Seperti biasa suasana kantor di divisi keuangan aktivitasnya berjalan dengan lancar, tanpa ketinggalan dengan kehebohannya setiap Zeevana membuka lapak hariannya di ruangan itu. Gadis berjilbab itu menjual apa saja yang bisa dijual sesuai request dari pelanggannya.
Para karyawan merasa senang karena bisa membeli barang-barang branded dengan cara mengkredit. Maklum, keperluan mereka juga banyak, apalagi ibu-ibu yang sudah punya anak. Boro-boro bisa membeli tas branded dengan harga cash, kalau pendapatan mereka saja digunakan untuk membeli susu dan pampers anak. Iya, kalau suami memiliki penghasilan besar, gaji mereka dari bekerja kan bisa untuk memanjakan diri, ke salon, beli tas branded dan baju yang lagi nge-trend.
Pagi itu, Zeevana mengeluarkan barang-barang baru yang dia bawa. Semua karyawan berkumpul mengelilingi kubikelnya. Bahkan ada yang membawanya ke kubikel Vera atau Mike. Mereka berebutan melihat barang-barang yang belum ada tuannya itu. Kecuali barang yang sudah dipesan, sudah dia pisahkan di tempat lain.
“Zee, yang ini berapa kali bayar?. Gila!!. Bagus banget,” ujar Vemy histeris sambil menunjukkan tas gucci keluaran terbaru ke arah Zeevana.
“Untuk Mba, tiga kali bayar saja, ya. Tas itu limited edition, lho, Mba. Jadi nggak ada yang bakal sama dengan Mba di kantor ini,” rayu Zeevana agar Vemy segera mengambil tas tersebut.
Emang pas banget kalau dia jualan. Semua ibu-ibu dan gadis-gadis di divisi keuangan akan tergoda untuk membuka utangan baru dengan Zeevana, si Ratu Kredit. Meskipun harganya mahal, tapi kalau bisa dicicil akan menjadi ringan. Makanya mereka semua bisa khilaf sampai mengambil dua atau tiga barang. Kalau ditotal kreditan untuk satu orang bisa sampai jutaan lebih.
“Oke, deh. Aku ambil yang ini, ya. Nih, aku bayar segini dulu,” ujar Vemy sambil menyerahkan uang tiga lembar berwarna merah kepada Zeevana.
“Sipp, Mba. Makasih, ya,” balas Zeevana dengan wajah sumringah. Pagi-pagi jualannya sudah laris manis. Gadis itu menepuk-nepuk barangnya dengan uang baru dari Vemy, seperti gaya pedagang di pasar saja.
"Alah, lagak mu, Zee" toleh Vera melihat Zeevana. Gadis itu hanya tersenyum membalas ucapan Vera.
“Zee, baju tidur pesanan eike mana?,” tanya Anita, sekretaris Pak Suyono.
“Ada Mba, Sayang. Tenang saja,” ujar Zeevana sambil mengeluarkan baju tidur sutera pesenan Anita. "Ini, Mba. Aku pilihkan yang bahannya bagus sesuai request Mba Anita."
"Bagus banget, Zee. Bahannya lembut tenan," ucap Anita sambil memeluk baju tidur pesanannya. Sudah lama sekalu dia ingin membeli baju tidur mahal. Sekali-sekali tidak apa, kan.
"Mba Nita, nggak mau pesan lingerie?," tanya Zeevana sambil mengedipkan matanya kepada Anita.
"Iya, Nit. Lingerie sekarang bagus-bagus, lho," timpal Vera tersenyum. Vera teringat ketika belum bercerai dengan suaminya. Dia sering memakai lingerie. Sudah dipastikan dia akan selalu keramas jika memakainya.
Vemy dan beberapa karyawan yang masih gadis cekikikan membayangkan bentuk baju tidur lingerie. Pasti semriwing kalau ditiup angin. Nah, kalau di ruang AC akan tambah kedinginan.
"Apa kalian ketawa-ketiwi?" pelotot Zeevana tidak suka, "Kalau kalian mau pakai lingerie juga untuk siapa?. Aku hanya menawari Mba Nita karena dia punya suami."
"Boleh juga, Zee. Carikan yang sexy, ya. Biar mata suamiku melotot," ujar Anita tertawa. Mereka semua yang ada di divisi keuangan pun sontak tertawa geli.
"Menyenangkan mata suami itu besar pahalanya, Mba" sela Vera tersenyum.
"Aku juga mau, Mba" ujar Intan dari divisi pemasaran.
"Ah, tepat sekali. Kamu kan pengantin baru, Tan. Wah, suamimu bakalan betah di rumah" ujar Anita tertawa kecil.
"Ya, jangan, Mba. Nanti dia nggak kerja lagi kalau sampai betah di rumah," elak Intan.
"Bukan begitu juga kali. Maksudnya supaya suami kamu maunya cepat pulang terus" ujar Vera menjelaskan ucapan Anita.
"Oke, deh. Aku catat dulu ya, Tan" sela Zeevana.
“Zee, sepatu pesananku ada?,” tanya Icha dari divisi lain menanyakan pesanannya seminggu yang lalu.
“Zee, lipstik pesananku”
“Zee, toples Moordead pesananku ada nggak?”
“Botol minum Tupperdare pesanan ku udah ada belum?”
“Zee...”
“...”
“Tenang ibu-ibu. Semua pesanan kalian sudah ada,” ujar Zeevana berteriak karena diserbu teman-teman sekantornya, belum lagi dari divisi lain yang berkunjung ke sana.
Di luar ruangan, Mike tampak sedang berlari kecil setelah keluar dari lift. Dia ternyata satu lift dengan manajer baru yang akan menggantikan Pak Suyono. Laki-laki yang berada di sampingnya ketika berada di dalam lift tadi bertanya kepadanya di mana ruang divisi keuangan. Makanya setelah memberi tahu laki-laki itu, Mike langsung keluar dari lift lebih dulu agar bisa memberitahu teman-temannya sebelum laki-laki itu masuk ke ruangan.
"Zee !!!,” teriak Mike memanggil Zeevana.
Sontak mereka yang ada di dalam ruangan menoleh ke sumber suara. Mereka semua menatap Mike yang masih berdiri di depan pintu masuk.
“Simpen dulu barang-barang kamu, Zee. Manajer baru kita sudah datang,” teriak Mike lagi sambil ngos-ngosan berjalan menuju kubikelnya. Mike menarik napas setelah memberitahu info ter-update kepada Zeevana.
Kerumunan pelanggan Zeevana pun langsung membubarkan diri dan masuk ke dalam kubikel masing-masing. Mereka yang dari divisi lain pun ikut lari kocar-kacir keluar dari ruang divisi keuangan.
“Serius, Ke?,” tanya Zeevana tidak percaya sambil membereskan barang-barangnya yang belum sempat diambil oleh para pelanggannya.
“Dua rius. Orangnya sedang menuju ke sini,” jawab Mike dengan wajah tegang. "Tadi aku satu lift dengannya."
“Masih pagi juga. Belum jam delapan sudah datang aja bos baru kita,” celetuk Vemy tidak suka.
Tap.Tap.Tap.
“Selamat pagi semuanya,” sapa suara seorang laki-laki memasuki ruangan divisi keuangan. Laki-laki berparas tampan itu mengedarkan pandangannya ke arah para karyawan yang sudah berdiri menyambut kedatangannya.
“Pagi, Pak!!,” balas semua karyawan dan karyawati yang berdiri dari tempat duduk di kubikel masing-masing.
“Perkenalkan saya manajer baru kalian, Byakta Aryasatya, yang menggantikan Pak Suyono. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik nantinya. Silahkan kalian beraktivitas kembali,” ujar Byakta dengan gaya coolnya di depan kubikel karyawannya, tepatnya di hadapan Zeevana.
“Baik, Pak!” serempak team divisi keuangan menjawab.
Tanpa senyuman Byakta melenggang ke dalam ruangannya. Manajer Keuangan. Dia pun menutup pintunya rapat-rapat.
“Gila!!. Bos baru kita cool banget. Ngalahin AC,” celetuk Mike.
“Mulai heboh, deh,” sela Onni mencibir. Apalagi manajer baru mereka memiliki wajah tampan, tubuh tinggi atletis, idaman para wanita.
“Iih, Mas Onni nggak usah heran gitu. Emang realitanya Bos kita kayak kutub begitu,” tambah Vemy menatap Onni tidak suka.
“Tapi ganteng, kan?,” kedip Vera.
“Iih, Mba Ve!!,” teriak Zeevana nggak suka. Mereka akui memang sosok atasan baru mereka idaman kaum hawa sekali. Orang bilang mah, perfect.
‘Haduh, bisnisku bakal redup nggak, nih?. Melihat tampang bos kayak Pak Byakta kagak bersahabat begitu,’ batin Zeevana merasa cemas ketika melihat wajah manajer barunya. Dari sikapnya, laki-laki itu sepertinya tidak bersahabat sekali.
Pundi-pundi uang yang biasa dia dapatkan, apakah akan hilang?. Zeevana bukannya gadis yang kekurangan uang. Gajinya di divisi keuangan lumayan besar untuk seorang gadis. Lagi pula orang tuanya juga termasuk golongan menengah ke atas. Berjualan adalah hobinya. Dia senang bisa membantu meringankan teman-temannya yang menginginkan sesuatu tetapi terkendala oleh uang.
Sementara teman-teman satu ruangannya kecuali Onni sangat gembira tidak terkira menyambut kedatangan manajer keuangan baru yang super duper ganteng mengalahkan oppa Korea meskipun wajahnya bertampang dingin. Di Indonesia mah tidak kekurangan stok pria tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
𝕽𝖍'𝖘༄Ida✨Dearhusband✨
keknya seru nehhh
aku jg udah de favorit
2021-01-26
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ceritanya menarik sudah saya tambah ke favorit Thor...
2021-01-08
2
Sofhia Aina
Cantik juga ceritanya 👌👌👌😍😍😍😍
2020-12-08
1