Aku mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung, namun konsentrasiku seketika buyar saat aku melihat siapa yang berdiri tepat dihadapanku,
ya, dia adalah laki-laki yang tadi pagi bermasalah dengan Ocha, ia diikuti oleh beberapa teman yang setia berdiri dibelakangnya, aku menutupi wajahku dengan buku agar ia tidak menyadari ada aku disini, tapi aku merasa apa yang ku lakukan percuma karena dari awal dia sudah melihatku, dan aku yakin sekali dia pasti mengingat wajahku dengan sangat jelas.
"Ternyata benar apa yang Ocha katakan, orang ini terlalu bebas masuk kelas jam berapapun sesuka hatinya, rasa hormatnya kepada guru juga dia tidak bisa menunjukannya, dia orang paling sombong yang pernah ku temui," gumamku dalam hati.
Dia berjalan melewati mejaku, kemudian ia duduk tepat dibelakangku, banyak gadis mengidolakannya, bahkan mereka bisa berteriak histeris ketika melihatnya berjalan.
Ya, memang tidak munafik juga wajahnya, memang sangat tampan, badannya tinggi, gaya rambutnya lebih mirip orang korea, tanpa ku sadari bibirku tersenyum saat memuji fisiknya, aku mencoba menyadarkan diri dari lamunanku sendiri, dan seharusnya aku tidak memikirkan hal seperti itu, aku hanya perlu fokus belajar lulus dan kemudian bekerja, agar aku bisa mengangkat derajat kedua orangtuaku dikemudian hari.
Kursi tempat ku duduk tiba-tiba saja terasa berguncang, aku fikir ada gempa, ternyata hanya ulah laki-laki sombong itu yang menendangnya, aku melihatnya dengan mata membelalak kearahnya untuk menghentikan tindakannya, namun bukannya berhenti dia malah menarik kursiku mendekatinya, kemudian ia membisikan sesuatu ketelingaku.
"Kau ingin keluar sendiri secara baik-baik, atau aku yang akan melempar mu keluar dari kampus ini !" bisiknya dengan nada yang mencekam.
Aku hanya kembali melihatnya dan tersenyum sinis kearahnya, hatiku boleh takut, tapi wajahku jangan sampai menunjukan kalau aku takut padanya, karena itu hanya akan membuatnya senang, dan dia akan merasa seolah sudah menang.
Pelajaran hari itu pun berakhir, aku bergegas pulang untuk mengganti pakaianku dan pergi bekerja dicafe Pelangi,
pekerjaan pertamaku mengelap meja, saat aku menunduk tiba-tiba terdengar lonceng diatas pintu berbunyi, menandakan ada tamu datang, dan tanpa melihat kearah tamu itu aku mengucapkan kata sambutan.
"Selamat datang dicafe Pelangi," sapaku dengan tersenyum sangat ramah.
Namun seketika senyum diwajahku menghilang, saat aku mengetahui tamu itu adalah Alvin dan teman-temannya, aku menghela nafas panjang sebelum ia mulai bicara.
"Si miskin kerja disini ternyata ?
bagaimana kalau aku membuat sedikit ulah disini ? siapa tau kau bisa dengan mudah dikeluarkan, haha," kata Alvin kembali melayangkan ancamannya.
"Alvin, sudahlah kasihan dia lagi bekerja," ucap salah satu teman Alvin yang terdengar membelaku, dia juga tidak kalah tampan dari Alvin, dan kelihatannya dia orang yang baik berbeda jauh dari Alvin, aku melamun seraya tersenyum menatap teman Alvin, sampai lamunanku hancur saat alvin menyela kata-kata temannya.
"Bicara apa kau Riki ?
Kenapa kau jadi membela dia ?
temen mu yang sebenarnya itu siapa ?
aku atau gadis miskin ini ?" tanya Alvin kesal.
"Bukan begitu Vin, bukankah kita kesini untuk makan ?
jadi tidak usah kau buang tenaga mu untuk meladeni gadis ini," jawab Riki.
Oh namanya Riki, aku kembali dalam lamunanku, saat
mereka pergi untuk duduk dimeja yang mereka pesan, Riki membalikan badannya dan tersenyum manis sekali kearahku.
Aku membawakan beberapa gelas air putih untuk mereka, tapi saat aku tengah berjalan, Alvin menghadang kakiku, dan akupun menjatuhkan semua minuman itu, manager ku melihat apa yang terjadi, ia memanggilku dan aku pun mendapatkan teguran, saat itu aku melihat Alvin tersenyum jahat dimejanya, mungkin dia merasa menang kali ini.
Aku yang sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Alvin, akhirnya menukar meja dengan temanku sehingga aku tidak lagi berurusan dengan laki-laki sombong itu.
"Yaya, waktunya pulang,
kau tidak lanjut kerja lagi malam ini ?" tanya Vita teman kerjaku dicafe.
Aku terkejut saat melihat jam ditanganku.
"Oh ia Vit, terimakasih sudah mengingatkan ku, kalau begitu aku pergi dulu Vit, maaf aku titip tamu meja 17 ya," tambahku sambil berlari meninggalkan Vita.
Sebenarnya aku lelah pagi aku jadi mahasiswi, siang sampai sore aku bekerja dicafe, malam sampai tengah malam aku kerja lagi di Bar, tapi harus bagaimana lagi aku begini karena aku sadar, aku tidak dilahirkan untuk merengek pada orangtua tidak seperti mereka yang memang terlahir sebagai orang yang mampu, mungkin mereka tidak akan pernah merasakan kesulitan seperti yang ku alami saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Anonymous
Masukan. Kalau kuliah bilangnya lebih relate disebut dosen. Pelajaran bisa diganti dengan istilah mata kuliah
2022-01-29
0
Denisa Alika
hallo
2022-01-28
0
Adika
kasihan jga ya
2022-01-14
0