Berapa hari kemudian
Angra datang ke sekolah pagi-pagi karena pak Reno guru olahraga ingin menemui Angra.
“Mau ke mana loe, Nggra?” tanya Bagas yang sudah datang.
“Mau ke ruang guru. Nemuin pak reno.”
“Ngapain pak Reno mau ketemu loe?” tanya Deka yang baru datang.
"Biasa pasti masalah sepak bola yang sebentar lagi tanding”
“Ohhh”
“Gua pergi. Entar bel bunyi lagi”
Angra pergi ke ruang guru
“Pagi pak, bu” sapa Anggra kepada guru yang telah ada di kantor.
“Pagi. Ada apa Nggra ke kantor?” tanya bu Sesil (wali kelas).
“Mau ngadep pak Reno, bu”
“Nggra kesini” panggil pak Reno
Angra menunduk hormat dan pergi ke tempat pak Reno.
“ Kenapa ya pak? Pagi-pagi nyuruh saya kesini?” tanya Anggra sopan.
“Duduk aja dulu” suruh pak Reno pada Anggra agar duduk di bangku di depan mejanya
“Ngini Nggra bapak denger lomba sepak bola 2 minggu lagi. Udah sampai mana latihannya?”
“Kita udah mulai latihan dari keluarnya pengumuman lawan, pak?”
“Lah kok bapak Engga kasih tau ?”
“Cuma latihan dasar aja sih pak”
“Bapak telat dong taunyaM Oh ya siapa pemain intinya?”
“ Pemain intinya ada saya, Variel, Bagas, Afif, Tion, Reki, Dedy, Jono, Dion, David, dan Rangga, pak. Kalau untuk cadangan ada Ambri dan Imran sama anak kelas X.”
“Itu sudah fiks?”
“Sudah pak. Saya lihat juga pas latihan sudah baik dan saling melengkapi”
“Bagus lah kelau demikian. Bapak percayain semua sama kamu masalah itu. Bapak lihat juga kebanyakan dari kelas XI IPS 1 ya?”
“Iya pak"
“Ya..Ada bagusnya sih. Kamu koordinirnya bisa mudah karena satu kelas”
“Ya lumayan sih, pak”
“Kalian jam latihannya kapan?”
“Pulang sekolah sih, pak”
“Oooh. Sebenarnya sudah dapet ijin dari kepala sekolah kalau bisa latihan ngambil jam pelajaran terakhir”
“Bagus dong pak kita bisa nambah 2 jam ltihan”
“Bagus? karena bisa latihan? Apa karena bisa bolos?” ledek pak Reno.
“Dua duannya dong pak”
“Oke. Mulai hari ini latihan dari jam 01.00. kalian siap panas-panasan?”
“Aiap dong”
"Harus itu. Cowok jangan lemah kan?”
“Siap”
Tet tet tet (bel berbunyi)
“Yaudah itu aja, bel udah bunyi. Surat ijinnya entar bapak yang buat”
“Terima kasih, pak”
“Jangan lupa temannya dihubunngin”
“Siap” jawab angra dengan mengacungkan tangan menjadi huruf o.
“Saya pamit ke kelas, pak” pamit Anggra
“Bu, bu Asih ngga ada ya, bu?” tanya Anggra pada bu Sesil.
“Oh, Ya kamu mau balik ke kelasbkan, Nggra?” tanya bu Sesil.
“Iya bu”
“Bu asih ada urusan keluarga, jadi engga masuk hari ini namun ngasih tugas. Nih” ujar bu Sesil memberi buku dan beberapa lembar kertas.
“Itu kerjain mandiri tapi boleh bareng-bareng ngerjainnya. Halaman dan soalnya yang harus dikerjain ada dikertas ini. Kumpul kalau pelajaran udah selesai. Kalau belum juga engga papa kalau udah selesai ngerjainnya”
“Oke bu”
Sesampainya di depan kela
“Pengumuman. Pengumuman"
semua anak kelas melihat Anggra dan
"Ada dua pengumuman mau yang mana dulu, nih?'
"Yang manis dulu, Nggra"
"Yang bahagia oon"
"Terserah gua aja deh.." ujar Anggra yang dapat sorakan dari anak kelas.
"Yang pertama jreng jreng jreng. Bagi yang
ikut lomba sepak bola. Mulai hari ini kata pak Reno kita belajar pagi saja. Jam 13- sore kita yang latihan” ujar Anggra.
Membuat suasana menjadi aduh
“Yes”
“Hore”
“Be the best deh Anggra ku”
“Aduh berarti kita engga ketemu pak danang dong. Oh may good, yes”
“Engga ketemu buk Ingit juga, yes”
“Mantap”
“Ya, berarti kelas kita sepi dong” ujar Della sedihm
“Bener, Del. Cuma tinggal si kunyuk Deka dan Soleh dong yang cowoknya” ujar Erni
"Enak aja loe bilang kita kunyuk. Kita ini be the best ya engga, Leh?" ujar Deka tidak setuju.
"Yo i" balas Soleh m
“Dih. Sepi dong” sambung Ita.
“Sabar ya Della ku sayang. Dedek lagi berjuang untuk nama sekolah kita” ujar Dedy membuat semua ketawa.
“Wek muntah gua. Dedek? Dih jijik” balas Della.
“Jangan gitu, Del. Gitu-gitu entar jadi calon imammu lagi” balas Reki.
"Nggra, Reki, Nggra ngak nyambung banget masak aku di suruh sama Dedy. Dih najis mending sama Anggra kan Nggra ya?”
“Bodo amat, Del Del” jawab Anggra.
“Rangga dan David udah di kasih tau" kata Bagas.
“Nih mau ngambil HP" balas Anggra.
“Dih grup udah rame aja” ujar Anggra melihat grup sepak bola udah ramai
“Ye, kan udah aku bilang Rangga dan David udah dikasih tau”
“Dih mana gua tau, loe ngasih tau. gua kira, loe nanya”
“Mana ada tanda tanyanya, ngra?” ujar Dedy
“Bodo amat lah”
“Nggra pengumuman kedua apa?” tanya Tion.
“Emm iya. Bu Asih engg masuk karena ada urusan keluarga” ujar Anggra menambah ke gaduhan kelas sampai ada yang mukul mukul meja.
“Dih belum selesai kali pengumumannya”
“Lanjutkan”
“Bu Asih engga masuk tapi ngasih tugas. Nih buku ini” ujar Anggra menujukan buka tadi membuat suasana menjadi sedikit sedih.
“Dih Kenapa harus ada tugas sih?” protes Afif.
“Ye. Kalau engga mau kasih tugas. Engga mau belajar engga usah sekolah” jawab Erni.
“Terus jadi pemulung deh” lanjut Devi.
“Iya iya”
“Tenang kita kerja bareng-bareng. Kalian ada buku ini semua kan?” tanya Anggra.
“Ada” jawab mereka serempak.
“Yaudah keluarin” Anggra menulis tugas dipapan tulis dan pada melonggo karena banyak.
“Kenapa banyak amat, Nggra?” protes Dedy.
“Dari ibunya ini”
“Matematiaka matematika, Bisa mati kita gara gara matematika”
“Gitu aja mati" Ejek Bagas.
“Kan ada Anggra dan Dion” balas Variel.
“Kok gua?” kata Dion menunjuk diri sendiri
“Jangan pelit loe, Dion. Gua tau nilai MTK loe gede”
“Dih nyontek. Variel nyontek” ejek Erni
“Siapa yang nyontek sih? Pas bagi nilai gua baru liat. Ya engga, Yon?” jawab Variel dengan dengan menunjuk Dion.
“Pada percaya Variel, engga? Gua kok engga percaya ya?” ujar Dion sambil tersenyum.
Membuat semua melongo dan melihat Dion dan Variel sampai menepuk kedua tangan dan menujuk Dion dengan dua tangannya
“Mantap gitu, Yon dari pada diam melulu” ujar Variel.
“Gua engga nyangka Dion bisa bercanda juga” ujar Della dengan menompang kepala dengan dagu.
“Gua juga, Del. Dion loe nganteng kalau senyum” balas Erni.
“Dih. Nganjen loe” bales Reki.
“Ganteng lah. Kembaran siapa?” ucap Tion bangga.
“Dih PD men loe, Yon. Kalau dilihat lihat gantengan Dion dari pada Tion ya engga guys” ujar Nagita.
“Dih kembar juga? Sama mukannya” ujar Tion.
“Kembar sih. Tapi engga sama tuh” balas Erni
“Emang ada kembar tapi tak sama?”
“Ada" Balas Anggra.
“Siapa?”
“Woy. Kita kapan gerjain ini?” potong Afif.
“Yuk. Tion sih ngajak becanda mulu” ujar Erni
“Salahin terus aja adek ini bang”
“Sih najis. Abanh? Dari mana? Hongkong?" bales Erni.
“Udah udah ayok ngerjain” balas Anggra.
“Gua bisa nomor 1-10” lanjut Anggra. Gua tulis jawabannya di papan tulis.
“Gua bisa nomor 11-18” ujar Dion.
“Gua bisa 1-5” ujar Della
“Percuma, Del. Udah ada Anggra”
“Ye bisanya Cuma itu”
“Yaudah yang bisa aja dulu. Entar cari solusinya bareng-bareng” lanjut Anggra.
1 jam kemudian tingal 2 soal lagi yang paling susah. Yang ngerjain hampir semua Dion dan Anggra. Sampai Dion harus duduk disamping Anggra.
“Bukan rumus itu, Yon. Yang ini” ujar Anggra
“Coba dulu loe,nggra. Siapa tau bisa”
“Ngengkel kan? Yang ini gua bilang rumusnya. Jadi engga ketemukan?”
“Coba-coba yang itu”
“Bener kan?”
Dari tadi mereka berdua kek gini guys kalau mau ngerjain. Yang masih mau bantu hanya Siti, Erni,Amel, Aisyah, dan Bagas walau sedikit.
Dela, Rinih, dan Devi hanya ngerecokin alias menganggu.
Yang lain main sendiri-sendiri dan nulis kalau udah dapet jawabannya
“Tinggal berapa guys?” tanya Afif.
“Tinggal dua?” jawab Anggra masih serius.
“Ini bukannya kesini, Yon?’ lanjutnya.
“Iya deh”
“Tinggal 2? Cih Ternyata mate-matika semudah ini” ujar Soleh.
“Ya enak lah yang ngerjain hampir Dion sama Anggra doang. Loe cuma nulis aja jawabannya” balas Deka.
“Iya Dion punya kembaran engga guna” balas Devi.
“Gua kena lagi. Gua selalu salah di mata kalian. Bunuh adek bang” balas Tion dramatis membuat semua ketawa.
“Coba Dion dan Anggra salah satunya cewek bagus banget pasangan serasih” ujar Amel membuat Dion dan Anggra yang masih serius
pandang-pandangan. Dan dua-duannya tiba-tiba deg degan.
“Jangan. Angra punya Della” tolak Della.
“Gua masih normal” balas Dion.
“Gua tau" kata Ita seperti baru dapat ide. Dion cowoknya cowok yang dingin dan angra ceweknya” lanjutnya.
“Dih najis” jawab Anggra yang masih melihat Dion.
“Mah, najis tapi terus di lihatin ya?” ucap Dedy.
“Mah? He hello” ujar Anggra.
“Guys kita punya mama dan papah” ujar Dedy.
“Engga usah ikut-ikut loe. Gua bogem lo” ujar Anggra mengepalkan tangan.
“Ya. Gua setuju sih untuk Dion. Della pasrah deh. Asal jangan di bawa ke pelaminan aja Anggra nya Della” ujar Della dramatis.
“Ini kerjain sendiri lah” ujar Dion kesal.
“Duh jangan marah dong, pah” ujar Tion.
“Kita nol masalah matematika” lanjutnya
“Bodo amat” balas Anggra.
“Ih mama jeles nih” ujar Variel sambil tersenyum.
“Bodo amat. Lanjut yon. Biarin aja mereka” ujar Anggra.
Angra dan Dion lanjut mengerjainya.
“Serasih kan? Sayang cowok semua” lanjut Dedy.
“Udah udah entar engga selesai lagi. Loe mau ngerjainnya, Ded?” lerai Bagas.
“Dih gua engga bisa”
“Makannya diam”
“Siap tante”
“Minta tampol anak ini” Bagas ketempat dedy
“Ampun gas. Mah bantu Dedy, mah” ujar Dedy yang sudah di jepit di ketiak bagyas dan dijitak Bagas.
“Bodo amat gua, Ded” balas Anggra.
“Pah. Bantuin anakmu ini’ ujar Dedy dramatis.
Dion hanya mengeleng-ngeleng kepala dan kembali fokus lagi.
30 menit kemudian selesai tugas dan Anggra ke ruang guru mengumpulkan tugasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Aiko_cchi
Kelakuan mereka sama persis kek temen skls gw pas msih kls 8 dulu, bedanya klo kls gw dulu yg ngerjain dua²nya cewek (gw ama sahabat gw), yg cowok kerjaannya cuma ngrecokin doang, apalagi si ketua kls yg super cerewet
2020-11-27
4
Adinda Kinanty
jd kangen masa sma thooor terharuuuuu pengen nangisss kangennn ma teman teman
2020-11-05
6
Mega Astuti
beb ini kayak novel sebelah yang pernah ku baca
2020-11-05
1