"Selamat siang pak.
Perkenalkan saya manager disini pak.
Ada apa ini sebenarnya pak ?
Ada yang bisa saya bantu ?" tanya pak toni manager cafe Pelangi.
"Oh jadi bapak manager dicafe ini ?
Jadi begini pak, saya itu pesannya tenderloin yang matang, tapi pelayan anda memberi saya daging sirloin dan ini masih mentah !
ini cafe terkenal pak masa ia pelayanannya seperti ini !
sangat mengecewakan.
Saya pelanggan tetap disini tapi baru kali ini saya dibuat kecewa oleh pelayanan dicafe ini !" teriak Alvin penuh amarah.
"Maaf pak maaf.
Bisa kami ganti saja pak untuk pesanannya, bagaimana ?" tanya manager Yaya dengan sangat ramah dan juga sopan. Tapi Alvin masih tetap tidak terima, ia menginginkan sesuatu yang lebih.
"Tidak usah saya sudah tidak ada nafsu makan lagi.
Apa tidak sebaiknya bapak pecat saja dia, dari pada bikin malu cafe yang sudah terkenal dan sudah punya nama. Tapi sangat disayangkan sekali, cafe sebagus ini punya pelayan seperti wanita ini, sudah salah tapi tidak punya inisiatif untuk meminta maaf , sangat tidak sopan ! " teriak Alvin bicara sambil menatap Yaya.
Mendengar semua kata-kata yang keluar dari mulut Alvin, tanpa pikir panjang lagi Yaya langsung melepaskan tanda pengenalnya, dan meletakkannya diatas meja dihadapan Alvin.
"Gak perlu repot-repot mas Alvin.
Pak toni gak salah apa-apa gak seharusnya anda membentak orang yang lebih tua dari umur anda, dan tidak perlu susah-susah membuat saya dipecat, karena saya akan keluar sendiri.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih berkat anda mas Alvin saya sudah kehilangan pekerjaan saya.
Permisi !" jawabku dengan suara lirih.
"Bagus kalau lo ngerti gadis sialan !" teriak Alvin karena Yaya sudah pergi menjauh dari tempatnya berdiri.
Aku sudah tidak perduli dia mau bicara apa-pun lagi. Aku pergi meninggalkan meja itu air mataku menetes lagi tanpa bisa aku menahanya. Aku berjalan sambil mengusap air mataku, dan mungkin Alvin juga melihat kalau dia sudah berhasil membuat aku menangis sampai dua kali hari itu.
Aku bergegas mengganti pakaianku dan keluar dari cafe pelangi saat itu juga.
Diperjalanan kembali ke asrama, aku berjalan dengan langkah putus asa.
Dari kejauhan aku melihat mobil melesat dengan sangat cepat seakan mobil itu memang sedang menuju kearahku. Aku berhenti dan terus memperhatikan gerakan mobil itu, ia benar saja mobil itu memang menuju kearahku, aku terkejut dan tanpaku rasa suaraku melengking dengan sangat kuat, mobil itu berdecit tajam berhenti tepat dihadapanku.
Kakiku lemas, sampai aku tidak mampu lagi menopang tubuhku. Akhirnya aku tersungkur didepan mobil itu.
Tak berapa lama, belum habis guncangan karena mobil itu tiba-tiba keluar seseorang dari dalam mobil itu, ya dia Alvin.
Mengetahui kalau pengendara mobil itu adalah Alvin membuatku makin lemas dan malas melihat senyum iblis dari bibir Alvin.
"Apa lagi kali ini Vin ?" tanyaku lirih, tapi aku tetap mencoba untuk berdiri.
"Gak usah ngerasa penting lo.
Lo fikir lo siapa bisa manggil nama gua sesuka seenaknya , hah !" Teriak Alvin seraya dia mengangkat daguku dan menekannya dengan kuat .
"Udah ya Vin, aku cape. Aku gak tau harus gimana lagi ngehadapin kamu Vin, karena dari awalpun aku gak faham kenapa kamu sampai begitu membenciku ," jawabku seraya melepaskan cengkraman tangan alvin dari daguku, lalu aku mencoba pergi meninggalkan Alvin.
Namun aneh nya dia tidak mencoba menghentikanku seperti biasanya yang dia lakukan.
#Alvin
"Kenapa sakit ya, terasa sedikit sesak," gumamku seraya menepuk bagian dadaku, terasa sesak tapi entah kenapa aku gak bisa menjelaskannya.
"Mungkin gua hanya kurang istirahat saja.
Mending gua balik saja, " gumamku .
Diperjalanan pulang, suasana hati Alvin tiba-tiba berubah jadi kesal yang dia sendiri tidak tahu kenapa.
"Ah mungkin gua hanya kebanyakan fikiran gara-gara cewe sialan itu akhir-akhir ini gua jadi sering pusing dibuatnya ," gumamku lagi.
"Gua gak mau memikirkan hal yang tidak terlalu penting. Sekarang gua cuma harus mikirin gimana cara nya ngeluarin itu cewe dari kampus dan dari pandangan gua . Gua gak mau ada orang miskin kayak cewe sialan itu dikehidupan gua lagi," gumamku.
#Author
Alvin sedikit tertawa diperjalanannya sambil terus mencari cara untuk membuat hidup Yaya menderita. Alvin tidak punya niat untuk berhenti mengerjai Yaya.
Sementara itu Yaya, dia terus menangis sepanjang perjalanan pulang ke asramanya, dia terus berpikir untuk mencari pekerjaan pengganti secepatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Restu Wijaya
kebanyakan POV nya Thor......jadi kurang greget.
2022-01-22
0
Farhah Bhawellxkhamu
aku ampe nangis bacanya
2021-10-25
0
Dirah Guak Kui
gak masuk akal, orang miskin emang urisannya apa dgn dia, toh juga tdk mintak mkn kedia
2021-10-15
0