Shanaya menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar ucapan salah satu karyawan nya tersebut, kemudian ia mengangguk dan tersenyum yang tandanya ia menerima saran baik itu. "baiklah aku akan membantu di bagian kasir saja, kalau begitu Fighting!!!" Ucapnya sembari memberikan semangat kepada para karyawan nya tersebut dan di balas dengan senyuman serta seruan "Fighting!!!" Serunya secara bersama-sama.
Saat ini Shanaya sudah berada di posisi kasir menggantikan sang karyawan yang berpindah ke bagian waiters.
Huft
Shanaya menghembuskan nafasnya perlahan sembari menyemangati nya dalam hati "semangat nay!!".
"Selamat datang di Sunshine Cafe ada yang bisa saya bantu" ucap Shanaya menyambut baik pelanggan nya tanpa melihat pelanggan yang berada di depannya namun seketika ia terdiam sejenak ketika melihat siapa yang berada tepat di depan nya.
"Alex,"batinnya yang entah mengapa tiba-tiba membuat dadanya terasa nyeri.
Sedangkan laki-laki yang berada di depannya nya menampilkan senyuman yang dapat membuat siapapun terpana, sejujurnya Alex juga terkejut ketika melihat perempuan yang ada di hadapannya nya sekarang adalah perempuan yang pernah ia kenal.
"Arghhhh!!! Kenapa dia harus muncul lagi sih!!! Sialan!!!" Geramnya sembari mengacak-acak rambutnya.
Setelah pertemuan yang tidak disengaja tadi, Shanaya berubah menjadi reog, bagaimana tidak Alex adalah salah satu masa lalu kelam Shanaya.
Laki-laki yang berhasil membuat seorang Shanaya yakin bahwa tidak semua laki-laki itu sama, namun ternyata dia salah. Dan itu yang membuat Shanaya sekarang menjadi anti laki-laki, sepertinya.
Tok! Tok! Tok!
Shanaya terkejut ketika mendengar ketukan yang berasal pintu ruangannya, dengan tergesa-gesa ia merapikan rambutnya yang tadi ia acak-acak sendiri dan segera merubah raut wajahnya.
"Ekhem!ekhem!.......masuk!!" Serunya meminta orang tersebut untuk masuk.
"Aunty?!" Shanaya mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang masuk kedalam ruangannya dan mulai bertanya-tanya apa yang membawa mama Alin datang ke cafe nya.
Mama Alin tersenyum disaat melihat Shanaya,"Iya....apa aunty mengganggu mu?," Tanyanya sembari berjalan mendekat kearah Shanaya.
"Ah tidak aunty, aunty sama sekali tidak menganggu ku"ucapnya sembari memeluk mama Alin yang sudah ia anggap sepertinya orang tuanya sendiri.
Mama Alin melepas pelukan diantara mereka,"Syukurlah kalau begitu" ujarnya sembari memegang pucuk kepala Shanaya.
"Aunty duduk dulu," ujarnya mempersilahkan mama Alin untuk duduk,"Aunty mau min......" Ujarnya yang belum selesai membuat Shanaya menghela nafas kecil dan tersenyum.
"Tidak perlu nak, aunty hanya ingin bertanya apakah Alin sudah menelpon mu?"
Glek! Shanya menelan ludah sendiri ketika mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh mama Alin, pasalnya hingga saat ini hp Alin tidak bisa di hubungi, "Hmmmm belum aunty" ujarnya sembari menatap mama alin yang nampak kecewa.
"Huft, baiklah aunty akan meminta anak buah uncle mu saja yang mencari nya"
"Aunty maaf"
"Ngga papa sayang ini bukan salah mu, tapi salah anak nakal itu".
Shanya terdiam sejenak kemudian sebuah ide terlintas dalam benak nya,"Aunty".
"Iya?" Mama Alin bertanya-tanya ketika melihat raut wajah Shanaya yang berubah menjadi cerah.
Sembari menahan perasaan senangnya karena mendapatkan ide tersebut, "Ada satu cara supaya kita bisa menemukan Alin" ujarnya dengan penuh kepercayaan
"Bagaimana?" Tanya mama Alin.
Shanaya tersenyum kecil namun bila orang lain yang mengenal Shanaya maka senyuman itu memiliki sebuah, "Beku kan saja semua tabungannya, aku yakin dia pasti akan menelpon" ujarnya sembari menampilkan deretan giginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Anita noer
good advice
2024-05-06
1