Denting Pertama

Lewat lagu ini, dia memanggilku.

Lewat alunan nada ini, ia sampaikan perasaannya.

Cinta yang sudah tak dapat mungkin terwujud.

Fur Elise ... kisah-kasih yang tak tersampaikan.

####

"Mereka lihat apa, sih?"

Gadis itu menatap sekumpulan siswa yang berkerumun di mading sekolah. Tampak diantara mereka yang berwajah muruh, dan banyak siswi yang menangis. Hal yang cukup menarik untuk memancing rasa ingin tahunya.

Gadis itu mencoba berjinjit untuk melihat apa yang menempel di mading sekolah—hingga banyak siswi-siswi yang menangis histeris. Ia mendengus kesal kala pemandangan itu tak terlihat juga. Tepukan di bahu kanannya membuat ia menghentikan aksinya.

"Lho? Lo nggak tahu berita hari ini, Can?" Tanya gadis yang menepuk bahunya tadi. Sosok yang dipanggil 'Can' menggeleng dengan alis berkerut.

"Kemarin, salah satu angkatan kita ... kalo nggak salah kelas XII Ips 1, kecelakaan dan meninggal di tempat. Karena itu, sekolah kita lagi berkabung," ujar Rena—gadis yang sebelumnya bertanya—membuat gadis bernama asli Candy itu terkejut.

"Hah, serius? Siapa?"

"Orion. Lo pasti dia 'kan? Secara lo kan suka sama sau--"

"Iya, iya, tahu!" Potong Candy cepat sambil menatap sebal pada Rena yang tersenyum jahil.

Candy memang mengenalnya namun ia tidak akrab sama sekali dengan cowok itu. Yang Candy tahu, cowok itu sering buat onar dan merepotkan kembarannya. Tapi karena ketampanannya, banyak juga para siswi yang ingin jadi pacarnya. Itu rumor yang sering ia dengar. Regaz, seketika Candy terdiam mengingat nama itu. Bagaimana keadaan cowok itu? Apa ia baik-baik saja?

Perlahan gadis itu menghela napasnya, ia hanya bisa berkata dalam hati tanpa bisa bicara langsung pada orang itu.

"Sayang banget ya, dia meninggal secepat ini. Padahal dia ganteng, stok cogan di sekolah kita berkurang dong," celetuk Rena tiba-tiba, membuat Candy melirik ke arahnya.

"Heh, mulutnya," ujar Candy seraya menepuk bibir Rena lumayan keras. Candy tak habis pikir, bukannya sedih karena kehilangan teman satu sekolahnya—Rena malah sedih karena stok cogannya berkurang? Gila kali ini anak.

Rena mengerucutkan bibirnya kesal. Ia mengusap bibirnya tak tadi kena tamparan tangan Candy. "Jujur ya, dulu gue pernah suka sama tuh anak," ujar Rena diiringi dengan senyum lebarnya.

"Ck, semuanya aja kamu bilang suka . Coba ngomong sekali lagi, biar aku bilangin sama Egi," Candy tersenyum, namun bukan senyum manis yang Rena lihat tapi senyum penuh misteri.

"Itu dulu ya, dulu," Rena menekankan kata 'dulu' pada kalimatnya sebelum kembali berucap, "Jangan bilang sama dia! Bisa-bisa gue di pelototin terus selama satu minggu di sekolah," Rena bergidik ngeri membayangkan itu semua.

"Bilangin apa?"

Dan suara bariton dari orang yang baru saja mereka bicarakan membuat keduanya terdiam. Rena sudah pucat pasi saat menoleh ke belakang dan mendapati kekasihnya—Egi yang sedang tersenyum dengan aura mistis disana. Sementa si pembuat masalah—Candy hanya cengar-cengir tak jelas.

"A-anu, itu ... tentang penyebab kebotakan yang di alami Pak Bagus!" Jawab Rena asal.

Seorang guru yang melewati mereka menjadi inspirasinya. Untung saja guru berkepala plontos itu tidak mendengar percakapan mereka. Dan untungnya lagi, kalimat aneh itu berhasil menyelamatkan Rena dari amukan sang kekasih.

Mari kita berkenalan sejenak dengan orang-orang ini.

Gadis pertama yang tadi disebutkan bernama, Candy Elisa. Atau lebih sering dipanggil Candy oleh teman-temannya.

Sementara gadis yang satu lagi bernama Rena Malvita—sahabat Candy sejak mereka masih kecil. Rena memiliki seorang kekasih namanya, Egivano.

Mereka bertiga adalah siswa tahun terakhir di SMA Gelora. Candy dan Rena masuk jurusan IPA, sementara Egi dia masuk ke jurusan Bahasa.

"Astaga!" Gumam Candy, membuat Rena dan Egi yang berjalan di hadapannya menoleh.

"Kenapa?" Rena menaikan satu alisnya.

"Tadi, aku di suruh ke ruang guru. Aku kesana sebentar, ya. Kalian duluan aja," ujarnya agak kesal karena perutnya yang sudah meronta meminta diisi.

"Penyakit pelupa lo itu nggak sembuh-sembuh, heran gue. Yaudah sana, cepetan tapi," sahut Rena sambil menarik Egi memasuki kantin.

Karena perutnya yang lapar sudah tak bisa diajak kompromi. Ia segera bergegas ke ruang guru agar cepat terselesaikan.

oOo

Kursi cokelat berjajar rapi di ruangan yang sama membosankannya dari terakhir yang Candy ingat. Tidak ada sesuatu yang tampak istimewa di ruang guru. Isinya kalau tidak di dominasi dengan kursi dan meja, ya tumpukan kertas di segala sisi sehingga menimbulkan kesan berantakan disana-sini.

"Masuk."

Sebuah seruang dari dalam ruangan membuat Candy tanpa segan masuk ke dalam ruangan. Senyum beberapa orang pengajar yang melihatnya, membuat ia semakin gugup. Orang yang menantikannya tampak duduk di balik meja, berfokus pada kertas-kertas ulangan.

"Maaf, Pak. Kata Pak Didi, Bapak nyari saya?" Ia sedikit canggung untuk menegur, tapi urung untuk diam saja.

Pak Jaya mendongak. "Ah, Candy. Silahkan duduk,"

"Terima kasih, Pak."

Candy mengambil posisi duduk di salah satu kursi yang berada di dekat tempat duduk guru Fisika teladan di sekolahnya.

"Begini, sebentar lagi akan ada lomba sains antar Kabupaten. Sekolah kita di minta untuk mengirimkan beberapa perwakilan. Hampir semua bidang sudah Bapak pilihkan. Nah, kamu Bapak pilih untuk mewakili bidang Fisika. Bagaimana?" Terang Pak Jaya tanpa basa-basi. Candy mengerutkan kening. Aku?

"Kenapa harus saya, Pak? Saya tidak terlalu mahir dalam Fisika," ujarnya mencoba beralasan.

Siapapun tentunya tak pernah mau bila di serahi tanggung jawab besar seperti ini apalagi menyangkut nama baik sekolah. Candy tidak yakin pada kemampuannya untuk mengharumkan SMA Gelora. Ah, mungkin lebih tepatnya ia takut mengecewakan pihak sekolah jikalay dirinya gagal pulang membawa kejuaraan.

Pak Jaya menggeleng singkat.

"Saya sudah melihat nilai-nilai kamu. Semua nilai-nilai kamu dalam bidang itu mendekati sempurna. Apa yang kamu ragukan tentang itu?"

Kepalanya tiba-tiba terasa gatal. Candy tidak tahu harus mengelak dengan alasan apa lagi.

"Gimana ya, Pak?" Candy meringis. "Ya sudah, saya akan berusaha semampu saya, Pak," ujarnya pasrah.

Dilema. Mau mengelak, tapi ia merasa tidak enak. Pak Jaya ini orangnya kalem, tidak banyak bicara. Beliau terkenal dengan kerendahan hatinya dan ketegasannya dalam mengajar. Untuk itulah guru teladan antar sekolah disematkan padanya.

Diam-diam, Candy menunduk memikirkan kembali keputusannya. Perutnya yang keroncongan membuatnya sulit berpikir untuk kali ini. Ia harus bisa membagi waktu mulai sekarang.

Satu, membantu Ibunya membuat kue sampai malam. Dua, belajar menghadapi ujian. Tiga, olimpiade. Cukup sulit memang, karena waktu luanya tidak banyak atau bisa dibilang sangat nihil.

"Baik, besok kamu mulai bimbingan. Nah, karena kebetulan dua teman kamu yang lain sudah dapat pembimbing, kamu mau kan di bimbing oleh orang yang sudah menyabet mendali emas tahun lalu?"

"Memangnya setiap bidang ada berapa perwakilan, Pak?" Tanya Candy tak paham.

"Tiga," Pak Jaya tersenyum. "Tapi demi menghindari ketidakmerataan pemahaman, Bapak mengutus tiga pembimbing untuk mengajar masing-masing perwakilan Fisika. Kamu sendiri akan dibantu oleh nak Regaz, bagaimana?"

Deg.

Satu nama itu sukses membuat Candy termangu. Regaz? Orang yang dua tahun belakang ini mengisi hatinya? Bagaimana dia bisa kalau begitu?

"Regaz Kavier, Pak?" Tanyanya sekali lagi mencoba meyakinkan pendengarannya.

Pak Jaya mengangguk.

"Iya, Regaz Kavier. Seangkatan denganmu."

Candy nyaris memekik. Mimpi apa dia semalam sampai pagi ini bisa mendapatkan kabar indah seperti ini? Tunggu. Tapi, bukannya saudara kembarnya baru saja meninggal?

"Berapa lama Pak, bimbingannya?" Ia mulai putus asa.

"Dua bulan," jawab Pak Jaya geli seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Candy. Selama dua bulan siswinya itu harus berdekatan dengan siswa teladannya.

Candy menghela napasnya. Dosanya pasti sampai harus di beri cobaan seperti ini.

\=\=\=\=\=\=

-TO BE CONTINUED-

A/N: Semoga suka. Aku revisi ini karena ingin bwahahaha ...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers tercinta ..

Jangan jadi pembaca gaib nanti auto santet onlen wkwk:v

I Purple U

Bhubhay^^

Terpopuler

Comments

Shen

Shen

lanjut kak

2020-11-01

1

Nenah Nurjanah

Nenah Nurjanah

baca namanya sandi atau kendi sih?

2020-10-31

5

Siti Julaeha Julai

Siti Julaeha Julai

lanjut

2020-10-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!