Menikahi Pria Kembar

Menikahi Pria Kembar

Bab 1

KOPI DAN CATATAN TEMPEL

Stella terbangun karena suara alarmnya.  Sebuah erangan keluar dari mulutnya, menunjukkan keengganan untuk meninggalkan kehangatan nyaman yang diberikan selimutnya yang tebal dan bantal yang dia peluk untuk tidur.  Dia mematikan alarmnya dan kembali tidur. 

Kringgggggg.. Kringgggg......

Walaupun sudah dimatikan  alarm itu terus berbunyi. Setelah mengotak-atik jam alarm beberapa kali, dia akhirnya memutuskan untuk bangun. 

Gadis itu melakukan peregangan di tempat tidurnya dan menguap dengan keras, dia bangun dengan parau.  Stella turun dari tempat tidur, lalu mengambil teleponnya dan menggulirnya.  Melihat notifikasi dan jadwalnya hari ini.  Dia mengusap matanya. 

"Mataku sulit terbuka.. "

"Sepertinya aku butuh kopi. " gumamnya sembari berjalan menuju wastafel kamar mandi.

Suara keran tebuka dan air mengalir memasuki indra pendengaram, ia memercikkan air dingin pada  wajahnya untuk membangunkan dirinya sepenuhnya.

Stella melihat dirinya di cermin.

'Berbahagialah Stella, ibu dan ayah akan bangga dengan apa yang kamu capai,' Stella mengingatnya, dengan ringan ia menampar wajahnya agar tersadar.

"Kau memiliki mobil dan apartemen dengan penghasilan stabil bahkan sambil melunasi pinjaman tanpa melewatkan tanggalnya.  Berapa banyak anak berusia 19 tahun yang dapat mencapainya?" dia mendorong dirinya sendiri untuk bangkit.

Setelah memberi dirinya sedikit motivasi, dia mengganti pakaiannya dari yang asal-asalan menjadi sesuatu yang lebih rapi namun nyaman. Ia mengambil kunci mobil dan keluar dari apartemennya.

Pemandangan pagi hari ini di sekitar kota banyak orang berlalu lalang  sibuk dengan urusannya sendiri. Tidak hanya pejalan kaki, pengendara mobil pun banyak mengantri di sepanjang jalan.

Sementara perjalanannya menuju ke kafe terdekat berlangsung singkat dan buram.  Wajah kosongnya berubah menjadi senyuman ringan ketika melihat dunia lebih jelas ketika keluar dari mobil. Setelah nya berjalan memasuki kafe dengan semangat.

“Apa yang ingin anda pesan ,nona?” tanya sang barista.

“Macchiato karamel dengan tambahan gula secukupnya."

"Minum disini?"

"Tidak."

"Baik, nona. Tunggu sebentar. "

Barista itu pergi dari hadapannya, mungkin bersiap untuk melayani pengunjung yang lain.

Sembari menunggu pesanannya dibuat, Stella berjalan menuju kursi dekat dinding kaca.  Musik romansa lambat diputar di latar belakang beserta aroma samar kopi yang baru diseduh memasuki indranya. Stella menutup matanya dan menikmati suasana yang disediakan padanya. 

Melihat keluar dari dinding kaca sambil mengetuk-ngetuk meja bosan.  Matanya mengembara pada detail terkecil di  jalan disana . Bagaimana seorang gadis menjatuhkan dompetnya, dan seorang pria gentle mengambilnya lalu mengembalikannya pada gadis itu.

"Ternyata masih ada pria baik di dunia ini. "

Mereka segera membicarakan sesuatu, membuat gadis itu tertawa saat mereka bertukar nomor telepon. Pria bersetelan hitam berlari dengan tergesa-gesa- mungkin terlambat untuk membuat janji.

"Tidak juga... " ucap Stella setelahnya

Gadis remaja itu kembali berjalan menyusuri jalan dengan anjing kesayangannya tidak lupa secangkir kopi digenggaman nya.  Seperti biasa, banyak orang berjalan atau berlari dengan tergesa-gesa, sibuk dengan kehidupan mereka sendiri. 

Stella terkejut ketika beberapa lembar kertas berterbangan karena tertiup angin dari arah luar jendela. Stella menoleh kesamping yang terdapat beberapa lembar kertas yang masih rapi lalu membungkuk untuk mengambil kertas-kertas yang tergeletak di lantai.

"Haruskah aku meletakannya disana lagi? ''dia bertanya pada dirinya sendiri. 

Peperangan dipikirkan nya terhenti ketika mendapatkan ide.

Ia mengambil stiknote dan pena diatas meja. Menuliskan beberapa kata disana. Terakhir menggambar wajah tersenyum di akhir kalimat lalu meletakkan pena itu kembali ke posisi semula.  Stella menulis di stiknote itu dengan pandangan kosong. Entahlah yang terpenting ia bisa meluapkan apa yang ada dipikirkan nya . Ia melakukan itu murni sebagai tindakan kebaikan. Lagipula siapa orang bodoh yang bisa meninggalkan berkas seperti ini di meja.

“Pesanan meja 7."

Stella pergi dan mengambil pesanannya dan meninggalkan kafe.

Suara getar telpon membuat Stella berhenti sejenak untuk mengambil ponselnya kemudian kembali melanjutkan jalannya menuju parkiran mobil.

“Stella, apakah kamu datang? Luke dan aku menunggumu sebelum memulai rapat,” Mia berbicara dari telepon.

“Aku sedang dalam perjalanan kesana.” jawabnya sambil masuk ke dalam mobilnya.

"Baiklah.Kami akan menunggumu."

Panggilan terputus. Ia menyalakan mesin mobilnya sembari menyeruput kopi yang sempat dibeli. Mobil melaju menuju ke rumah temannya. Tidak lupa mendengarkan radio pagi berisi beberapa berita di kota ini.

Ia benar-benar melupakan kata-kata yang baru saja dia tulis sebelumnya.  Sedikit yang dia tahu beberapa kata-katanya akan mengubah seluruh hidupnya.

Disisi lain........................

"Bunuh dia."

Aiden memotong panggilan sambil berjalan kembali kedalam kafe. Matanya berkedut kesal, menyadari Espresso-nya mulai dingin karena seseorang yang menelponnya sekitar 10 menit hanya karena urusan sepele.  Dia dengan cepat meminta secangkir kopi lagi untuk menggantikan kopinya yang sudah dingin.

Matanya tertuju pada dokumen dan catatan tempel di atasnya.  Dia mengambil catatan tempel dan membaca kata-katanya.  Bola hitamnya sedikit melebar. 

Apakah ini trik sialan?  Dia bertanya pada dirinya sendiri.

Siapa yang akan membuat coretan tulisan  seperti ini?

Dia bangkit dari duduknya bertepatan dengan barista yang datang membawa kopi pesanannya.

“Apakah Anda melihat siapa yang baru saja ada di meja saya?“ mata Aiden menyipit mengancam pada barista.

“Saya—saya—tidak tahu, tuan.” jawab si barista, menelan ludah , menatap takut kearah pria berusia akhir 20-an di depannya.

Tinggi Aiden 190 dan bekas luka putih di alis kanannya membuatnya tampak lebih menakutkan.  Belum lagi aura mematikan di sekelilingnya.  Setelan Armani hitamnya tertekuk dengan setiap gerakan yang dia lakukan saat dia mengambil barang-barangnya dan keluar dari kafe begitu saja.

Barista menghela napas lega.

Dia mengeluarkan ponselnya dan memanggil nomor seseorang.

*Dring*

*Dring*

“Jay.” katanya datar.

" Iya Bos. “Jawab Jay dari ujung sana.

“Cari bukti jika perusahaan Xalion telah bangkrut dan menggunakan kami untuk meningkatkan nilai saham mereka kembali. ”

Genggaman jari Aiden di ponselnya semakin erat saat dia mengucapkan kata-kata itu.  Dia benci mengucapkan itu.  Dia benci dimanfaatkan.  Dia adalah orang yang senang menggunakan orang lain bukan justru sebaliknya.

"Mengerti, Bos." jawab Jay

“Dapatkan informasi dari pasar gelap jika diperlukan.” imbuhnya lebih lanjut dan menutup telepon.

Aiden tidak percaya mereka adalah temannya.  Berada di dunia bisnis,berbagi informasi palsu untuk keuntungan semata adalah hal yang sangat umum. 

Aiden menatap stiknote dengan coretan acak itu dengan datar. Entah siapa yang menulisnya. Apakah ada yang menganggapnya sebagai orang bodoh? 

Aiden akan membuat penilaiannya setelah sumber tepercaya memverifikasi fakta itu. Jika itu hanya coretan biasa ia tak akan masalah, namun apapun perlu diwaspadai.

Aiden berjalan menuju kantor saat para pekerja membungkuk dan menyapanya di sepanjang lorong.

“Siapa yang membuat wajahmu seperti ini?”

Mata hitam itu menyipit melihat wajah kesal Aiden.  Itu tidak jarang terjadi, namun tetap masih ada sesuatu yang harus dipertanyakan.  Aiden menyerahkan catatan tempel itu padanya.

“Fu*k. “ Arlan mendesis membaca isinya. 

Sebuah ketukan menginterupsi mereka. 

“Masuklah.” suruh Arlan

“Tuan, informasi yang Anda minta untuk saya verifikasi adalah valid.  Mereka memang akan segera bangkrut.  Mereka bahkan menghabiskan banyak sekali sumber untuk menyimpan informasi ini agar tidak bocor kepada anda. " ucap Jay memberi tahu. 

Kedua bersaudara itu tampak terdiam.

“Pecat seluruh tim yang mengerjakan proyek ini. Tidak perlu membayar mereka. ” Aiden menyipitkan matanya tajam.

Jay menggigil karena rasa dingin yang memancar dari bosnya, mengangguk patuh sambil berlari keluar ruangan.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Lacibolala

Lacibolala

Cerita ini baru saja dibuat, jadi ayo sukseskan cerita ini readers.. 🤯😉sedih kalau sedikit yang baca, tapi its okay, kalian perlu baca sampai akhir Yap .. jadikan kalian sebagai fans cerita ini.. See you:D

2022-12-24

1

Miyura Rajati

Miyura Rajati

lanjut othor..aku menunggumu..😗😗

2022-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!