“Cepat tutup pintu dan jendela! Badai salju akan datang!” Perintah seorang pria paruh baya, yang menggunakan mantel tebal.
“Ayah, gimana dengan kandang domba kita?” tanya seorang remaja dengan cemas.
“Sudah Ayah amankan. Kalian berlindung saja di dalam rumah. Tampaknya badai kali ini lebih parah dari hari kemarin,” ujar pria itu mengingatkan. Dia menghitung jumlah anggota keluarganya, untuk memastikan semua dalam keadaan aman.
Malam hari ini tampak sangat mencekam. Seluruh Desa Aderrig terlihat gelap gulita, lilin dan perapian tidak mampu menyala karena hembusan angin. Gemuruh angin kencang yang datang dari pegunungan, seakan hendak mencabut akar pepohonan dari permukaan bumi. Halilintar menyambar beberapa kali, menunjukkan lidah apinya mengandung listrik jutaan watt. Dari kejauhan terdengar suara lolongan serigala, membuat suasana semakin terasa mencekam.
Hari ini tanggal 31 Desember, beberapa jam lagi tahun akan berganti. Namun tidak terlihat pesta meriah yang menyambut pergantian tahun di sini. Seluruh penduduk Desa Aderrig berdiam di rumah untuk menghindari badai salju. Jalanan tertutup oleh lapisan putih yang dingin dan tebal. Tidak ada lagi makhluk hidup yang berkeliaran di luar. Para hewan pun mencari tempat berlindung, agar terhindar dari keganasan alam.
Namun ternyata ada sebuah rumah yang tetap berusaha menyalakan perapian. Seorang penyihir wanita yang juga merangkap sebagai dukun beranak, membantu seorang wanita melahirkan.
“Kita membutuhkan beberapa rempah dan madu, untuk menjaganya tetap hangat dan persalinannya lancar,” ujar Noina sang penyihir.
“Baiklah, aku akan ke gudang untuk mengambilnya,” ujar Andreas pada sang penyihir.
“Tidak, sayang. Jangan tinggalkan aku. Aku ingin bersamamu sampai anak kita lahir,” kata seorang wanita, yang berbaring di atas tempat tidur.
“Haaah, aku lelah menghadapi bangsa Elf seperti kalian. Fisik kalian terlalu lemah,” gerutu Noina.
Desa Aderrig (Desa Sungai Merah), memang cukup unik. Perkampungan yang terletak di balik pegunungan itu dihuni oleh beragam ras. Mulai dari manusia, penyihir, manusia serigala, ksatria naga dan lain sebagainya. Semuanya hidup berdampingan dengan tentram. Semua ras tersebut pun memiliki wujud manusia-nya masing-masing.
Cetar! Cetar! Petir kembali menyambar dengan kuat, meninggalkan bau gosong yang menusuk hidung. Entah benda apa yang yang terbakar oleh sambaran petir tersebut. Bersamaan dengan itu, terdengarlah suara tangisan bayi mungil yang baru saja terlahir ke dunia.
“Anastasia, anak kita sudah lahir,” ucap Andreas dengan hati riang. Senyum lebar mengembang di wajahnya.
“Iya, sayangku,” jawab Anastasia dengan lemah.
Sang penyihir menggendong bayi laki-laki yang berlumuran darah itu. Dia lalu memandikannya dan memotong tali pusarnya.
“Astaga!” Tiba-tiba Noina berteriak histeris. Hampir saja dia menjatuhkan bayi mungil itu.
“Ada apa Noina?” tanya Andreas dengan panik. Dia tidak melihat keanehan pada putra sulungnya tersebut.
“Andreas, anakmu memiliki mata seperti kucing. Dia adalah ras penyihir,” jawab Noina dengan suara bergetar.
“Penyihir? Itu mustahil. Aku adalah seorang manusia dari keturunan ksatria, dan istriku adalah Elf Cahaya. Bagaimana bisa anakku adalah seorang penyihir,” bantah Andreas.
“Kau nggak lihat matanya? Itu adalah tanda seorang penyihir,” kata Noina lagi.
“Nggak, nggak mungkin. Anakku bukan seorang penyihir.” Andreas terus membantah ucapan Noina. Dia tidak terima, anak laki-lakinya terlahir sebagai penyihir.
Sementara Anastasia hanya bisa menangis mendengarnya. Dia bahkan belum melihat wajah anak yang baru saja dilahirkannya. Hatinya terus berdoa, semoga saja yang dikatakan sang penyihir yang merangkap sebagai dukun beranak itu tidak benar.
“Kelahiran bayi ini nggak biasa. Di awal kehadirannya saja dia sudah dikutuk oleh alam. Bocah ini membawa kutukan bagi desa kita,” kata Noina dengan suara bergetar. Dia merasa sangat ketakutan dan buru-buru pergi dari rumah mungil itu.
Setelah Noina pergi, Andreas pun menggendong putranya dengan kasih sayang. Dia membalut bayi mungil tersebut dengan kain yang hangat dan tebal. Andreas kemudian memberikan bocah itu pada sang istri.
“Dia tampan seperti aku, kan?” ucap Andreas sambil tersenyum.
“Benar, dia tampan sekali,” jawab Anastasia sambil memeluk putranya.
“Nggak mungkin bayi setampan ini adalah memiliki kekuatan sihir. Dia pasti seorang Ksatria yang Tangguh,” ucap Andreas.
Anastasia mengangguk setuju. “Kalau begitu, kita panggil siapa bocah tampan ini?” tanya Anastasia.
“Namanya Claude. Bagaimana menurutmu?” tanya Andreas.
“Baiklah, aku setuju. Sekarang namamu Claude, sayang,” ujar Anastasia sembari mencium pipi putranya.
...***...
Pagi hari di awal Januari. Badai telah usai, salju menumpuk di setiap sudut jalanan. Warga desa mulai keluar dari rumah dan melakukan aktivitas seperti biasanya.
“Hei, kau dengar kabar dari Noina? Dia bilang tadi malam ada penyihir laki-laki,” ujar seorang warga desa.
“Penyihir laki-laki? Astaga! Itu sebuah kutukan. Bagaimana bisa laki-laki terlahir sebagai seorang penyihir?” ucap warga desa lainnya.
“Pantas saja badai tadi malam sangat mengerikan! Ternyata itu tanda-tanda desa kita terkena kutukan bencana alam,” timpal seorang wanita dari ras manusia serigala.
Kabar tentang kelahiran Claude yang cukup aneh pun semakin tersebar luas. Menurut kepercayaan di desa tersebut, yang bisa memiliki kekuatan sihir hanyalah seorang wanita. Jika laki-laki memiliki kekuatan sihir, hanya akan membuat bencana berkepanjangan di tempat mereka.
Dua ratus tahun yang lalu juga terlahir penyihir laki-laki. Desa pun menghadapi kekeringan dan gagal panen hingga bertahun-tahun lamanya. Wabah penyakit pun berdatangan silih berganti dan menewaskan banyak orang. Warga desa tidak mau hal ini terjadi lagi.
Seluruh warga desa pun kompak melaporkan kejadian ini pada pemimpin mereka. Seluruh jajaran pemimpin desa pun melakukan rapat, setiap ras mengirimkan perwakilannya. Hasil rapat memutuskan, bahwa Claude harus diusir dari desa.
“Andreas, Anastasia, keluarlah,” seru warga desa. Mereka telah berkumpul di depan sebuah rumah mungil, di sudut desa.
“Ada apa ini?” tanya andreas.
“Kami dengar istrimu melahirkan penyihir laki-laki tadi malam. Itu sebuah kutukan. Kalian harus membawa putra kalian pergi meninggalkan desa ini secepatnya,” ucap Tuan Alphonsus, pemimpin desa tersebut.
“Itu nggak benar. Gimana kalian bisa menuduh bayi kecil ini sebagai seorang penyihir?” ujar Andreas, menolak perintah tersebut.
“Kalau begitu izinkan aku dan istriku melihat bayimu,” pinta Tuan Alphonsus.
“Baiklah, silakan,” kata Andreas. Dia lalu mempersilakan mereka memasuki rumahnya.
“Dia memang memiliki mata seperti kucing. Tetapi dia juga memiliki gigi seperti naga. Aku mengizinkan dia tinggal di desa ini sampai kekuatannya muncul. Jika dia benar-benar penyihir, maka saat itu dia harus meninggalkan tanah ini,” kata istri kepala desa dengan bijak.
Dua puluh lima tahun kemudian, Claude pun benar-benar menjadi seorang penyihir. Sesuai perjanjian, dia harus meninggalkan Desa Aderrig demi keselamatan seluruh warga desa. Dengan berat hati, Andreas dan Anastasia pun mengikhlaskan kepergian putranya.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Cancan
Wah, jadi ini masa lalunya Claude? keren ...keren... jadi makin penasaran deh 👏👏
2022-12-03
4
Avril Qalesya Pratiwi
bab ini kata2 nya banyak yg sama dengan novel jungkir balik dunia rania, 🤭 yg pas bab kelahiran neneknya rania 😁
tapi keren 👍tetep semangat thor 😘
2022-12-02
2