#Alvin
Pagi ini aku terbangun ditempat yang bukan kamarku, walaupun aku suka keluyuran malam tapi aku tidak pernah sampai semabuk semalam dan bisa tidak ingat apa-apa seperti sekarang.
"Gua dimana ?
apa ini dihotel ?
tapi kenapa gua bisa sampai berafa disini ? aw badan gua sakit semua, kepala gua pusing sekali," gumamku merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi.
Aku mencoba berdiri walau sulit, karena aku harus ke kamar mandi, saat melihat kearah kaca dikamar mandi, aku terkejut setengah mati karena pipiku lebam-lebam.
Aku tanpa henti terus mengamati luka-luka ditangan pipi hingga kakiku, sampai ku dengar seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Siapa yang datang ?
apa mungkin pegawai hotel, atau mungkin seseorang yang semalam membawaku kesini ?" gumamku bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Ku langkahkan kakiku berjalan mendekati pintu dan membukakan pintu itu untuk mengetahui siapa yang ada dibalik pintu.
"Siang vin, gimana keadaan lo ?" sapa wanita dibalik pintu tadi ternyata dia adalah ajeng.
"Ajeng ?
ngapain lo kesini Jeng ?" tanyaku merasa heran.
"Kenapa harus ngapain si Vin ?
pertanyaan lo aneh-aneh saja. Sudah jelas gua kesini untuk periksa keadaan lo, karena gua yang menyelamatkan lo semalam dari preman-preman yang mengeroyok lo.
Bahkan sampai badan gua juga jadi sakit-sakit sekarang ini," ucapnya dengan nada memelas meminta aku untuk mempercayainya.
"Oh jadi lo yang semalam bantuin gua dan bawa gua kesini ?
terus kenapa juga lo harus bawa gua kehotel Jeng ?
kenapa gak lo bawa gua pulang kerumah saja ?" tanyaku heran.
"Riki bilang takut buat orang rumah lo khawatir," jawabnya keceplosan.
"Riki ?
jadi semalam lo sama Riki yang bantu gua, gua telphone Riki dulu buat bilang makasih," ucapku seraya mengambil ponsel dari saku celanaku. Namun ajeng menghentikanku.
"Vin bisa gak nanti saja ?
malam ini ada party tahunan kampus , pasti ketemu Riki. Nanti disana lo bisa ngomong langsung sama dia ," pinta ajeng yang terlihat kalau dia sedang gugup.
"Hm , oke deh , itu makanan buat gua, kan ? gua laper bawa sini."
"Ha ?
Oh ia Vin ini memang buat lo," ucapnya seraya memberikan makanan itu padaku.
"Hm Vin , gua keluar sebentar, ya " pinta ajeng .
Tanpa menjawabnya dengan kata-kata aku hanya mengangguk mengiyakan permintaan Ajeng. Sementara aku tetap melanjutkan makanku.
#Author
Sepertinya Ajeng merasa gugup karena dia takut Riki akan bicara yang sebenarnya pada Alvin tentang siapa yang sebenarnya menolongnya semalam, dia takut Alvin akan membencinnya kalau tahu dia berbohong.
#Ajeng
(call)
Ajeng : (Riki angkat dong Rik, aduh lo kemana sebenarnya ! ) aku mondar-mandir sambil memegangi ponselku dan menggigit kuku tanganku. Aku benar-benar sangat gugup.
Riki. : Hallo , kenapa Jeng ?
Ajeng : Rik lo bisa bantu gua gak buat gak bilang yang sebenarnya sama Alvin ?
Riki. : maksudnya gimana Jeng ?
Ajeng : Gua udah terlanjur bilang kalau yang bantu Alvin semalam dari preman itu gua Rik,
dan lo harus bantu gua tentang ini.
Riki. : Terserah lo Jeng, gua gak mau terlalu ikut campur. Karena gua yakin Alvin juga gak akan banyak tanya.
Ajeng : oke terimakasih Rik .
(menutup telphone)
Aku harus kembali lagi kekamar Alvin sebelum Alvin curiga.
#Alvin
"Gua harus siap-siap balik kerumah," gumamku .
"Vin lo mau kemana ?" tanya ajeng ketika masuk kembali kekamar.
" Siap-siap balik Jeng .
Lo udah selesai urusannya ?" tanyaku melihat ajeng yang mulai berjalan mendekatiku.
"Hm udah Vin ," jawabnya singkat.
"Oh ia Jeng, kunci mobil gua mana , dari tadi gua cari gak ada ?" tanyaku.
"Kunci mobil lo ada sama gua Vin, tapi mobil lo ada club semalam.
Karena gua sama Riki bawa lo pakai mobil Riki," jawabnya.
"Oh gitu.
Ya sudahlah tidak apa-apa nanti gua bisa suruh orang saja buat ambil.
Ayo pulang, " ajakku .
Aku berjalan melewati Ajeng, yang tengah berdiri menatapku, namun aku terkejut dengan apa yang Ajeng lakukan, dia memelukku dari belakang.
"Ajeng apa yang lo lakukan ?
jangan begini Jeng, gua udah pernah bilangkan kalau lo itu sahabat baik gua, gua gak mau hanya karena perasaan lo yang sesaat bisa menghancurkan hubungan pertemanan diantara kita ," ucapku menasehatinya seraya melepaskan tangan Ajeng yang melingkar disekitar pinggangku.
"Tapi Vin, apa gak bisa lo kasih sedikit kesempatan buat gua untuk mencoba masuk kehati lo, ?" ucap ajeng lirih dan ia mulai menangis.
"Jangan Jeng.
Gua gak mau memberi lo harapan dan janji yang mungkin gak bisa gua tepati.
Lo tau gua bukan orang baik, gua hanya orang yang kasar, gua gak mau nyakitin lo Jeng," ucapku mencoba menenangkannya dan menghapus air matanya.
Ajeng sedikitnya mengerti dengan apa yang aku katakan.
Tapi bukan Ajeng namanya kalau dia tiba-tiba menyerah begitu saja dengan keinginannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
camer ku guru sejarah
namanya Ajeng dipanggil anjing😂
2021-10-11
2
Widya Iskandar
aiiii mw gw tampol nie si Ajeng...
😠😠
2021-10-07
1
Ana Nurse
si Ajeng kegatelan... dasar cewe murah !
2021-08-08
12