Love Affair
Raya seorang gadis yang menjalani hidupnya seorang diri. Di usianya yang ke 25 tahun, Raya masih tidak ingin memiliki hubungan terikat dengan lelaki manapun.
Semua itu Raya lakukan karena dirinya merasa tidak pernah bertemu dengan pria yang bisa menggoyahkan hatinya. Bukan tidak pernah mencoba, Raya sudah berkencan dengan beberapa pria dari teman sekampusnya dan pria yang dia pilih secara acak di sosial media. Tetapi, dari sekian kalinya Raya masih tidak mendapatkan alasan untuk dirinya tetap bertahan dalam hubungan seperti itu.
Walaupun Raya lebih senang dengan kesendirian, bukan berarti Raya anti sosial. Raya juga mengikuti organisasi di kampusnya. Walaupun ada beberapa orang menilai dirinya apatis dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Mungkin karena Raya lebih senang menghabiskan waktu luangnya untuk dirinya sendiri.
Hari ini tepat pukul 10.45, Raya menyelesaikan sidang akhir tesisnya. Ya, hari ini Raya resmi mendapat gelar baru di namanya. Saat keluar dari ruang sidang, Raya sudah di sambut dengan euforia para mahasiswa yang juga sudah menyelesaikan sidang.
Ada seorang pria yang mengenakan seragam abdi negara menanti kekasihnya dengan wajah penuh harap, ada pula yang sedang menghubungi keluarganya menyampaikan berita bahagia itu dan ada juga yang sedang sibuk memesan pakaian seragam dengan kedua orang tuanya.
Raya melangkah meninggalkan semua itu. Bukan berarti Raya tidak suka jika ada orang di sekitarnya yang bahagia. Raya hanya merasakan sesak di dada yang tidak bisa dia ungkapkan.
Setelah sampai di apartemen. Raya merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarnya. Raya mencoba untuk memejamkan matanya dan menarik napas secara perlahan, mencoba berdamai dengan perasaannya yang sedang kelam.
Apakah saat ini aku harus bahagia atau sedih?
Pertanyaan itu terus muncul di benaknya. Jujur saja jika bukan karena dorongan dari Tante dan Pamannya mungkin Raya tidak akan pernah menyelesaikan studinya. Dua orang itu walaupun tidak memiliki hubungan darah dengannya tetapi saat ini hanya mereka yang peduli padanya.
Ponsel Raya berdering, sontak Raya membuka matanya dan mengumpulkan kembali kesadarannya. Sudah ada lima pesan dan tiga panggilan tidak terjawab dari sahabatnya.
Raya memilih untuk mengabaikannya. Ternyata Raya sudah tertidur tiga jam lamanya.
Raya beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil handuk untuk segera menyegarkan tubuhnya. Ketika itu juga bel berbunyi. Raya segera membuka pintu apartemennya saat mengetahui siapa yang datang dari cctv.
"Kebiasaan kamu, Raya. Pulang gak kasih kabar," ucap wanita itu seraya menutup pintu.
"Memangnya kamu mau ikut aku pulang?" tanya Raya seraya duduk di sofa ruang tamunya.
"Iya, buat apa juga aku sendirian di kampus."
"Aku pikir kamu sedang sibuk seperti anak-anak yang lain."
"Mereka juga tidak akan datang, Raya. Jadi untuk apa aku mempersiapkan acara wisuda nanti."
"Kenapa?" tanya Raya
"Jangan pura-pura tidak tahu. Udah jangan bahas itu lagi makin emosi kan aku jadinya."
Raya tertawa saat. melihat ekspresi sahabatnya itu yang memang mulai terlihat kesal.
Intan adalah sahabat Raya satu-satunya. Kedua orang tua Intan sudah bercerai dan masing-masing sudah mempunyai keluarga baru. Hal itulah membuat Intan tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya sejak di bangku sekolah menengah pertama. Tinggal dengan Ayah dan Ibu sambungnya di penuhi dengan konflik setiap harinya.
"Raya, kamu mau ngga kita pindah ke kota Subi?" tanya Intan
Raya mengerutkan dahinya, menatap Intan penuh tanya.
"Aku serius. Kamu lihat kan di sini kita sudah cukup banyak mengalami hal yang tidak menyenangkan."
"Tapi kota ini juga banyak menyimpan kenangan indah bagiku," ucap Raya lirih
"Tapi kenangan pahit yang masih kamu ingat. Aku tahu itu, terutama kenangan bersama Mama mu yang selalu menghantui kamu, Raya."
"Saat kita pindah ke kota Subi, apa rencana mu?" tanya Raya kepada Intan
"Gimana kalau kita buka cafe? Ya, modalnya memang cukup besar tapi aku yakin kalau buat kamu jumlah seperti itu tidak ada artinya." Intan tertawa terbahak
"Jadi semua biaya dari aku? Terus kamu jadi bosnya?" Raya tersenyum sinis pada Intan.
"Aku punya tabungan tapi nominalnya tidak banyak. Punya sahabat kaya kenapa tidak di manfaatkan," celetuk Intan seraya di sambut kembali dengan tawa.
"Aku menyesal buka pintu tadi." Kemudian, Raya bangkit dari sofa dan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
"Raya, aku serius. Gimana kalau 40:60?"
"No!" Raya menjawab dengan tegas
"Ok, 50:50 plus semua aku yang atur kamu atasanku?" Intan menempelkan telinganya di pintu kamar mandi Raya menanti jawaban.
"Raya?" panggil Intan
Raya membuka pintu kamar mandi dan sontak saja hampir saja Intan terjatuh terjerembab.
"Ok, deal." Raya mengulurkan tangannya pada Intan.
"Deal." Intan menyambut kesepakatan itu dengan senang hati.
"Satu lagi masalah keuangan aku yang pegang," ucap Raya lalu menutup kembali pintu kamar mandinya.
"Ok! Kamu bersiap besok kita akan ke sana untuk survei lokasi," teriak Intan agar terdengar oleh Raya.
Raya kembali membuka pintu kamar mandinya. Menjulurkan kepalanya di pintu.
"Besok? Kamu bercanda!"
"Iya besok, lebih cepat lebih baik kan. Tenang aku akan mengurus semuanya jadi besok kamu tinggal mempersiapkan perlengkapan kamu dan kita pergi."
"Terserah kamu, deh." Raya menyerah karena jika sahabatnya itu sudah memiliki rencana tidak akan bisa di cegah.
Intan berpamitan kembali ke rumahnya untuk mengambil perlengkapannya dan kembali ke apartemen Raya, agar lebih gampang mereka pergi bersama esok harinya.
Intan memang terkesan terburu-buru untuk memulai bisnis ini. Tapi, Raya memahaminya tidak lama lagi sahabatnya itu berencana untuk menikah jadi wajar saja dia ingin segera mewujudkan keinginannya.
Ada satu hal yang membuat Raya berat hati untuk pindah ke kota Subi. Di kota itu ada seorang pria yang tidak ingin Raya temui, bukan karena pria itu pernah melakukan kejahatan padanya tapi karena Raya takut pada perasaannya yang akan menjadi petaka.
...🌟🌟🌟...
Setelah semua perencanaan selesai Raya dan Intan sesegera mungkin ke kota Subi untuk menjalankan bisnis mereka.
Bisa di katakan mereka sedang melarikan diri dari semua hal yang memuakkan. Bahkan ini bukan seperti bisnis melainkan keinginan untuk kabur dari tempat mereka di lahir kan dan begitu banyak kenangan yang penuh dengan dilema.
Semua persiapan mereka lakukan tidak sampai satu bulan. Beberapa teman Raya dan Intan juga memperingatkan agar tidak tergesa-gesa dalam berbisnis. Namun, kenyataannya hanya mereka berdua yang tahu. Ini yang terbaik untuk kami berdua, jawaban itu yang terus mereka ucapkan saat bertemu dengan orang yang menyayangkan keputusan itu.
Pukul 15.30 Raya menginjakkan kakinya di kota Subi. Raya sudah di jemput seseorang yang memang di tugaskan oleh tantenya untuk mengantar Raya ke rumahnya.
Sambutan hangat Raya terima dari seorang wanita bernama Tessa yang merupakan adik dari Mamanya.
Mendengar Raya akan mulai tinggal di Subi Tessa meminta Raya untuk tinggal bersamanya. Sebenarnya Raya ingin menolak permintaan tantenya tetapi itu terkesan tidak sopan.
Raya menerima permintaan Tessa. Saat - saat sulit mulai Raya rasakan saat harus bertemu dengan Bayu setiap harinya. Dialah pria yang selama ini berusaha dia hindari. Tinggal bersama mereka maka Raya harus berusaha menahan dan memendam perasaannya setiap menatap Bayu. Raya juga berusaha bersikap biasa saja kepada Bayu agar tidak ada yang curiga bahwa Raya mencintai Bayu. Alasannya sangat jelas, Bayu adalah suami Tessa.
Semenjak kedatangan Raya mereka sering menghabiskan waktu bersama. Menceritakan kesibukan masing-masing atau sekedar menonton film.
Randra adalah putra Bayu dan Tessa. Anak adopsi lebih tepatnya yang berusia 27 tahun terpaut dua tahun dengan Raya. Randra sangat menyayangi Raya seperti adik kandungnya.
Randra memilih untuk tinggal terpisah dari kedua orang tuannya. Beberapa kali saat libur atau saat ada hal penting seperti ini Randra mengunjungi Bayu dan Tessa.
Mereka menghabiskan waktu sambil memakan-makanan ringan dan mengingat masa kecil Raya dan Randra.
“Ray, waktu aku video call kamu ada cewek cantik di samping mu itu siapa?” tanya Randra
“Udah deh gak usah genit itu sahabat aku dan gak untuk kamu, kak”
“Kenalin dong.”
"Jangan mimpi!"
Randra mengacak-acak rambut Raya dengan gemas. Raya pun berbalik melakukan perlawanan.
“Ternyata kalian sering video call. Kenapa kamu gak pernah hubungin Tante sama Om, Ray?” tanya tante Tessa
“Iya, Tante. Kak Randra yang sering telpon aku duluan.”
“Tante seneng sekali kamu mau tinggal di sini, jadi Randra bisa sering pulang. Kalau gak ada kamu alasannya di sini sepi makanya dia gak betah kalau di rumah.”
“Raya rasa itu cuma alasan Kak Randra aja, Tan. Padahal emang suka kelayapan dan cari mangsa.”
Mereka tertawa terbahak mendengar perkataan Raya. Memang benar Randra terkenal suka berganti-ganti pasangan. Hubungannya pun tak bertahan lama bahkan ada yang hanya beberapa hari saja.
Randra melihat jam di tangannya sudah menunjukan pukul sebelas malam. Dia pun pamit untuk kembali ke apartemennya karena pagi-pagi sekali ada meeting di kantor. Tessa juga memilih untuk kembali ke kamar untuk beristirahat karena sudah lelah seharian dengan mengurusi butiknya.
Kini hanya ada Raya dan Bayu yang duduk di sofa taman belakang rumah. Raya mulai gugup karena hanya ada mereka berdua saat ini.
“Gimana cafe kamu, Ray?" tanya Bayu
"Sepertinya beberapa hari lagi sudah siap renovasinya, Om."
"Baguslah kalau begitu." Bayu tersenyum tulus pada Raya
Raya tersenyum berusaha bersikap biasa saja dihadapan Bayu. Sesungguhnya hatinya kini sedang bergejolak melihat senyuman dari Bayu.
"Asal kamu tidak lupa dengan tugas dan kewajiban kamu nantinya ketika sudah sukses."
"Iya, Om. Raya tidak akan pernah lupa dengan kebaikan Om dan Tante selama ini."
"Bukan itu maksud saya."
Raya menatap Bayu dengan bingung. Raya merasa sudah memberikan jawaban yang tepat tapi sepertinya bukan itu yang di inginkan Bayu.
"Hanya saja terkadang wanita lupa akan dua hal itu."
Wanita? Tugas? Kewajiban?
Raya semakin bingung. Dia ingin bertanya lebih jelas pada Bayu tetapi Raya ragu fan memilih untuk diam dan hanya mengangguk setuju.
"Maaf kalau kamu jadi tidak nyaman karena ucapan saya. Semoga saja kamu tidak seperti itu."
"Om bisa menasehati Raya, jika Raya melakukan kesalahan."
"Saya terkadang hanya kecewa dengan Tessa. Dulu dia wanita yang hangat dan penuh cinta. Namun, ketika dia di sibukkan dengan pekerjaannya kami bagaikan dua orang asing."
Raya mencoba untuk tenang mendengar ucapan Bayu. Ini sebuah curahan hati dari seorang suami yang kesepian. Seharusnya Raya segera masuk ke dalam rumah beberapa menit lalu agar semua ini tidak terjadi.
“Tante sejak dulu memang sudah mandiri, Om. Kalau tidak kerja pasti Tante merasa ada yang kurang.”
Sial!
Raya mengumpat dirinya sendiri yang malah menanggapi ucapan Bayu.
Bayu menghela nafasnya “Tapi tanpa dia bekerja pun saya sudah memberikan semuanya untuk dia. Apapun yang dia inginkan selalu saya berikan.”
“Bukanya tante selalu ada untuk, Om? Mungkin Tante kerja bukan hanya untuk uang, jika kita melakukan hal yang kita sukai tentu ada kebahagian tersendiri.”
Bayu tersenyum menatap Raya. “Kamu ada benarnya juga. Pemikiran kamu semakin dewasa dan tambah cantik.”
Raya salah tingkah mendapat pujian dari Bayu. Terlebih lagi tatapan Bayu membuat hatinya tak karuan.
“Aku wanita, Om. Pasti cantik dong.” Raya tersenyum malu-malu.
Bayu tersenyum mendengar jawaban Raya.
“Apa kamu baik - baik saja setelah Mama kamu tidak ada?" tanya Bayu
“Bukan hal yang mudah. Bahkan Raya masih bingung harus bahagia atau bersedih saat mengenangnya.”
"Semua berjalan seperti semestinya, bukan? Saya ikut senang jika kamu bisa mengatasinya."
Beberapa saat kemudian Raya memilih untuk masuk ke kamarnya. Raya merasa tidak pantas jika terlalu lama mengobrol hanya berdua dengan Bayu larut malam begini.
Lagi pula Raya mulai merasa tidak nyaman saat Bayu membahas tentang Mamanya. Seperti luka lama yang kembali tergores.
Sudah cukup dirinya di pusingkan dengan perasaan cinta yang gila saja jangan sampai masa lalunya kembali terbayang - bayang. Tekat yang kuat untuk melupakan semuanya bisa sia - sia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Erna Yunita
cinta yg rumit
2022-10-09
0
Erna Yunita
Bismillahirrohmanirrohim
2022-10-01
0
Ika Aibah
affair ma om nya kh
2020-11-10
0