Siang terik hari itu membuat Xin Fai dan Lang yang sudah menempuh perjalanan selama dua hari beristirahat akibat kepanasan ditambah lagi perut mereka yang sudah kelaparan sejak tadi.
Di bawah pohon bambu Xin Fai duduk bersila dengan kitab di tangannya. Ia mengeluarkan beberapa persediaan makanan yang sempat dibelinya untuk dimakan, Xin Fai hanya memakan sedikit berbeda dengan Lang yang memakan bagiannya dalam sekejap mata.
Tidak mengherankan juga, dengan kekuatan besar yang Lang miliki dia juga harus mempunyai banyak tenaga. Xin Fai menyodorkan bagiannya kepada serigala itu.
"Makan ini, kau pasti belum kenyang, kan?"
"Grrrhhh..."
Lang hanya tertidur di atas lipatan tangannya enggan menerima pemberian Xin Fai, Xin Fai sendiri mencoba berburu saat Lang tertidur. Binatang buas sepertinya pasti hanya akan kenyang jika memakan daging sebesar kerbau. Meskipun Lang sudah pernah berkata jika Xin Fai adalah Tuan barunya, tetap saja Xin Fai tak ingin diperlakukan seperti majikan.
Xin Fai kembali dengan seekor kelinci di tangannya, dia membakar kelinci tersebut hingga membuat Lang membuka matanya.
"Lang,"
Serigala tersebut bangun dalam posisi duduk dengan mata keemasannya yang tidak bisa berpaling dari daging kelinci bakar tersebut.
"Makanlah, aku menangkapnya untukmu."
"Grrhhh... seharusnya aku yang mencarinya untukmu." Lang menyantap kelinci itu tanpa ragu-ragu, Xin Fai tersenyum kecil saat melihat makanan yang dia berikan sebelumnya juga habis dimakan Lang.
Selagi Lang tertidur, Xin Fai terus melakukan latihan dengan gigih seperti yang dikatakan Fu Shi, jika ingin dendamnya terhadap Manusia Darah Iblis terbalaskan, ia harus menghancurkan organisasi tersebut menggunakan kekuatannya sendiri.
Selain berlatih Xin Fai juga belajar memburu hewan, ia mencoba menggunakan Langkah Angin. Sebuah teknik dari kitab tersebut.
Perjalanan kembali dilanjutkan hingga petang, ketika itu Xin Fai baru saja turun dari atas Lang untuk melanjutkan latihannya lagi sebelum Lang bersuara.
"Air terjun itu ada di sekitar sini."
Memutar kepala ke seluruh penjuru, Xin Fai tak menemukan apa-apa. Ia menaikkan alisnya. "Benarkah? Aku tidak melihatnya."
"Meskipun sudah berlatih di goa kelelawar sampai seminggu kau tetap saja bodoh. Seharusnya dengan latihan itu, indera pendengaranmu jauh lebih sensitif. Kau sungguh tidak mendengar suara air terjun itu?"
Xin Fai hanya tersenyum kecut tak berusaha membantah, sejenak ia merasa kekuatannya tak bertambah banyak dan artinya perjalanannya dalam membalas dendam masih sangat jauh.
"Untuk menajamkan pendengaranmu, kau perlu meningkatkan konsentrasi setinggi mungkin setiap detik. Kau harus melakukannya sepanjang hidupmu."
"Hah, sepanjang hidupku? Apa kau bercanda?"
"Jika kau tak bersungguh-sungguh melakukannya, maka kau tak lebih dari seekor semut. Kau ingin menghabisi Manusia Darah Iblis, katamu? Dengan kekuatanmu yang menyedihkan itu?"
Kembali rasa penuh dendam menghantam dada Xin Fai, ia mengepalkan tangan dengan gigi merapat. "Aku akan menghabisi mereka dengan tanganku sendiri! Tunggu saja waktunya."
"Kalau begitu, kau bisa berlatih di air terjun itu."
Lang berhenti di depan sebuah air terjun yang mengeluarkan asap putih di sekitarnya. Sekilas tempat itu seperti air terjun biasa, namun Xin Fai bisa merasakan sesuatu yang aneh di tempat itu.
"Kau bisa melakukan latihan dengan duduk di batu itu," kata Lang. Batu yang dimaksud Lang terletak persis di bawah aliran air terjun yang deras.
Xin Fai melompat di antara bebatuan, jubahnya basah terkena air terjun. Di detik-detik pertama, ia merasa air terjun ini sama sekali tidak memiliki keistimewaan. Hanya air terjun biasa.
Namun pendapatnya sama sekali salah, perlahan-lahan suhu air naik dari yang awalnya hangat menjadi panas.
Semakin lama suhu air itu semakin ganas, suhu tersebut tak bisa ditolerir lagi oleh tubuh Xin Fai. Anak itu melompat akibat kepanasan. Saat melihat ke genangan air terlihat banyak gelembung air, pemandangan yang sama seperti air yang sedang mendidih.
"Apa-apaan air itu?!"
"Kau tidak bisa menahan air hangat itu?"
"Hangat katamu? Coba kau duduk di sana! Setelah itu aku akan menyiapkan pemakaman untukmu!"
Lang mendengus mendengarkan umpatan berapi-api Xin Fai. Serigala itu menuju air terjun dan duduk di bawah aliran air dengan tenang.
Sejenak Xin Fai terpana, mulutnya terbuka lebar-lebar. Bagaimana bisa serigala itu sama sekali tidak kepanasan di bawah air yang mendidih itu?
Dan yang lebih membuat Xin Fai terkejut adalah tubuh Lang sama sekali tidak basah. Serigala tersebut melompat tinggi dan dalam sekejap mata tiba di sampingnya.
"Kau hanya perlu memusatkan tenaga dalam untuk keluar dari tubuhmu, itu biasanya dipakai sebagai pelindung. Seandainya kau bisa menguasai teknik ini dengan sempurna maka jika ada seseorang yang hendak membunuhmu dengan seribu pisau pun nyawamu akan selamat."
Beberapa saat Xin Fai merasa tak yakin, dia baru bisa memusatkan tenaga dalamnya di ujung jari dan itu saja sudah begitu sulit belum lagi ke seluruh tubuh.
Latihan dimulai namun baru lima menit kulit Xin Fai mulai memunculkan gejala kemerahan, ia tetap memaksakan diri. Xin Fai duduk bersila berusaha berkonsentrasi, beberapa kali upayanya gagal karena bunyi air terjun begitu berisik ditambah lagi pikirannya yang melayang entah ke mana.
Semakin lama air terjun itu terasa seperti air rebus membuat Xin Fai mau tak mau kembali ke dekat Lang yang sejak tadi tertidur. Ia menghela napas berat berusaha mengeringkan rambut.
Ada satu perubahan yang dirasakan oleh Xin Fai setelah itu, ketika dirinya mulai terbiasa berkonsentrasi suara-suara dari kejauhan yang seharusnya tak terjangkau di telinganya mulai terdengar. Seperti bunyi bangsa para monyet di hutan.
Ketika tubuhnya sudah tak sepanas tadi Xin Fai kembali ke air terjun, sensasi hangat mulai terasa dan berganti ke suhu yang lebih ekstrim. Ia menggigit bibir menahan panas yang begitu dahsyat, dalam keadaan seperti itu Xin Fai tak berusaha memusatkan tenaga dalam lagi karena hampir hilang kesadaran.
Untungnya Lang segera membawanya ke daratan, cahaya keemasan keluar dari tubuhnya dan masuk ke dalam tubuh Xin Fai.
Anak itu terbangun memegangi kepalanya yang sakit.
"Ah... Panasnya..." Ia memutar pandangan pelan.
"Kukira aku sudah pingsan tadi, belum pingsan juga kau malah menyelamatkanku."
"Jadi kau ingin ku letakkan di sana untuk direbus?"
"Haha tidak, kukira dengan pingsan aku bisa sedikit beristirahat."
"Grrhhh... Kembali ke air terjun itu!" Lang melompat ke tempat Xin Fai, "Ini tempatku tidur, kau latihan saja lagi."
"Dasar serigala, tidur saja kerjamu sampai kiamat."
"Apa?"
"Ah tidak air terjunnya sangat nyaman, bagus untuk kesehatan kulit." Xin Fai tertawa paksa. Sambil menarik napas panjang dirinya berusaha menguatkan mental. Ia memasuki air terjun tersebut dan mulai merasakan keanehan saat berusaha mengendalikan tenaga dalam.
Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan yang mengelilingi seluruh tubuhnya. Cahaya itu bergerak cepat seperti pisau angin.
"Lang...? Ini apa?"
"Aku memberikan sedikit tenaga dalamku padamu, jika hanya mengandalkan tenagamu saja kau akan mati di sana."
Xin Fai mengangguk paham, meskipun kata-kata serigala itu pedas namun dia bisa merasakan bahwa Lang adalah siluman yang baik. Xin Fai tak akan menyia-nyiakannya, ia mengepalkan tangan di atas udara sambil berteriak.
"Yoshh!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjutkan
2023-10-04
0
LOLLYPOP
👍👍👍
2023-04-01
0
LOLLYPOP
💪🏽💪🏽💪🏽
2023-04-01
0