Bab 19

1 jam berada di butik, Arumi melakukan fitting gaun dengan wajah sedikit murung. Dia tidak sengaja mendengarkan percakapan Agam dengan seorang wanita lewat telfon. Pria itu bahkan berjanji nanti malam akan bertemu dengan wanita itu di sebuah restoran tempat mereka biasa bertemu dulu. Arumi bisa menebak jika wanita itu merupakan bagian dari masa lalu Agam yang baru saja kembali.

"Kenapa kamu.?" Tanya Agam heran. Perubahan raut wajah Arumi terlihat jelas. Gadis itu berangkat dengan ekspresi wajah yang ceria dan antusias, tapi setelah beberapa menit sampai di butik, ekspresi wajahnya berubah 180 derajat.

"Tiba-tiba nggak enak badan. Aku mau langsung pulang saja. Lain waktu saja aku pergi ke rumah Om." Jawab Arumi tak bersemangat.

Pikirannya mendadak kacau, dia jadi mempertimbangkan kembali kelanjutan hubungannya dengan Agam.

Gadis itu tiba-tiba kehilangan kepercayaan dirinya untuk bersanding dengan pria dewasa seperti Agam.

"Alasan.! Bilang saja kalau kamu takut memberikan apa yang sudah kamu janjikan padaku." Sahut Agam ketus. Dia meraih pergelangan tangan Arumi, menggandeng gadis itu keluar dari butik untuk menuju ke mobilnya.

"Aku cuma bercanda soal itu, jangan dianggap serius." Jawab Arumi bohong. Dia mencari alasan supaya Agam tidak menagih ucapkan.

"Kita belum menikah, Papa dan Mama akan mencincang ku kalau sampai mereka tau aku berbuat seperti itu sebelum menikah." Ujarnya lagi. Agam menghentikan langkah, dia menatap serius wajah Arumi dengan dahi berkerut.

"Mereka nggak akan tau selagi nggak lihat langsung." Ucap Agam tegas.

"Tentu saja. Om pikir aku sudah gila sampai membiarkan mereka melihat langsung adegan seperti itu." Sahut Arumi tak kalah tegas.

"Hanya saja mulutku ini kadang susah di kendalikan. Aku sering keceplosan,," Arumi menghentikan ucapannya karna tiba-tiba Agam memotongnya cepat.

"Arumi.!!" Pekik Agam dengan kedua mata yang membulat sempurna. Dia kaget bukan main karna mendengar pengakuan Arumi yang mengatakan jika dirinya sering keceplosan di depan kedua orang tuanya.

Seketika Agam langsung teringat dengan perbuatan mesum yang sudah dia lakukan bersama Arumi.

Wajah Agam mendadak pucat, dia bisa kehilangan muka kalau sampai Arumi mengatakan semuanya soal misi memperbesar ukuran da- da.

"Om Agam kenapa.?" Arumi menatap heran, apalagi ekspresi wajah Aham tampak ketakutan dan pucat seperti sedang melihat hantu di siang bolong.

"Kenapa kamu bilang.?! Kamu sedang membuatku dalam masalah, Arumi." Pekik Agam frustasi. Dia sampai mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan.

"Apa kamu juga pernah keceplosan mengenai apa yang sudah kita lakukan akhir-akhir ini.?!" Agam bertanya serius dan panik. Dalam hati pria berusia 32 tahun itu berharap Arumi tidak mengatakannya kepada siapapun.

"Pernah." Jawab Arumi cepat. Dia asal menjawab karna tidak konsentrasi lantaran gelagat Agam yang panik.

"Astaga Arumi.!! Yang benar saja kamu kelepasan bicara soal misi memperbesar da -da.!!" Seru Agam makin frustasi.

"A,,aapa.?! Aku nggak pernah kelepasan bicara soal hal itu." Jawabnya sedikit terbata. Gadis itu baru menyadari maksud pertanyaan Agam sebelumnya.

"Tadi bilang iya, sekarang enggak. Jadi yang benar yang mana.?!" Desak Agam tak sabar.

"Untuk sekarang belum, tapi ke depan aku nggak yakin." Jawaban Arumi membuat Agam gemas ingin memasukkan gadis itu ke dalam karung dan melemparnya ke tengah lautan.

"Kau ini benar-benar.!" Desis Agam. Dia kembali menggandakan tangan Arumi dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.

...*****...

"Kamu itu apa nggak bisa sedikit dewasa.?" Tanya Agam dengan nada mencibir.

Mereka sudah setengah perjalanan setelah meninggalkan butik. Agam tetap melajukan mobilnya menuju rumahnya tanpa berniat menuruti permintaan Arumi yang ingin pulang.

Arumi tak menjawab, dia memilih diam dengan pandangan lurus ke jalanan.

"Arumi, aku bicara sama kamu.!" Tegur Agam lantaran tak kunjung mendapatkan respon dari Arumi.

"Bagaimana kalau batalkan saja acara pertunangan kita.? Sepertinya aku memang nggak cocok jadi istri Om." Lirih Arumi dan sedikit melirik ke arah Agam. Arumi mengakui jika dirinya jauh dari kata dewasa. Sejujurnya dia juga ingin merubah sikapnya, tapi sepertinya butuh proses yang tidak instan.

"Kamu benar-benar kekanakan.!" Ucap Agam penuh penekan. Pria itu kemudian bungkam dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan.

Arumi yang disebut kekanakan juga memilih diam. Dia enggan menyangkal karna kenyataannya memang seperti itu.

...****...

"Kamu nggak mau turun.?" Suara dingin Agam membuyarkan lamunan Arumi. Gadis itu baru menyadari kalau mobil yang dia tumpangi sudah terparkir di carport rumah Agam.

Tak ada jawaban, Arumi bergegas melepaskan seatbelt dan turun dari mobil. Dia mengikuti langkah Agam ke dalam rumah.

"Kalau mau minum ambil saja di dapur, aku mau mandi dulu." Kata Agam. Arumi mengangguk paham dan saat itu juga langsung beranjak ke dapur. Dia butuh minuman yang segar untuk mengembalikan keceriaannya lagi.

Satu botol minuman kaleng baru saja di ambil Arumi dari dalam lemari pendingin. Gadis itu memilih duduk di ruang keluarga dan menyalakan televisi tanpa menontonnya. Dia justru sibuk memainkan ponsel sambil sesekali meneguk minuman kaleng di tangannya.

20 menit berlalu, Arumi dibuat tak berkedip saat Agam menghampirinya dengan bertelanjang dada. Pria itu hanya memakai celana pendek. Rambutnya yang masih basah membuat pria itu terlihat sangat seksi. Apalagi 6 roti sobek yang terletak di perutnya. Jiwa muda Arumi seketika meronta ingin menyentuh perut sixpack itu lagi.

Agam duduk di samping Arumi dengan santai. Aroma sabun langsung menguar begitu Agam duduk di sampingnya. Arumi bisa merasakan kesegaran lewat indera penciumannya.

"Duduk disini." Titah Agam seraya menepuk pelan pahanya. Arumi tak bergeming, gadis itu belum sadar sepenuhnya akibat ulah Agam yang memamerkan otot-ototnya setelah mandi.

"Arumi.?" Tegur Agam pelan. Dia sampai menggerakkan tangannya di depan wajah Arumi.

Gadis itu mendadak gelagapan. Dia tampak gugup.

"I,,iiya,, kenapa Om.?" Tanyanya terbata.

Agam tidak menjawab, tapi kedua tangannya mengarahkan Arumi untuk duduk di pangkuannya dengan mengharap ke arahnya.

Arumi membuang pandangan ke arah lain, dia tidak berani menatap wajah Agam begitu dekat. Entah kenapa kali ini dia merasa sangat malu sekaligus canggung. Mungkin karna beberapa menit yang lalu dia dan Agam berselisih.

"Kamu tegang.?" Tanya Agam yang menyadari tubuh Arumi lebih kaku dari biasanya. Bahkan tangan Arumi yang biasanya melingkar manja di lehernya, saat ini hanya diam saja di pundaknya.

"Sedikit." Jawab Arumi. Agam tampak tersenyum tipis, kedua tangannya merengkuh pinggang Arumi dan membenarkan posisi duduk Arumi yang kurang maju.

"Maaf kalau ucapanku membuat kamu tersinggung." Ujar Agam pelan. Tangannya perlahan menyusup ke dalam baju Arumi.

Arumi membeku, dia terkejut karna mendengar kata maaf keluar dari bibir Agam untuk pertama kalinya. Gadis itu berfikir jika kepala Agam baru saja terbentur hingga membuat pria itu bersikap tak biasa.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa Arumi Agam jadikan pelampiasannya saja ya,Arumi kan kelewatnpolos bin oon..

2024-04-24

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

seru kak

2023-09-30

0

Ica Snow Kim

Ica Snow Kim

AGAM BILANG MAAF PADA ARUMI 😅😅😅

2023-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!