Part 5

Setelah berbicara panjang lebar dengan Bunga, dan setelah menyampaikan maksud dan tujuan bunga pada Flo, Bunga pun menghilang bersamaan dengan hembusan angin.

Sedangkan Flo juga langsung tertarik dan masuk kedalam gumpalan cahaya putih dan langsung menghilang juga dari tempat itu.

Tidak lama kemudian Flo yang kini sudah di sebut bunga pun bangun.

" Eeeggghh, apa kita sudah sampai... ?" tanya Bunga pada supir dan bibi itu.

" Su... sudah dari tadi nya. " jawab bibi, yang masih sedikit takut terhadap majikannya.

" Benarkah, kenapa tidak membangunkan ku... ?" tanya Bunga sambil melihat sekelilingnya.

" Saya tidak berani Nyonya... " jawab bibi sambil menunduk takut kena marah bunga, karena biasanya kalau ia melakukan kesalahan sedikit saja, Bunga langsung marah dan tidak segan-segan memukulinya.

" Ya sudah tidak apa-apa, ayo kita keluar sekarang. " kata Bunga lagi, dan itu sukses membuat bibi dan pak sopir sangat terkejut.

" Nyonya tidak marah... ?" tanya bibi memastikan lagi.

" Tidak bi, tapi ingat lain kali kalau saya ketiduran di bangunkan saja tidak apa-apa ko " jawab Bunga sambil tersenyum ramah pada bibi dan juga supir itu, setelah itu Bunga langsung keluar dari mobilnya.

" Alhamdulillah pak, ternyata Nyonya juga benar - benar melupakan sifat buruknya, dan malah bersikap dengan sangat baik sekarang. " kata bibi yang masih di dalam mobil bersama pak sopir.

" Ayo bi masuk... " panggil Bunga

" Iya Nya... " sahut bibi dan langsung keluar dari mobil dan langsung menghampiri majikannya.

Mereka pun langsung masuk kedalam rumah itu.

Bunga melihat sekelilingnya, begitu sangat sepi bahkan bunga celingak - celinguk mencari alasan ia membantu bunga asli saat ini.

Bunga terus berjalan sampai tiba-tiba mendengar suara tangisan anak kecil di dalam sebuah kamar.

Huuuaaa... huuuaaa...

" Sudah dek tenang jangan menangis nanti Kaka ambilkan susunya dulu, sabar ya dek... " begitulah suara yang terdengar dari dalam kamar itu.

Bunga yang mendengar itu pun hatinya begitu sakit.

" Itukah anak Bunga, dasar tidak tahu di untung kau bunga... " kata Flo dalam hati yang begitu kecewa dengan sikap bunga yang mengabaikan buah hatinya sendiri.

Bibi begitu sangat was was sekarang, ia benar-benar sangat takut saat ini kalau nyonyanya kembali marah dan menghajar anaknya lagi seperti yang biasa ia lakukan.

" Ayo Nyonya saya antara ke kamar " ajak bibi saat melihat bunga berhenti di depan kamar anak - anaknya.

Bunga tidak menjawab, ia langsung masuk untuk menghampiri buah hati pemilik tubuh yang Flo tempati saat ini.

Cekklek

Bunga membuka pintunya secara perlahan dan melihat anak laki-laki sedang membuatkan susu lalu memberi susu itu kepada adiknya.

Bertapa bahagia dan juga sedih yang Bunga rasakan saat ini melihat semua itu.

Bunga bahagia karena akhirnya bisa merasakan memiliki anak, sedih karena melihat anak - anaknya tidak terurus sama sekali.

Melihat semua itu bunga pun mendekat, seketika anak laki-laki itu langsung memeluk sang adik, ia begitu ketakutan saat ibunya itu mendekat, karena seperti biasanya ia dan adiknya langsung mendapat kemarahan dan juga pukulan dari sang ibu, bila ibunya itu mendekat.

" Nak, adik kenapa... ?" tanya Bunga hati - hati karena melihat raut ketakutan pada anaknya itu.

Anak itu tidak menjawab, karena saking takutnya pada ibunya sendiri.

Melihat itu, hati bunga semakin sakit, seakan ia ikut merasakan apa yang kedua anak itu rasakan selama ini yaitu takut pada ibunya sendiri.

Perlahan bunga mendekat dan langsung memeluk anak laki-laki itu dengan penuh kasih sayang.

" Hiks hiks hiks... maafkan ibu nak, selama ini ibu tidak pernah menyayangimu dan adik, maafkan ibu. hiks hiks hiks... " kata bunga sambil memeluk anak itu.

Anak laki-laki itu begitu sangat terkejut, ia tidak menyangka mendapatkan pelukan hangat yang selama ini ia impikan dari sang ibu.

" Hiks hiks hiks ibu... " kata anak itu yang masih berada dalam pelukan bunga sambil menangis

" Iya sayang, ini ibu maafkan kesalahan ibu selama ini ya nak hiks hiks hiks... " kata bunga sambil memeluk dan mencium seluruh wajah anak itu karena saking bahagianya bisa merasakan memiliki anak.

Anak itu sangat bahagia sekali, sampai tidak bisa berkata apa-apa saking bahagianya, bibi dan supir yang melihat kejadian itu juga ikut terharu, dan ikut menitikkan air mata karena saking terharunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!