"Eh kae Anton. Dewe nganggo Anton wae gawe njebak si anak kota kae. (Eh itu Anton. Kita pakai Anton saja buat njebak si anak kota itu)" Kata Linda kepada Arum.
"Eh yo ojo. (eh ya jangan)" Kata Arum dengan tegas.
"Leh ngopo? Kok ojo ki sajakke (lho Kenapa? Kok jangan)" Tanya Linda curiga.
"Yo kan Arum seneng ambek Anton mbak. (Ya kan Arum suka sama Anton mbak)" Jawab Arum.
"Bodo amat! Cepet ngomong sama Anton, kamu mau aku hukum?" Kata Linda mengancam.
"Iyo iyo" Kesal Arum.
Tapi rencana Linda gagal total. Saat di jalan, surat yang berisikan atas nama Leah, yang di buat oleh Linda salah tangan terima. Surat itu malah di kasih ke Ruchan yang sedang lewat di dekat Anton.
"Assallamualaikum. Arum kan?" Tanya Ruchan.
"Waallaikum sallam Us-Us-Ustad" Jawab Arum gugup.
"Loh kok gugup sih. Itu kertas apa yang ada di tanganmu? Dan ini kan kawasan santri putra, kenapa kamu kesini, dan apa kepentingannya. Kalau Kyai tau, kamu bisa di hukum loh" Tanya Ruchan.
"Ini, itu. Aku kesini karena ini. Ini surat dari Mbak Leah. Aa iya Mbak Leah!" Jawab Arum gugup.
"Kenapa harus pakai surat? Kan bisa datang ke rumah, kalau ndak kan bisa telfon" Kata Ruchan dalam hati.
"Oh gitu ya, ya udah makasih ya. Surat nya saya terima" Sambungnya.
"Assalmamualaikum" Salam Arum.
"Waalaikumsalam"
"Ku tunggu kamu di perpustakaan, di kursi 17. Terimakasih. Leah" Isi surat tersebut.
Sementara Leah pun juga di kasih surat oleh Ita, karena Ita ini polos dan mudah di bodohi oleh Linda. Dengan riang gembira, Ita pun memberikan surat palsu itu kepada Leah.
"Assallamualaikum" Salam Ita.
"Waalaikumsalam, ada apa ya?" Tanya Leah.
"Ini ada surat dari siapa gk tau. Tapi katanya buat kamu sih, penting gitu!" Kata Ita memberikan secarik kertas kecil itu.
"Dari siapa? Disini gak ada nama nya." Tanya Leah curiga.
"Ya gak tau lah, pokoknya dari santri cowok. Udah ya Assallamualaikum" Kata Ita pergi begitu saja.
"Waalaikumsalam, bener-bener kebanyakan orang aneh ni pesantren. Apa lagi si Linda itu, butuh di ruqyah itu" Gumam Leah.
"Dek Leah, aku tunggu kamu di perpustakaan, kursi no 17. Aku tunggu ya Tuan Putri" Isi surat itu.
"Biasa nya yang panggil tuan putri kek gini cuma Mas Ruchan deh. Segala pakai surat dan di titipin pula. Kenapa gak ngomong langsung aja sih. Ribet banget deh. Kesana aja lah, ngentengin fikir" Kata Leah.
Leah pun langsung datang ke perpustakaan. Tapi saat di perpustakaan Leah tak melihat siapa pun di sana. Leah menuju meja no 17, tidak lama kemudian Ruchan pun datang.
"Assallamualaikum waraahmatullahi wabbarrakatuh" Salam Ruchan.
"Waalaikumsalam, oh udah mulai genit sekarang? Pakai surat segala lagi, Mas kan ada kontakku to? Bisa kirim pesan dong sayang" Kata Leah.
"lhoh, bukan nya Adek yang nyuruh Mas kesini?" Tanya Ruchan.
"Enggak ah, nih Mas kan yang nitipin surat ini ke Ita, ngaku deh ah. Bisa kan langsung temui aku, bakal.nikah juga kan?" Kata Leah memberikan secarik surat itu.
"Enggak lah, malah ini Mas dapat surat sari Arum, katanya dari kamu gitu. Ya Mas percaya aja, siapa tau kalau memang kamu mau ngomong penting yang rahasia" Kata Ruchan.
Tiba-tiba terdengar suara para santri di luar. Seperti sedang kesal, bergemuruh saling adu mulut. Leah dan Ruchan pun bingung, Leah sekarang baru sadar kalau mereka sedang di jebak. Haih, anak kota seperti Leah, jebakan itu mudah di ketahui karena murahan.
"Mas kita di jebak ini, nyalain semua lampu cepet!" Pinta Leah.
Ruchan menuruti perintah Leah, dan duduk di meja no 16. Sedangkan Leah duduk di no 17. Pintu pun di buka oleh para santri dengan sangat keras.
"Apa yang kalian lakukan disini!" Kata salah satu santri dengan nada tinggi.
"Waalikum sallam, bisakah kalian membiasakan masuk ruangan itu harus salam dulu?" kata Ruchan dengan nadai santuy.
"Oh, Ustad Ruchan. Assallamualaikum" Salam para santri.
"Waalaikumsalam, ada apa ini ramai-ramai, mana gaduh juga lagi, ini perpustakan, harus tenang. Dan iya kamu Ustad Arifin, kemana aja kamu. Ke toilet lama sekali, aku sudah tidak nyaman hanya berdua dengan Dek Leah di ruangan ini. Kita belum menjadi Mahrom tau" Alasan Ruchan sambil mengedipkan mata , memberi kode kepada Arifin.
Arifin yang sadar atas kode Ruchan pun mengangguk, Ia mengerti kalau Ruchan sedang mengodenya. Dan menyuruh Arifin untuk membuat suasana tidak panas.
"Oh iya, untuk itu maaf Ustad, perutku tiba-tiba mulas, jadi harus lama menikmati indahnya pemandangan Dikamar mandi. Maaf ya maaf" Kata Arifin.
"Tapi Ustad Arifin, saat kita semua mau kesini, kenapa wajahmu kelihatan marah sekali. Seperti tak tahu apa-apa gitu" Tanya salah satu santri.
"Yo sopo sek ngerti, Nel sek mbok arep di grebek ki Ustad Rucahan karo calone. (Mana saya tau, kalau yang ingin kalian grebek itu Ustad Rucahan dan calon nya)" Alasan Arifin dengan nada sok tegas.
"Sudah cukup! Saya minta maaf telah membuat kekacauan di sini. Tapi saya di sini hanya mau belajar, saya tipe orang yang suka belajar di dalam kesunyian. Lagian kita tidak berduaan saja kok, ada Ustad Arifin juga tadi. Benarkan Ustad" kata Leah dengan tatapan dingin ke Arifin.
"Aaaaa iya bener sekali, tepat sekali cah ayu hehehe" Jawab Arifin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pelakor SDH beredar
2021-02-07
0
👑 Mellysa 💣
Aduh,,jaman sdh modern tp msh pake ngejebak pake surat segala. Linda mah memang oon. Untung Ruchan & Leah pinter,apalagi Arifin.
2020-06-04
7
Rizky Hafidzah
udah ada uler keket penganggu.
2020-04-15
3