Saat Chika akan membuka pintu taxi, seseorang mencegahnya.
"Jesika..." sapa orang itu.
"Michael..?" Chika tampak terkejut, Michael meminta pada supir taxi untuk meneruskan perjalanannya.
"Mich, aku...."
Bruuuukkkk....
Juan menonjok pipi Michael sampai ia tersungkur, cepat Chika mengampiri dan memapah Michael.
"Ju, Juan Aldy..?" Michael menatap dua pria dihadapannya.
"Iya ini gue, kenapa lu baru muncul sekarang.." Juan emosi dan akan melayangkan tinjunya lagi. Namun dicegah Chika.
"Juan, sudah. Kita ngobrol didalam dulu.." Chika menempel bibir Michael yang berdarah dengan es batu yang dilapisi kain saat sudah didalam Caffe.
"Chika, dulu elo nangis - nangis sampe nggak tidur 3 hari 2 malam. Kami yang susah nenangin elu. Tapi sekarang..." protes Aldi
"Dengerin dulu penjelasan, aku udah maafin dia.." Juan dan Aldi saling pandang.
"Kalian sudah pernah ketemu?" selidik Aldi, Chika mengangguk pelan.
Michael pun menceritakan kembali kepergiannya, dan membuat Juan dan Aldi sedikit menyesal.
"Harusnya elu tetap kasih kabar, dengan begitu Chika nggak akan terluka.." Juan masih emosi
"Iya gua tahu, untuk itu gua kembali dan menebus semuanya pada Jesika.." Michael menatap Chika dengan tatapan sendu, Chika merona. Aldi melotot menyikut Juan.
"Chika, baca pesan gua.." terang Juan, Chika mengambil handphonenya didalam tas.
Juan : Lu nggak kasih tau Michael kalo elu udah nikah ?
Chika : Nggak !!! 😁😁
Michael masih memandang Chika didepannya.
"Mich, sebaiknya elu nggak usah dekat - dekat dengan Chika lagi. Karena dia sudah....." kalimat Aldi tercekat saat Chika menutup mulutnya.
"Iya maaf Mich, maksudnya kita nggak bisa sering ketemu. Karena gue sibuk kerja, jadi asisten Jeremy. Aktor tampan yang terkenal itu.. Kamu tau, khan..?" Chika sambil tersenyum tangannya masih menutup mulut Aldi, pemuda itu berusaha melepas.
Hatchiiii (Jeremy bersin)
"Lu sakit, Jer..?" tanya Agnes perhatian sambil menjulurkan tisu.
"Ada yang ngomongin gue.." Jeremy cuek sambil menatap layar handphonenya.
"Gua sudah tentuin asisten baru buat, elo.." todong Agnes, Jeremy menatap Agnes curiga. Seorang gadis sekitar 20 tahunan muncul dihadapan Jeremy dengan wajah tertunduk.
"Kenapa jadi elu yang ngatur gue.." Jeremy emosi, Agnes bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Jeremy.
"Mau saat ini juga karir lu hancur dan mengganti rugi semua biaya kontrak perjanjian lu. Atau ikuti semua permainan gue. Pilihan ada ditangan lu.." bisik Agnes licik sambil tersenyum. Jeremy terperangah tak percaya.
"Lu nyelidiki gue..?" Jeremy curiga
"Binggo;!! Pernikahan di Sydney dan hanya dihadiri keluarga. Bukan sesuatu yang bisa ditutupi dari seorang Agnes, Jeremy. Selama gue masih hidup, nggak akan ada yang bisa miliki elo kecuali gue.." bisik Agnes lagi, buat kuping Jeremy memerah.
"Kalo aja kita bukan artis, sudah gua habisi lu.." Jeremy geram sambil mengepalkan tinjunya dan pergi. Agnes tersenyum penuh kemenangan.
Jeremy berusaha menghubungi Chika, namun gadis itu diluar jangkauan. Sial. Umpatnya geram.
Saat malam menjelang, semua kru sedang mempersiapkan acara pembukaan. Beberapa artis pendukung lainnya tampak hadir. Jeremy masih mencari sosok Chika disana. Benar saja, Chika hadir ditengah - tengah kerumunan wartawan sambil tersenyum pada Jeremy.
Pemuda itu menarik nafasnya lega, setelah seharian tak bertemu istrinya membuatnya menahan rindu yang dalam. Jeremy menarik tangan Chika dari kerumunan dan membawanya ke pojokan. Tanpa pikir panjang Jeremy langsung mencium bibir Chika hangat lantas memeluknya.
"Aku rindu kamu, seharian nggak ketemu rasanya kangen banget.." ucap Jeremy memeluk erat istrinya.
"Papah Dion ngajak makan dulu tadi, dan kami sempat lihat galery pameran. Makanya telat ke sini.." terang Chika
"Kenapa handphone kamu diluar jangkauan ?"
"Owh iya, aku lupa. Baterenya sekarat.." jawab Chika sambil melepas pelukan Jeremy, namun pemuda itu malah memeluk Chika semakin erat.
"Kedepannya kita bakalan sulit ketemu, Agnes sudah tau hubungan kita.." Chika terkejut dan melepaskan pelukan Jeremy.
"Aku sudah duga itu, makanya dia buat aku ketinggalan pesawat. Dia bilang apa ?" Jeremy tampak menarik nafasnya dalam, lantas menghembuskannya perlahan. Lama ia menjawab pertanyaan Chika barusan.
"Kamu sudah tanda tangan berapa PH, iklan dan majalah ?" Jeremy memberondong
"Banyak, paling nggak sampai 4 tahun kedepan. Kenapa ?" Jeremy menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Dan uangnya sudah aku depein rumah di pondok indah.." sambung Chika sambil meringis. Jeremy lantas memeluk Chika lagi. Chika diam dipelukan Jeremy dengan wajah kebingungan.
Jeremy tak mengungkap fakta sebenarnya pada Chika bahwa Agnes sudah mengancam dirinya. Mungkin demi Chika Jeremy bersedia jika karirnya akan hancur. Namun untuk mengganti kerugian itu semua, Jeremy tak ingin melibatkan ayahnya dengan meminjam uang untuk membayar pinalti atas kontrak yang sudah ditanda tangani. Apalagi Chika juga sudah membayar sebagian rumah impian mereka.
Bersambung yess!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Trian -follow IG : @trianmt
aku mampir lagi nih thor semangat ya
2020-06-05
1
llyllo
WOW .....
lanjut thor... keren abis...
sudah like,like n rate.
ditunggu kunjungannya di PENGEMBARA JIWA
2020-06-05
1
Raindse Praintzesa
lanjut thor👍😆
2020-06-05
0