Malam itu Rachel baru saja pulang melatih taekwondo di salah satu sanggar, kota New York.
Rachel tidak pulang dengan tangan kosong, ia membawakan buku-buku novel dan juga makanan untuk adik kecilnya.
Rachel
Erika, kakak pulang!
Erika
*Erika diam dan fokus membaca novel
Rachel
"Erika, ini kakakmu pulang. Aish...kau ini, kalau sudah membaca novel itu...pasti seperti di dunia lain saja."
Rachel duduk di samping Erika yang masih fokus membaca buku, sambil sesekali Erika mengoceh tentang novel tersebut.
Erika
"Kak, kasihan sekali putri Arabella. Dia selalu saja diabaikan oleh ayah dan saudaranya sendiri."
Rachel
"Apa Arabella adalah anak nakal? Makanya dia diabaikan?"
Erika
"Tidak kak! Arabella adalah anak yang baik, tapi dia disalahkan oleh kakak dan ayahnya karena ibunya meninggal saat melahirkan Arabella."
Rachel
*terperangah
Rachel
"Kenapa bisa begitu? Kasihan sekali Arabella. Kakak dan ayahnya sangat egois, menyalahkan anak kecil karena kematian seseorang, itu kan sudah takdir tuhan."
Erika
"Benar kah dia sangat kasihan? Hehe... akhirnya kakak tertarik juga dengan novel yang aku baca."
Erika
*Tersenyum
Rachel
"Siapa juga yang tertarik? Kakak hanya merasa kalau putri Arabella sangat lemah. Jika kakak jadi dia, kakak tidak mau ditindas seperti itu. Kakak akan bodoh amat dengan orang-orang membenci kakak. Jika kakak jadi dia, kakak akan balas dendam."
Rachel
*cibir Rachel
Erika
"Ish kakak sangat jaim! Kakak tidak mengerti perasaan Arabella, jadi jangan bicara sembarangan ya! Jika aku jadi Arabella, aku ingin dicintai kak...aku ingin mendapatkan kasih sayang, bukan balas dendam. Dasar kakak jahat!"
Erika
*tegur Erika pada kakaknya.
BRAK!
Erika masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu.
Rachel
"Haih anak itu, dia selalu saja membicarakan Arabella Arabella...dasar baperan."
Begitulah Rachel yang selalu bertengkar dengan adiknya karena novel. Rachel selalu menjelekkan Arabella dan Erika selalu membelanya.
Keesokan harinya disebuah gedung kantor, tempat Rachel bekerja
Hari sudah mulai gelap, Rachel dan beberapa pegawai kantor lainnya bergegas pulang seperti biasanya.
Rachel
"Ah sial, aku ketinggalan naik lift!"
Umpat Rachel saat melihat liftnya sudah penuh dan ia terpaksa harus menunggu lagi.
Rachel
"Ah, aku naik lift yang sebelah sana saja."
Rachel memasuki lift kosong nomor 3 seorang diri, hingga tak lama kemudian lift itu bergetar dan lampunya padam secara tiba-tiba.
Rachel
"A-apa yang terjadi? Tolong aku...siapapun tolong aku!"
Brak! Brak!
Rachel menggedor-gedor pintu dengan panik, ia teringat adiknya di rumah dan saat itu kesadarannya mulai menghilang, ia seperti akan mati dan tiba-tiba saja pintu lift itu terbuka menampilkan cahaya yang terang.
Rachel
"Akhirnya ada yang datang menolongku...tuhan terimakasih." gumam Rachel pelan.
Mary
"Yang Mulia! Syukurlah anda sudah siuman...hiks...hiks..."
Mary, pelayan itu menatap Arabella yang baru saja membuka matanya.
Arabella
"Kau siapa? Aku ada dimana? Kamar ini--"
Arabella
*Bingung menatap ke sekitar.
Mary
"Yang mulia, apa anda tidak ingat saya? Ini saya Mary, pelayan yang mulia putri."
Arabella alias Rachel menatap ke sekelilingnya dengan bingung. Ia yakin semua ini hanya mimpi, ia berada di kamar asing dan bersama dengan wanita asing di kamar itu.
Arabella bangkit, lalu berjalan menuju ke cermin. Ia melihat dirinya bukan lagi Rachel tapi sosok wanita cantik berambut perak dan bertubuh kurus.
Comments
Tiahsutiah
mampir lagi kak, cerita nya serru nih👍👍👍 yg semngat ya🤗
2023-01-23
1
pat_pat
eh ada namaku disini😁
2023-01-22
1
Îen
lsng kesini pas baca notif
2023-01-22
1