Bab. 6

"Pa? Leah sayang banget sama Papa, tapi kenapa Papa berubah Pa. Berubah setelah menikah dengan Tante Soraya, Leah gak suka sama Tante Soraya Pa. Itu menyakiti hati Leah" Kata Leah.

"Pertanyaan Papa hanya satu, kamu mau gak nikah sama Ruchan. Dia adalah laki-laki yang tepat untuk kamu" Kata Arman.

"Tapi Leah tepat gak buat Mas Ruchan? Leah mau Pa nikah sama Mas Ruchan. Tapi Leah ini jauh dari kata Sholehah Pa, Leah gak mau bikin Papa malu" Kata Leah.

"Cukup jawaban kamu! Ok sekarang kamu istirahat besok kita semua harus ke Jogja" Kata Arman pergi.

"Jahat!! Papa jahat, egois" Kata Leah.

Ternyata Ruchan mendengar semua percakapan Leah dan papa nya. Ruchan berencana menanyakan tentang perjodohan nya besok, saat akan berangkat ke Jogja.

|||||

Subuh pun tiba, suara adzan berkumandang di komplek di mana Leah tinggal.

tok... tok... tok...

"Leah bangun! Ayo kita sholat berjamaah Papa tunggu di bawah yaa" Kata Arman.

"Emm iya Pa" Jawab Leah.

Setelah selesai sholat, semua bergegas siap-siap untuk pergi ke Jogja, saat semua sudah siap, tapi Leah belum juga keluar. Leah masih bersiap karena hari ini, pertama kalinya menggunakan gamis sejak sekian lama.

"Princess kita mana ya Pa? Kok belom kelihatan?" Tanya Amara.

" Sebentar ya nak, Kakak kamu mungkin kerepotan, hari ini Papa minta, Leah pakai gamis. Kan dia calon istri Ustad biar belajar pakai gamis" Kata Arman.

"Man! Kamu terlalu memaksakan Leah, biar dia menyesuaikan diri di pesantren sana" Kata Kyai Mahfud.

"Ahhh enggak Mas Kyai, Leah juga pernah kok pakai gamis. Emm belom lama, sekitar 15 tahun yang lalu" Kata Soraya.

"15 tahun lalu.?? Lama amat itu Leah masih 6 tahun kali Ma" Sambung Glenca.

"Kak Leah! Cepetan! Keburu panas macet" Teriak Amara.

Tak lama Leah pun keluar membawa koper. Semua terpana melihat Leah memakai gamis, tak kecuali Ruchan. Ia melihat Aisyah tanpa mengedipkan matanya. Dan seperti suara musik romantis terdengar di telinga Ruchan.

"Ehem! Kakak ipar, tolong ya di jaga pandangan nya" kata Glenca.

"Astaghfirulloh hal'adzim, mari semua nya" Kata Ruchan

Semua pun masuk ke mobil.Sekitar 1 jam mereka sampai ke Bandara, tak lama mereka siap berangkat.

Di pesawat juga Ruchan sedikit demi sedikit melirik Leah saat itu.

Ketika sampai di Bandara Jogja.

Disana sudah di jemput oleh santri dari pesantren dimana Ruchan dan Abinya tinggal.

"Assallamualaikum Kyai, Ustad" kata Farhan (nama santri itu).

"Waallaikum sallam"

"Monggo Kyai sampun di tenggo wonten pesantren (sudah ditunggu di pesantren)" Kata Farhan.

"Ayo-ayo, ayo Man.. "Ajak Kyai Mahfud.

"Monggo duluan Mas" Kata Arman.

Di jalan, Farhan selalu menggoda Ruchan.

Farhan adalah pengurus pesantren, dia masuk pesantren saat masih kecil, juga salah satu sahabat dari Ruchan.

Farhan pun tak luput menggoda Ruchan, yang ternyata Farhan tau kalau sahabatnya itu sebentar lagi mengadakan acara tunangan, barengan dengan nikahan nya Kakak nya.

"Bro, sek endi calon mu kui,.aku tak ndelok. (Bro, yang mana calonmu itu, aku pengen tau)" Goda Farhan.

"Stttt" Kata Ruchan tersenyum malu.

"Eh eh,opo iki? Seh due isin to? wah cubo Arifin melu, lhak tambah rame (eh eh, apa ini? masih punya malu ya? wah coba Arifin ikut,mesti tambah rame)" Kata Farhan.

"Opo sih? lha emange Arifin iku nangdi? Kok ora melu ik? (Apa sih? lha memang Arifin itu dimana? Kok gak ikut sih?"Kata Ruchan.

"Biasa to, cah kae ki rodo embuh, jarene rep golek buku gawe Ratna. (Biasa kan, bocah itu memang agak gimana, katanya mau cari buku buat Ratna)" Kata Farhan.

Ruchan mengangguk.

"Han, sek endi calon bojomu ki? (Han, yang mana calon istrimu)" Tanya Farhan.

"Sing nganggo gamis biru tosca? (yang pakai gamis biru tosca) " Jawab Ruchan sambil senyum-senyum.

Farhan langsung bisa menebak bahasa wajah Ruchan yang seperti itu, Farhan pun beberapa kali melirik ke arah Leah yang saat itu masih menggunakan earphone.