ALVIN
Namaku Alvin Putra Adi Wijaya,
aku kuliah difakultas dimana ayahku adalah penyumbang dana terbesar disana, jadi bukankah sangat wajar jika aku merasa berkuasa dikampus itu ?
Aku tidak pernah merasa kalau aku itu menyombongkan diri, atau sedang berbangga diri, hanya saja aku tidak begitu suka dengan mereka yang berasal dari kalangan bawah, alasan utamanya adalah ketika ayahku memutuskan untuk menikahi perempuan dari kalangan bawah yang masih terbilang sangat muda, aku sangat yakin istri barunya itu tidak jauh niatnya pasti hanya menginginkan harta ayahku saja, dan aku lebih tidak suka lagi dengan orang biasa tapi bertingkah seolah dia mampu, seperti gadis yang tadi pagi berani mengarahkan telunjuknya padaku, mungkin gadis itu belum faham dengan siapa dia tengah mencari masalah.
Aku Alvin Putra Adi Wijaya, dan dia harus tau siapa aku.
(Suara telephone berdering)
"Vin ayo party ! " ajak seseorang dari balik telphone itu.
"Ayo !
tapi aku tidak ingin ketempat biasa, membosankan !
aku ada tempat baru yang sepertinya lebih seru, nanti akan ku kirim alamat lengkapnya," ucap Alvin sambil menutup telphone dan kemudian bersiap untuk pergi.
YAYA
Aku bergegas menuju tempat kerjaku yang kedua, disana tugas yang ku kerjakan sama saja, aku melayani pelanggan dengan memutari meja mereka dan menawarkan beberapa minuman.
Sambil berjalan aku terus memutar otak berfikir tentang bagaimana caraku mempertahankan beasiswaku, aku berharap dan berusaha agar semua pekerjaanku tidak mempengaruhi nilaiku sama sekali.
Tidak beberapa lama akhirnya aku sampai di Bar, dan langsung menuju loker untuk mengganti pakaianku dengan seragam yang sudah disediakan disana, seragam dengan rok pendek, kemeja putih yang sangat pas ditubuhku, seragam ini membuatku kurang nyaman memakainya, namun suka tidak suka aku harus tetap memakainya, aku tidak memiliki hak untuk menolak ketentuan perusahaan, namun tidak jarang karena pakaian yang kupakai banyak sekali laki-laki hidung belang yang mencoba merayuku, bahkan sampai berani menyentuhku, itu sangat menyebalkan, hanya itu saja yang membuatku mengeluh setiap malam.
Aku mulai bekerja dengan memutari semua meja menawarkan minuman yang ku bawa ditanganku, sampai aku tiba di meja seseorang yang sangat tidak ingin ku temui ditempat seperti ini, namun ini pekerjaanku, dengan terpaksa aku harus tetap menawarkannya pada mereka.
"Permisi kak ingin tambah lagi minumannya kak ?" tanyaku seraya mencoba menyembunyikan wajahku dibawah lampu yang sedikit redup, namun usaha ku sia-sia karena ketika lampu sorot memutar cahayanya tepat mengenai wajahku, dan membuatnya tersadar bahwa itu adalah aku.
"Wow, ada gadis miskin kerja disini juga ternyata !" serunya, yang terlihat dari wajahnya bahwa ia setengah terkejud melihatku ada disana, tanpa berfikir panjang aku berusaha pergi dari hadapannya, namun dia menarik pergelangan tanganku dan mendekatiku.
"Mau kemana ?
bukankah kau tengah menawarkan minuman yang kau bawa, berikan, biar ku lihat dulu apa yang kau bawa itu,
Kenapa ?
malu, ketahuan bekerja di Bar ?" tanya Alvin menyindir.
"Tidak !
Aku tidak pernah malu selama pekerjaan yang ku lakukan itu tidak mencuri," jawabku membuatnya tidak puas.
"Ya tidak heran juga, kau kan miskin pastinya selalu menghalalkan segala cara agar kau bisa memiliki uang lebih, termasuk ! hahaha," ucapnya seraya mengarahkan telunjuknya dari ujung kakiku sampai keatas kepalaku.
Aku tidak tahan lagi dengan penghinaan yang ia layangkan kali ini, tapi aku harus tetap berusaha sabar, karena aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku hanya karena masalah yang dia timbulkan.
"Kau butuh uang berapa memangnya ?" tanyanya dengan senyum menghina yang tidak pernah hilang dari bibirnya.
"Katakan saja sama laki-laki hidung belang pelanggan mu, siapa tau para laki-laki itu bisa membantu mu, atau kau ingin aku yang membeli, haha," dia tertawa, kemudian diikuti tertawaan juga dari teman-temannya, kali ini kesabaranku sudah mencapai puncaknya dan sudah tidak bisa lagi ku tahan, aku mengayunkan tangan kananku yang langsung mendarat diwajah tampannya.
_PLAAAK_
Aku menamparnya dengan sisa tenaga yang kupunya.
"Jangan kau fikir, semuanya bisa kau beli dengan uang ayah mu itu, laki-laki sombong, manja, urakan yang cuma bisanya mengeluh sama ayah minta uang, apa lagi kira-kira yang bisa kau lakukan selain itu ?
tidak ada satupun dari sifat mu yang bisa kau banggakan Alvin !" bentakku yang membuat matanya membelalak menatapku.
"Hei, wanita kurangajar, kau fikir apa yang baru saja kau lakukan padaku ?" teriak Alvin yang sudah tersulut emosinya, ia meremas daguku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mencengkram tanganku dengan sangat kuat, ia berbicara seraya membelalakan mata marah.
"Aku melakukan hal yang seharusnya dari dulu ku lakukan, karena kau memang pantas mendapatkannya !" jawabku penuh kebencian untuknya.
Teman-teman Alvin mencoba melerai, setelah cukup lama membujuknya akhirnya ia bisa melepaskan cengkaramannya padaku, rasa sakit didagu dan tanganku tidak sebanding dengan rasa sakit yang dia buat dihatiku, aku hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang tidak tertahankan, ku coba menepuk-nepuk dadaku sambil menyusut air mataku.
"Kenapa harus ada orang kaya sejahat dia didunia ini ? kenapa aku bahkan tidak berani melawan lebih hanya untuk membela diriku sendiri ?
dan kenapa dia sangat memebenciku ?" aku bergumam sendiri dalam hati .
ALVIN
"Gadis sialan itu dia harus membayar apa yang sudah dia lakukan sama aku, dia terlalu berani, dan aku tidak bisa menerima perlakuannya !"
"Aku tidak akan pernah lupa dengan apa yang gadis itu lakukan padaku !"
Alvin dan Yaya malam itu larut dalam fikiran tentang kesakitan hati mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Anonymous
mirip meteor garden thor ceritane
2022-03-01
0
nura julian
tulisanny rapi thor 👍❤❤❤
2022-02-28
0
R 💤
mirip boys before flowers 😍😍😍✨
2022-02-21
2