Pagi hari, Leah dan Ruchan sudah menemui kedua orang tuanya, mereka ingin menyampaikan kan apa yang telah mereka bicarakan semalam tentang rencana mempercepat pernikahan nya.
Ruchan mengatakan, kalau dia berkeinginan mempercepat pertunangan dan pernikahan nya, dengan alasan Ruchan harus tausiyah ke liar kota. Ruchan takut Leah akan berubah pikiran setelah dia pulang dari perjalanan sucinya.
Orang tua mereka pun di buat kaget, tidak hanya orang tua mereka. Ikhsan dan dua saudara Leah juga kaget. Begitu mendadak dan tiba-tiba.
"Dek? Bener kalian berdua memang sudah memikirkan semuanya dengan matang?" Tanya Ikhsan
"Bismillah hirrahmanirrahim, Insyaallah aku siap Mas, Abi, Umi dan ini pun juga atas dasar kemauan dari kita berdua" Jelas Ruchan.
"Tunggu!! Kalian gak... " Tanya Glenca dengan menggunakan bahasa isyarat (wik wik)
"Astaghfirullah hal'adzim, Naudzubillah himimdzalik, Ruchan bukan seperti itu kan?" Tanya Kyai Mahfud.
"Astaghfirullullah hal'adzim, ya endak to Bi. Ruchan tau mana yang benar mana yang salah lah. Buat apa Ruchan belajar jauh-jauh sampai Kairo, kalau tidak bisa membedakan apa yang harus di jauhi dan di laksanakan Abi." Jelas Ruchan.
"Alhamdulillah hiroobbil'alamin"
"Emm maaf Umi menyela, boleh gak kalau Umi ngobrol berdua dengan Leah?" Tanya Umi Desi.
Leah menganggu dan beranjak mengikuti Ibu Nyai ke kamar nya. Dengan sedikit rada bingung, kenapa Uminya Ruchan ingin berbicara kepadanya.
"Leah, Umi boleh tanya sesuatu? Tapi Leah jangan tersinggung yaa." Kata Umi Desi.
"Iya Umi, Umi mau tanya apa?" Ujar Leah.
"Leah, kita ini senasib. Kita menikah dengan perjodohan, Umi juga bertanya ke calon suami Ikhsan tentang ini, karena mereka juga di jodohkan" Kata Umi Desi pun menitiskan air mata.
"Sebenarnya apa yang ingin Umi tanyakan? Langsung keintinya saja. Kenapa Umi harus menangis?" Tanya Leah heran.
"Atas dasar apa kamu menyetujui perjodohan ini? dan kenapa? Kenapa secepat itu kalian memutuskan?" Tanya Umi Desi.
Leah yang tidak bisa berbohong atas perasaanya pun menjawab jujur, Leah bilang dia menerima perjodohan ini atas dasar dari hati nya. Leah mengatakan kalau dia mulai takut kehilangan Ruchan dan jika jauh dari Ruchan merasa resah.
Tapi Leah sadar, dia bukanlah perempuan solihah seperti ukhti-ukhti yang ada di pesantren ini, Leah masih harus belajar banyak. Tapi Ruchan yang akan mengajari nya sendiri, setelah sudah sah menjadi istrinya nanti.
Desi pun tersenyum, dia tau sekarang. Bahwa, memang ada rasa diantara keduanya, akhirnya Umi Desi berfikir kali ini dia akan benar-benar menikahkan sepasang jodoh, bukan sepasang perjodohan.
Desii pun tiba-tiba keluar dari kamar, dan bilang bahwa ia mendukung keputusan Ruchan dan Leah. Ruchan dan Leah pun kaget, senang, bahagia campur haru.
"Alhamdhulillah hirobbil'alamin".
Glenca bingung, ada hal yang tidak ia ketahui tentang Leah dan Ruchan, Glenca pun menyeret Leah keluar dan bertanya dengan kasar.
"Ikut gue!" kata Glenca sambil menyeret tangan Leah.
"Apa sih lu Glen? Sakit tau! Kalau Lu mau ngomong, ya ngomong aja. Gak usah pake nyeret tangan gue segala lah sakit tau! " Kata Leah mengusap-usap tangan nya.
"Loe yakin? Dengan mempercepat perjodohan ini? hello Viko mau lo kemanain?" Tanya Glenca.
"Gue yakin! Yakin banget, dan soal Viko sama gue udah gak ada hubungan apapun. Dan gak ada hubungannya ama Elu Maemunah!" Jawab Leah.
"Gue serius, tapi Viko boleh juga buat gue" Kata Glenca tidak tahu diri.
"Ambil sono, dan bawa jauh-jauh dari Gue" Kata Leah.
"Yakin Lu?" Tanya Glenca.
"Bodo amat!" Jawab Leah
Farhan pun mengumumkan tentang pertunangan Ruchan dan Leah yang akan di selenggarakan nanti malam. Dan membuat para santriwati yang mengidolakan Ruchan pun merasa patah hati. Bukan hanya para santriwati, bahkan seluruh pesantren juga kaget mendengar pengumuman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kerennnnnnnn
2021-02-07
0
Rizky Hafidzah
yaelah..maemunah..gak malu ap..mungut bekas kakak tiri
2020-04-15
4
Adelya Adel
ckckck
2020-04-06
1