

Ruchan sangat bahagia karena Leah menerima perjodohan itu, tanpa basa-basi Leah menerimananya, Ruchan siap mengumumkan si seluruh pesantren tentang perjodohan itu.

"Eh? Secepat itu? " Kata Leah.

"Kan seminggu lagi Mas aku kan mau nikah, dan pertunangan kita kan di barengin pada hari itu. Tenang, Papa mu sudah atur semuanya kok!!" kata Ruchan.

"Jadi kalian udah rencanaain semua ini ? " Tanya Leah.

Ruchan mengangguk.

"What!! Makin seneng dong uler-uler di rumah?" Kata Leah kesal.

"Apa dek?" Tanya Ruchan.

"Ahh enggak ada apa-apa kok!" Kata Leah.

"Jadi gimana; sudah siapkan ke Jogja ikut Kakak pulang ?" Tanya Ruchan.

Leah mengangguk pelan, tanpa malu-malau. Ya Allah dia menjatuhkan harga diriku(author)hahahah.

"Ohh iya, manggil nya Mas aja yaa" Kata Ruchan.

"Kenapa geli ya dipanggil Kakak?" Tanya Leah.

"Ya lebih berarti aja, kalau Kakak kan kesan nya aku ini Kakak kamu Dek"Kata Ruchan.

"Iya iya, Mas Ustadku yang ganteng" Goda Leah.

"Emang Mas ganteng kan?" Kata Ruchan menaik turunkan alisnya.

"Idih GR" Jawab Leah.

Leah dan Ruchan pun pulang setelah puas bercanda ria. Sampai di rumah, drama dua bersaudara pun di mulai.

"Assallamualaikum" Salam Ruchan dan Leah.

" Wa'alaikum sallam warrahmatullahi wabarokatuh"

"Eh Kak Leah udah pulang, nih Kak koper Kakak udah Amara siapin. Semuanya!!" Kata Amara dengan wajah tanpa dosa.

"Lo ngutak atik kamar gue?" Tanya Leah dengan menyipitkan matanya.

"Leah!!, maaf ya Mas anak kota memang nada bicaranya seperti itu"kata Arman.

"Belain teross aja. Eh Maemunah, tuh Mas Ruchan beliin kita semua martabak manis. Gih sono ambil di mobil, dan lo Jamillah, loe ambil di bagasi mobil ada hadiah buat lo. Gue mau ke kamar dulu. Capek Assallamualaikum" kata Leah

"waalaikum sallam"

Ruchan menatap Leah penuh dengan kasih, ia berjanji akan memberikan kebahagiaan yang selama ini tertunda dari Ibunya.

"sejak kapan nama gue Maemunah? Secara gue cantik gini, Glenca dong nama gue,awas aja lu" Batin Glenca.

"Ayoo ambil oleh-oleh dari Mas Ruchan" Kata Glenca.

Sementara dua bersaudara itu keluar.

"Ayo Nak Ruchan duduk dulu, atau mau Sholat dulu juga gak papa "Kata Soraya.

"Saya mau mandi dulu saja, terus sholat isyak, nanti ngumpul lagi sama kalian. Assallamualaikum" Kata Ruchan.

"waallaikum sallam"

Saat Ruchan ingin ke kamar, dia melewati kamar Leah. Ruchan melihat Leah sedang bengong di depan meja rias, Ruchan pikir Leah sedang teringat tentang Viko dan sahabat nya yang selingkuh itu, ingin sekali Ruchan mendekati Leah, tapi ia urungkan agar Leah bisa menenangkan diri dulu.

Leah pun tertidur.

"lho Han, gendhuk Leah nya kemana? Kok gak di ajak turun sekalian? Untuk makan malam .." Tanya Kyai Mahfud.

"Biar saya panggilkan Mas!!" kata Arman.

Arman pun ke atas untuk memanggil Leah dan mengajak turun untuk makan malam, sampai di kamar , Arman melihat Leah yang sedang tidur.

"Leah,nak, bangun nak. Makan malam udah siap lhoo. Turun yuk, semua orang sudah menunggu" Kata Arman.

"Leah mau tidur Pa. Leah capek" Kata Leah menarik.selimutnya kembali.

"ya sudah kalau gitu, Papa turun dulu ya" Kata Arman.

"Pa.." Lirih Leah.

"iya nak" Kata Arman mendekati Leah lagi.

Leah ingin sekali menanyakan, tentang perjodohan yang Papa nya atur dengan Kyai Mahfud. Kenapa.dirinya baru tahu sekarang, padahal perjodohan itu sudah sejak lama di atur oleh Papanya dan Kyai Mahfud.

"Iya sayang ada apa?" Tanya Arman.

"Pa? Papa kenapa sih, tiba-tiba nyuruh Leah menikah dengan menggunakan perjodohan kek gini. Apa Papa gak percaya kepada Leah?" Tanya Leah.

"Sebenernya , ini kemauan Mamamu dulu nak, Mama bilang dia akan bahagia kalau kamu biasa menikah dengan salah satu anak nya Kyai mahfud. Guru Mama mu, tapi semua keputusan ada di tangan mu Le, kalau kamu gak setuju secepatnya bilang sebelum semua terlambat " Kata Arman.

Leah tidak ingin menolak wasiat terakhir Mamanya itu,air mata Leah menetes di bantalnya, ia sangat rindu akan sosok Mama dalam dirinya. Ia bagaikan Cinderella di rumah itu.