Malam harinya Lang tertidur di kamar sedangkan Xin Fai telah pergi mengelilingi kota, dia tak tahu apa yang anak itu rencanakan.
Di tempat lain Xin Fai yang baru saja membeli beberapa barang sekaligus mencari informasi berhenti. Dia menajamkan mata ke arah seorang pria kekar, mendekat lalu menguping pembicaraannya. Setelahnya Xin Fai pergi ke rumah dan menyiapkan beberapa barang yang diperlukannya.
Menjelang pagi ketika Lang terbangun dia tetap tak menemukan Xin Fai di manapun, serigala itu menggeram kesal karena tidak bisa keluar dari pintu kamar. Saat berpikir hendak menyeruduk pintu itu, seorang anak kecil masuk dengan senyuman terbaiknya. Banyak luka gores di tubuh anak itu disertai mukanya yang agak kumal.
"Ayo pergi," ajak Xin Fai menarik kepala Lang, serigala itu nampak ingin memberontak ditandai dengan geramannya yang kuat.
"Kalau bukan karena Iblismu sudah pasti aku mencabik tubuhmu bocah aneh!"
"Hahhahah!"
Lang tak habis pikir mengapa Xin Fai tidak memiliki sedikit rasa takut pun kepadanya, penjelasan paling masuk akal sekarang adalah Xin Fai memang bocah yang tidak waras.
Di perjalanan Xin Fai meminta agar Lang tidak terlalu cepat berlari karena tujuan mereka tidak terlalu jauh dari kota, mereka akan pergi ke hutan sebelumnya. Serigala itu mendesis beberapa kali saat tercium bau serigala lain di hutan ini.
"Grrhhh... Kau yakin ingin menghadapi pendekar hitam itu?"
Lang memang sempat menduga bocah akan mengambil taring milik Serigala Malam itu namun tak menyangka bahwa dugaannya benar.
"Bisa dibilang begitu."
"Apa kau gila? Aku bahkan tidak yakin kau bisa bertahan hidup dalam semenit bertarung dengannya."
"Aku bahkan belum mencobanya, dan kau malah menentukan kekalahanku!"
Beberapa kali Lang menggeram, bulunya semakin rontok ketika mahkluk buas itu berlari.
Xin Fai sempat menguping pembicaraan pendekar hitam bernama Zhang Bingjie itu, dari yang didengarnya dia akan bersemedi di goa kelelawar sekitar hutan sekaligus mencari peninggalan kuno. Dikatakan di dalam goa itu sudah banyak korban melayang, bahkan pendekar aliran putih yang memiliki ilmu bela diri tinggi pun kehilangan nyawanya di sana.
Dia memutar pandangannya di seluruh penjuru, pohon-pohon tinggi berjajar rapi sesekali bergerak diterpa hembusan angin. Saat pandangannya fokus menengadah, sebuah pisau terbang dengan kecepatan tidak manusiawi ke arahnya.
Xin Fai yang tidak sempat menghindar terkena luka goresan yang cukup dalam hingga mengeluarkan banyak darah, Zhang Bingjie menatap mereka dengan dingin.
"Apa kau ingin mencari itu juga?"
Xin Fai tak menjawab, dia tidak tahu maksud yang dikatakan Zhang Bingjie. Jelas-jelas yang sedang dia incar adalah taring milik serigala berbulu hitam pekat di mulut goa.
Tak menunggu lama Zhang Bingjie mengeluarkan puluhan pisau di balik jubahnya. Xin Fai berlari gesit di antara batang pepohonan sedangkan Lang langsung menerkam ke arah Serigala yang tempo lalu mencari masalah dengannya.
Pertarungan dua serigala itu tak terelakkan, Zhang Bingjie melepas pandangannya ke arah Xin Fai tajam sambil tersenyum.
"Nyalimu besar juga, anak muda."
Dengan sebilah pisau biasa di tangannya, Xin Fai beradu serangan dengan pedang lawannya. Tubuhnya mulai lecet di beberapa bagian secara cepat, kekuatan Zhang Bingjie tak pernah dia saksikan sebelumnya. Xin Fai baru sadar, ternyata kekuatan inilah yang membedakan seorang Pendekar dengan nelayan seperti Ayahnya.
"Jangan melamun selagi bertarung! Jika tak memiliki kemampuan setidaknya berpikirlah untuk mempertahankan nyawamu!"
"Gerakanmu sangat lamban! Persis seperti kura-kura!"
"Jangan menyerang terlalu lebar, kau membuat banyak celah!"
Xin Fai mundur lalu berjongkok dengan napas terengah-engah, dia mendongak ke arah Zhang Bingjie yang daritadi tak banyak bergerak, baru kali ini dia diajari oleh seseorang. Dan seseorang itu adalah pendekar aliran hitam yang menakutkan.
Luka di tubuh Xin Fai menganga lebar, ia mulai kehabisan darah. Di sisi lain Lang menguasai pertarungan, Serigala Malam menciut dengan geraman kecil.
Xin Fai menembakkan beberapa serangan lagi, pisau yang dibelinya tak ada satupun yang mengenai musuhnya.
"Persis seperti permainan anak-anak."
Lelaki bertubuh kekar itu mengambil langkah maju, dengan kecepatan seperti menyatu dengan angin, Zhang Bingjie berhasil berpijak di dekat Xin Fai dalam beberapa detik.
"Kau tidak lebih seperti mengantar nyawamu sendiri!"
Pedang panjang itu membelah udara ditambah dengan aura pekat kehitaman di tubuh lelaki membuat Xin Fai tak bisa bergerak.
"Grrooaahhh!"
Lang menerkam ke arah Zhang Bingjie dengan gerakan yang menimbulkan gelombang kejut, pepohonan bergerak tak beraturan seperti bertemu tornado. Zhang Bingjie mundur beberapa langkah.
Xin Fai sendiri terpana melihat kekuatan Serigala Berbulu Emas itu, namun semuanya langsung teralihkan ketika Serigala Malam milik Zhang Bingjie menerkam Lang.
Dia tak tinggal diam, dengan mengeluarkan satu pisau tersisa Xin Fai maju menerjang lawan. Pergerakan anak itu mudah dibaca oleh seorang Zhang Bingjie seperti membaca buku.
Xin Fai bergerak memutar hendak menghunus pisau namun perutnya ditendang sampai dia terpental puluhan meter. Tendangan itu menimbulkan bunyi tulang yang retak, Zhang Bingjie mendekat membuat anak itu buru-buru bangun dengan mulut mengeluarkan darah segar.
"Kuakui keberanianmu, dengan begitu kau akan kubunuh secara terhormat."
Xin Fai yang pandangannya mulai kabur menoleh ke arah serigalanya, Lang. Serigala itu terkapar berdarah sedangkan musuhnya terus menikam, Xin Fai ingin menolong tapi dia bisa merasakan sendiri dadanya sakit.
"Arrrgh..." erangnya sambil mencengkram rumput dengan marah.
"Kau hanya mengantar nyawamu, tidak perlu sampai membuat serigala itu kehilangan nyawanya juga, kan?"
Zhang Bingjie semakin dekat, "aku ampuni nyawamu. Serigalamu akan menjadi milikku."
Suara samar-samar musuhnya masih bisa terdengar oleh Xin Fai, dia menyatukan giginya kuat. Lang mengerang kesakitan dengan punggung bekas lukanya yang semakin melebar.
Efek racun dari kelabang mulai menggerogoti tubuh Lang, serigala itu melolong kuat namun lawannya seperti tak memberinya ruang untuk bernapas. Di saat-saat terakhir, Lang bangkit dengan sisa tenaganya lalu menerkam musuh.
Kedua serigala itu terkapar kehilangan banyak darah, pertarungan antar serigala itu berhenti membuat Zhang Bingjie bersuara.
"Ah, dia mulai jinak padamu. Sepertinya aku semakin ingin membunuhmu," ujar Zhang Bingjie pelan namun keras. Seekor Serigala Berbulu Emas seperti Lang tak biasanya mudah menurut dengan tuannya, serigala legenda itu nomor satu paling buas dibanding serigala lain. Namun Zhang Bingjie bisa melihat di dalam tubuh binatang itu terdapat racun mematikan yang membuatnya semakin lama semakin kehilangan kekuatan aslinya.
"Ayo kita akhiri ini." Xin Fai mengangkat pisau terakhirnya, darah mengalir segar dari ujung bibirnya. Zhang Bingjie tersenyum singkat.
Anak kecil itu berlari tak tentu arah, kemudian memutari tempat Zhang Bingjie sambil mencari celah.
Memang trik murahan ini takkan mampu membuat sosok pendekar sepertinya terluka, namun di sisi lain pria itu mengakui kecepatan berlari Xin Fai terbilang hebat untuk anak seusianya.
Saat dirinya berada di balik punggung Zhang Bingjie, Xin Fai melemparkan pisaunya sekuat tenaga.
Pisau itu meleset, Zhang Bingjie tersenyum dengan tatapan meremehkan. Dirinya mengangkat pedangnya hendak menyerang Xin Fai.
Saat anak kecil itu tak mempunyai senjata ataupun tenaga lagi, Zhang Bingjie berpikir membunuhnya sama seperti menginjak semut.
Sebelum akhirnya lima buah pisau menyerangnya bersamaan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjutkan
2023-10-04
1
sanghyangmaya
agak membosankan ....pantau dulu
2023-03-01
0
John de Joenk
lanjuut
2023-01-25
0