It'S Okay, That'S Fate
Putus adalah hal yang tidak pernah Juna pikirkan akan terjadi dalam hubungannya bersama Joanna. Juna sangat mencintai Joanna. Seburuk apapun orang lain memandang kekasihnya, perasaan Juna tidak pernah sedikit pun mengalami perubahan.
Tapi, malam itu Juna harus menerima kenyataan bahwa Joanna meminta putus darinya. Setelah lebih dari lima tahun mereka menjadi pasangan kekasih, tanpa disangka Joanna mengucapkan kata yang tidak ingin Juna dengar, kata putus.
Juna dan Joanna sedang dinner di sebuah restoran Prancis, Joanna tiba-tiba saja mengatakan ingin mengakhiri hubungan mereka. Juna shock, dia tidak tahu kesalahan apa yang sudah dirinya perbuat sampai Joanna meminta putus darinya.
"Kenapa?" Tanya Juna setenang mungkin, lalu mengatur nafas supaya suaranya tetap terdengar stabil. "Anna, apa aku melakukan kesalahan? kalau benar, apa salahku? aku akan berusaha memperbaikinya, asalkan kita tidak putus."
"Tidak ada yang perlu di perbaiki." Jawab Joanna cepat, dia berdiri sambil mengambil tas kecil yang terletak di sampingnya. "Maaf Juna, aku tidak bisa berlama-lama disini, aku harus kembali ke apartemen, aku lelah dan ingin segera istirahat."
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantar kamu ke apartemen." Ucap Juna sambil mengikuti Joanna beranjak dari tempat duduknya. Dia kemudian mengulurkan tangan kepada Joanna seolah tidak terjadi apapun diantara mereka.
Joanna menghela nafas dan menatap tangan itu tanpa berniat untuk menyambutnya. "Juna, aku harap kamu bisa membiasakan dirimu. Setelah kita putus, sebaiknya kamu memperlakukan aku seperti kamu memperlakukan perempuan lain."
Kemudian Joanna pergi begitu saja meninggalkan Juna yang masih berdiri disana. Bukan hanya Juna yang tidak ingin putus, sebenarnya Joanna tidak ingin putus dari laki-laki yang sangat dicintainya itu, tapi semuanya tentang keharusan.
Joanna Andriani Wijaya adalah artis muda dan berbakat, yang memulai karirnya sebagai model. Juna dan orang tuanya berperan penting dalam karir Joanna dan Joanna sangat berterimakasih akan hal itu, sekaligus merasa bersalah.
Kata Arumi, kakak perempuan Juna atau orang yang Joanna harapkan menjadi kakak iparnya, Juna sedang mempersiapkan lamaran. Joanna bingung harus bereaksi seperti apa saat itu, dia bahagia dan sedih di waktu bersamaan.
Joanna bahagia saat Arumi mengatakan Juna berniat untuk melamar dirinya, tapi disisi lain Joanna sedih karena dirinya tidak mungkin menerima lamaran itu, oleh karena itu Joanna meminta putus sebelum Juna melamar dirinya.
Joanna tidak berniat menyakiti Juna, dia hanya tidak ingin lebih menyakiti Juna jika sampai nanti lamaran yang sudah laki-laki itu persiapkan harus menerima penolakan. Joanna tidak bisa membayangkan wajah kecewa Juna nantinya.
"Tunggu!" Suara berat itu menghentikan langkah Joanna. Tanpa berbalik pun, Joanna mengenal siapa pemilik suara itu, Juna mantan kekasihnya. Benar mantan kekasih, karena mereka sudah putus meskipun Juna menolak putus darinya.
Juna berlari kecil menghampiri Joanna, kemudian melepaskan coat dari tubuhnya dan memakaikan itu pada bahu perempuan di depannya. Malam itu terasa sangat dingin, Juna tidak bisa membiarkan Joanna kedinginan meskipun mereka bertengkar.
Juna percaya Joanna tidak serius ingin putus darinya, mungkin pekerjaan Joanna sebagai artis yang membuat perempuan itu bicara aneh. Juna sangat mencintai Joanna, jadi untuk sekarang Juna akan memaafkan perkataan perempuan itu.
"Kamu memang tidak pernah berubah. Anna, harus berapa kali aku ingatkan? kamu tidak perlu berpakaian seperti ini saat bersamaku!" Ucap Juna mencibir gaun pendek yang Joanna gunakan, dia berniat mengajak Joanna menuju mobilnya.
Namun, niat baik Juna untuk mengantar Joanna pulang di tolak. Bahkan, Joanna mengambil coat milik Juna dari bahunya dan mengembalikan itu kepada pemiliknya. Juna meminta Joanna untuk tetap memakainya, tapi tidak di dengarkan.
"Juna, tolong jangan membebaniku dengan cara seperti ini. Bukankah sudah jelas kalau kita sudah putus? kamu bisa memberikan perhatianmu itu kepada perempuan lain nanti!" Ucap Joanna datar, lalu memberikan coat Juna tepat pada tangannya.
"Selamat malam dan ... selamat tinggal!" Ucap Joanna sebelum akhirnya kembali melangkahkan kaki meninggalkan Juna. Sebenarnya Joanna sangat menyukai perlakuan hangat Juna, tapi dia sadar semua itu tidak mungkin menjadi miliknya.
Juna bergeming, matanya tidak lepas dari Joanna yang terburu-buru menghentikan taksi. Juna ingin kembali mengejar Joanna, tapi sepertinya Joanna sedang membutuhkan waktu, mungkin besok Joanna akan kembali seperti biasa.
"Ana!" Suara yang memanggil nama kekasihnya itu membuat Juna spontan menoleh. Dia melihat laki-laki seusianya berlarian mengejar gadis yang sangat di kenalinya, Keana, sekretaris Juna yang panggilannya sama seperti panggilan Joanna.
"Ana, tunggu! kamu mau kemana?" Juna masih mengamati mereka, si laki-laki berhasil menahan tangan Keana dan saat itu Juna menyadari kalau sekretarisnya menangis. Juna tidak tahu apa yang sedang terjadi dan juga tidak terlalu peduli.
Juna kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda dan berjalan menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari sana. Juna ingin segera pulang dan istirahat, dia berharap besok hubungan dirinya dengan Joanna membaik.
"Pulang!" Suara itu terdengar samar dari tempat Juna memarkirkan mobilnya. Juna menoleh ke tempat tadi, Keana dan laki-laki yang sedang bersamanya seperti mengalami hal yang sama, bertengkar entah karena apa. Juna tidak peduli.
Juna masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu menuju tempat tinggalnya. Juna masih tinggal bersama orang tua dan kakak perempuannya, dia belum ingin tinggal terpisah dari ibunya. Karena masakan sang ibu selalu membuatnya rindu.
Arjuna Yudhistira Radhika, banyak yang bilang dia mewarisi gen tampan Bisma, memiliki wajah tanpa ekspresi dan berkepribadian lurus mirip sang ibu, Erina. Dan tidak ada yang tahu bahwa CEO itu masih bergantung terhadap ibunya.
Tidak Heran, Juna adalah anak yang sangat Erina harapkan terlahir ke dunia ini. Jadi, meskipun usia Juna sudah dua puluh enam tahun, Erina masih sangat memperhatikan anaknya. Bisma saja sampai dibuat cemburu oleh mereka.
Sementara itu, di tempat yang Juna tinggalkan tadi. Keana, sekretaris sekaligus teman masa kuliah Juna belum juga bisa terlepas dari laki-laki yang menahan tangannya dengan cukup kuat dan membuat perempuan itu meringis menahan sakit.
"Rafa, lepas! tanganku sakit!" Ucap Keana lirih dengan suara serak. Dia masih menangis dan membuat laki-laki yang di panggil Rafa itu merasa bersalah. Rafa tidak pernah menyebabkan Keana menangis seperti ini sebelumnya.
Rafa atau Rafael adalah sahabat Keana, mereka makan malam di tempat yang sama dengan tempat Juna dan Joanna makan. Tapi tidak makan berdua, karena Rafael mengajak seorang teman yang merupakan teman kantornya, Amelia.
Kalau ditanya alasan Keana menangis, itu karena Amelia sudah memfitnahnya. Keana bersumpah dirinya tidak menyiram Amelia dengan air minum, Amelia sendiri yang melakukan itu dan malah menjadikan Keana pihak yang bersalah.
Sebenarnya, bukan fitnah Amelia yang menjadi alasan utama Keana menangis, tapi bentakkan Rafael alasannya. Keana tidak menyangka Rafael akan lebih mempercayai orang lain dibandingkan dirinya, setelah sekian lama saling mengenal.
"M-maaf." Ucap Rafael yang langsung melepaskan tangan Keana darinya, lalu memeriksa tangan itu barangkali terluka dan benar saja tangan Keana memerah akibat cengkraman Rafael yang terlalu kuat. Rafael mengusap lembut tangan Keana itu.
"Maafkan aku." Lirih Rafael. "Ana, Kamu mau pulang? ayo aku akan mengantar kamu." Tangan Rafael beralih pada bahu Keana, merangkul sahabatnya itu menuju mobilnya. Keana tidak mengatakan apapun dan hanya mengikuti Rafael.
Keana lemah jika Rafael sudah meminta maaf. Meskipun mulut Keana tidak mengatakan apapun, hatinya memaafkan Rafael begitu saja. Karena rasa kecewa Keana tidak seberapa jika di bandingkan dengan cintanya terhadap Rafael.
Well, Keana memang mencintai Rafael dan sudah sangat lama Keana memendam perasaannya terhadap sahabatnya itu. Seperti yang orang lain alami, Keana memilih memendam perasaannya karena tidak ingin Rafael menjauhi dirinya.
Setibanya di dalam mobil, Keana maupun Rafael saling terdiam. Keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing, mereka sampai melupakan Amelia yang mungkin masih berada di restoran tadi. Ah, Keana memang tidak peduli tentang itu.
Mobil sport hitam Juna akhirnya tiba di depan mansion mewah. Juna keluar dari mobil itu, lalu memberikan kunci mobilnya kepada seseorang yang saat itu juga menghampiri dirinya, barulah setelah itu Juna masuk ke dalam mansion.
"Sayang, kamu sudah pulang?" Erina, sang ibu menyambut kedatangan Juna saat laki-laki itu memasuki mansion. Seketika wajah suram Juna berubah, dia tersenyum hangat dan menghampiri sang ibu yang juga sedang tersenyum padanya.
"Bagaimana dinner kalian? oh ya, apa kamu sudah memberitahu Anna kalau kita akan melamarnya?" Tanya Erina penasaran. Kalau sudah menyangkut Joanna, sang ibu yang pada biasanya tidak mau ikut campur kehidupan pribadinya berubah kepo.
"Aku lupa memberitahunya, mah" Jawab Juna berbohong. Juna tidak bisa mengatakan yang sebenarnya terjadi kepada sang ibu. Hal lain yang mengganggu Juna adalah wajah antusias sang ibu dan rasa takut membuat ibunya itu kecewa.
Juna mana punya waktu untuk mempersiapkan lamarannya terhadap Joanna, semua persiapan itu di lakukan oleh ibu dan kakak perempuan Juna. Mereka akan melamar Joanna lusa, entah bagaimana reaksi ibunya saat tahu yang terjadi.
"Haish, bagaimana bisa kamu melupakan hal sepenting itu?" Komentar Erina mencibir anak laki-lakinya. Juna hanya tersenyum tipis dan meraih kedua tangan sang ibu, sebelum berkata dengan sangat lembut kepada ibunya itu.
"Mah, sebaiknya mamah istirahat dan masalah lamaran itu ... sepertinya Anna sedang sangat sibuk dengan pekerjaan. Jadi, mungkin kita harus membatalkannya untuk sementara waktu." Ucap Juna berusaha tidak membuat ibunya curiga.
Erina menghela nafasnya. "Bagaimana kamu bisa menyimpulan itu kalau Anna saja belum tahu niat baikmu? Juna, biar mamah yang bicara kepada Anna, mamah yakin Anna akan meluangkan waktu untuk lamaranmu besok lusa."
"Mah!" Cegah Juna, tatapannya pada sang ibu berubah sendu. "Istirahatlah, mamah tidak perlu melakukan apapun lagi, biar aku yang mengurus sisanya sendiri. Maaf, sejauh ini aku sudah banyak merepotkan mamah dan kak Arumi."
Erina tidak memperpanjang masalah itu karena kedatangan Bisma yang mengajaknya istirahat. Tapi sebagai seorang ibu, Erina merasa ada sesuatu yang tidak beres yang sedang Juna sembunyikan dan Erina harus mencaritahunya.
Juna pergi ke kamar setelah melihat sang papah membawa pergi mamahnya. Setibanya di kamar, Juna mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk dia kirim kepada Joanna. Terlihat Juna mengetik pesan itu dengan sangat lancar.
"Anna, kalau kamu sudah merasa tenang, tolong temui aku. Dan kalau kamu sedang ada masalah dengan pekerjaanmu, kamu bisa mengatakannya padaku, aku pasti akan membantumu." Begitulah isi pesan yang Juna kirimkan kepada Joanna.
Bukan Juna tidak mau menerima kenyataan bahwa Joanna sudah mengakhiri hubungan mereka, tapi karena Juna percaya Joanna masih merasakan hal yang sama seperti dirinya dan perasaan diantara mereka tidak pernah berubah.
Juna kemudian melempar ponselnya keatas kasur, disusul dengan dirinya yang berbaring disana. Dia menatap langit-langit kamarnya, lalu tiba-tiba pikirannya tertuju kepada perempuan yang dilihatnya sebelum pulang ke mansion.
Keana Audie Jovanka, perempuan dengan tatapan dingin sekaligus satu-satunya perempuan yang tidak pernah melihat Juna sebagai laki-laki yang menarik di kantor. Juna tiba-tiba kepikiran alasan sekretarisnya yang dingin itu menangis.
Tidak. Juna bukan peduli terhadap Keana. Dia hanya merasa heran bagaimana bisa perempuan itu menangis. Karena selama ini, Juna selalu bertanya-tanya apa perempuan itu bisa tersenyum dan menangis seperti perempuan lain.
Dulu, saat kuliah Keana menjadi korban bullying di kampus. Keana tidak menangis meskipun mendapatkan kekerasan dari teman-temannya, tapi tadi Juna melihat perempuan itu menangis? Ah, kenapa Juna harus peduli tentang hal itu?
~TBC~
Terimakasih sudah membaca It's Okay, That's Fate. Mari berhubungan baik antara penulis dan pembaca. Jangan lupa juga untuk memberi dukungan kalian terhadap karyaku. Makasih 💙
Regards,
Nur Alquinsha A | IG: light.queensha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Evi Aseh
baca lagi di bulan ini setelah 2 blnan... kali aja ada niatan authorny lanjutin critanya...aamiin sehat sehat thor
2020-06-10
0
Aksara Citra
Mampir di ceritaku yuk "JODOH PILIHAN ALLAH" Kisah antara model selebgram cantik dan seksi yang terpaksa dinikahkan dengan dosen lulusan kairo yang dingin dan sholeh.
2020-05-10
1
KIRANI
Hy, izin promot yah 🙏🏻
Judul BERUBAH KARNA PERJODOHAN
mksh 😊
2020-05-05
1