Bab 3

Mereka kembali ke kelas.

Di kelas sudah ada Elis the geng yang sudah duduk bercerita dengan Tion. Elis dan teman-teman dari kelas ips 2 kelas sebelah.

Della the geng juga udah di bangku Della. Mereka tidak masalah untuk Elis sering ke kelas untuk ketemu Tion. Bagi Della yang penting bukan Anggra.

Elis plin plan kadang mengoda Tion tapi juga Dion walau dikacangin mulu atau Anggra. Kalau sudah berusan dengan Anggra maka Della tidak akan tinggal diam.

"Nggra kok ke kantin ninggalin Della sih" kata Della manja menghampiri Anggra.

"Lah. Kamu sendiri tadi pergi deluan" ujar Dedy.

"Dih. Aku tanya Anggra loe, Ded" Della memengang tangan Anggra " Jadi Anggra marah ya? Della tadi ke ke toilet pas ke kelas Anggra sudah tidak ada"

Anggra hanya menarik nafasnya dalam-dalam.

" Nggra pertandingan sepak bola 3 minggu lagi loh. Ini udah ada lawan kita" teriak Tion dari bangkunya.

"Ih beneran. Bagus dong" balas Anggra.

Anggra dan teman-temannya bergabung dengan Tion dan semua berkumpul di bangku Tion.

"Kita lawan siapa nanti?" tanya Anggra yang baru duduk disamping Elis.

"Hai Nggra" sapa Elis.

"Hai" balas Anggra

Della mengambil bangku duduk diantara Elis dan Anggra "Engga usah genit loe" kata Della pada Elis.

"Kita lawan SMA budi bakti" ujar Dion dengan mengengam HP.

"Coba sini aku pengen tau aturannya dan lawan kita" ujar Bagas.

Tion memberi HP pada Bagas

"Duh masalah kita disini sih SMA Cakra Karya. Keknya kalau beruntung kita ketemu di babak final"

"Coba lihat" Anggra ngambil HP ditangan Bagas.

"Kenapa jalur kita ketemu SMA Cakra Karya hanya dibabak final sih. Duh tidak seru"

"Bukannya bagus dong kita kalau kalah bisa berada di juara dua. Kalau diawal takutnya langsung KO" jawab Reki.

"Dih neting amat loe" balas Tion.

"Kita pasti menang" jawab Dedy.

"Lawan kita juga lumayan kok. Adaa SMA Jaya Karta setelah SMA Budi Bakti" kata Anggra.

"Kita harus mulai latihan" jawab Reki.

"Ok. Tapi sekarang siapa kira-kira akan jadi pemain inti?" tanya Anggra.

"Keknya loe Nggra, Bagas, Tion, Reki, Gua, Afif, Rangga,"-Dedy

" Kita harus latihan bener-bener ini kejuaraan seprovinsi" jelas Bagas.

"David ipa 1"-ujar Tion

"Jono jangan dilupain" ujar Variel.

"Loe nyebut orang. Loe sendiri gimana Variel?" tanya Anggra

"Ya. Gua pasti lah"

"Udah berapa tadi" ujar angra

" Gua, Bagas, Variel, Jono, Tion, David, Rangga, Afif, Dedy, Reki" Anggra sambil menghitung "Baru 10 guys. Siapa lagi?"

" Kating udah? Bang Riski, Danur, Herman, dan Ilyas" -Afif

"Dih. Abang-abang tidak bisa. Mereka tidak mau ikut lagi katanya mau fokus belajar" ujar Bagas m

"Di bujuk tidak bisa ya?" ucap Dedy

"Kasian dari pada mereka tidak lulus ini bukan hanya sehari tapi hampir sebulan. Adek tingkat bagaimana?" balas Afif l.

"Kalau masukin adek tingkat sih mereka belum bisa lah. Mereka bisa sih, tapi jadi pemain cadangan" balas Anggra.

Tiba-tiba Dion masuk dengan muka datarnya entah dari mana membuat mata Anggra tertuju pada Dion yang masih dengan headset.

"Yon, kembaran kamu pinter sepak bola engga?" tanya Anggra pada Tion dengan berbisik.

"Pinter sih. Kalau main berdua sama dia gua kadang kalah"

"He hei" anggra senang

"Jangan bilang loe mau nambah Dion" tebak Tion.

"Dion ganteng sih, body bagus, sayang cuek" ujar Elis.

"Kita disini bukan cari tampang tapi skil sepak bolanya" balas Bagas.

"Le nih Lis bisa hanya cari cowok aja" balas Dedy.

"Ia..ia. " Elis pasrah

"Emang Dion calon mau ya?" tanya Della.

"Aku sebagai kembaran aja tidak yakin"

"Aku sih no. Dia itu punya tampang tampan tapi datar" ujar Aisyah.

"Aku juga no" ujar Erni.

"Kalian ini selalu neting aja" kata Anggra.

"Emang Anggra yakin bisa ngebuyukin tuh manusia datar?" tanya Della

"Kan ada kembarannya" ujar Anggra tanpa rasa bersalah.

"Lah kok gua. Ogah ah. Kalau ajak main berdua sih yes. Kalau ajak pertandingan sih no?" ujar Tion.

"Kenapa sih, Yon Si Dion bisa mukanya datar gitu?" ujar elis penasaran. Membuat yang lain juga ikut penasaran.

"Kalian pengen tau aja apa pengen tau banget? " tanya Tion.

"Pengen tau banget" ucap mereka serempak dan Anggra yang paling bersemangat.

"Kok Anggra semangat banget?" tanya Della

"Lah...kenapa? Peduli sesama bukan nya bagus?" kata Anggra.

"Jadi pengen tau engga nih?" tanya Tion.

"Pengen tau dong" ucap mereka serempak.

Semua tertuju memandang tioyn yang tidak juga bercerita.

"Ayolah Yon cepetan" ujar Dedy sudah tidak tahan.

" Sabar sabar" kata Tion "Begini begini" lanjutnya. Semua menanti " Ra...ra..."

"Rahasia dong"ujar Tion sambil tertawa dan membuat semua kesal dan mencubiti Tion. Erni dan Reki malah menarik rambut Tion dengan sebal.

"Aduh aduh sakit. Kalau mau tau tanya orangnya lah"

"Engga mau. Entar kek martabak dikacangin" ujar Anggita.

"Liat aja tuh. Kita kumpul kumpul dia malah duduk dengan headset"

"Suts. Jangan begitu. Mungkin dia lebih enak sendiri. Ya engga, Yon?" ujar Anggra sambil mengedip mata pada Tion.

"Dih mata loe picek, Nggra?" ujar Tion yang risih.

"Coba dulu lah, Yon mungkin dia mau" paksa Anggra

"Iya iya entar gua coba. Dasar pemaksa"

"Oke. Kembali ke topik. Kita mulai latihan kapan?" ujar Bagas.

"Besok. Hari ini sampai besok siang kita harus fix in pemain inti dan cadangan " ujar Anggra.

"Oke" semua setuju.

"Entar loe yang ngehubungin anak bola yang lain kan?"

"Siap" kata Anggra mengangkat jempol.

"Em em. Selamat siang anak-anak" kata bu guru Resti.

"Siang bu"

Semua kembali ke bangku masing-masing dan Elis the geng kembali ke kelasnya.

Dirumah

Dion duduk di pinggir kolam dengan gitarnya. Dion mengenang Najwa.

Dion memulai memainkan gitarnya

Dimana bisa ku temukan

Kenyamanan rindu engkau beri

Andai kan kau tau disini ku rindu

Akan semua kenangan kita

Kuharap disana kau bahagia

Ku harap kamu tak lupakanku

Andaikan ku bisa mengulang kembali

Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu, masih merindukanmu

Meski kini tlah jauh hatiku tetap untukmu

Aku rindu perhatianmu, ketulusan dalam hatimu

Meski jarak memisahkan, hatiku tetap untukmu

Kuharap disana kau bahagia

Ku harap kamu tak lupakanku

Andaikan ku bisa mengulang kembali

Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu

masih merindukanmu

Meski kini tlah jauh

hatiku tetap untukmu

"Najwa loe bahagiakan disana?" ucap Dion lirih

Dion kembali memainkan gitarnya

Pernah ada rasa cinta

Antara kita kini tinggal kenangan

Ingin kulupakan semua tentang dirimu

Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh bintangku..

Jauh kau pergi meninggalkan diriku Di sini aku merindukan dirimu

Kini kucuba mencari penggantimu

Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh kekasih

(Dion memejamkan mata ada wajah Najwa dan ada juga wajah Anggra)

"*L*oh kok ada wajah orang itu sih?"

Cpat-cepat Dion menghapus ingatanya dan kembali memetik gitarnya.

Kucoba untuk melawan hati

Tapi hampa terasa di sini tanpamu

Bagiku semua sangat berarti lagi

Kuingin kau di sini tepiskan sepiku

Bersamamu.

Takkan pernah ada yang lain di sisi

Segenap jiwa hanya untukmu

Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi

Kuingin kau di sini tepiskan sepiku

Bersamamu.

hingga akhir waktu

"Kamu tidak waras Dion kenapa ingat dia mulu sih. Ingat Dion dia cowok"

"Najwa gua udah gila deh karna ditinggal loe Masak gua suka sama cowok? Gua gila kan? Gua udah tidak waras, ya? tlTolong jawab aku Najwa" ujar Dion sendiri.

Dion kembali memetik gitarnya

*Sudah maafkan aku, segala salahku

Dan bila kau tetap bisu, ungkapkan salahku

Dan aku sifatku, dan aku khilafku

Dan aku cintaku, dan aku rinduku

Kutanya malam, dapatkah kau lihatnya

Perbedaan yang tak terungkapkan

Tapi mengapa ku tlah berubah

Ada apa denganku oh...

Hanya malam dapat meleburkan

Segala rasa yang tak terungkapkan

Tapi mengapa ku tlah berubah

Ada apa denganku oh*

autor: maaf kakak kakak peterpen lagunya diubah dikit ya...

Tion datang dan duduk didekat Dion

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Dion kaget.

"Lumayan. Sejak nyanyi lagu peterpen keknya"

"Ooh" ucap Dion lega.

"Dion. Kita ada kejuaraan sepak bola seprovinsi. Jadi kami berniat mau ngajak kamu ikut di tim inti" jelas Tion.

"Oooh" jawab Dion acuh tidak acuh.

"Yon, Aku tau kehilangan Najwa menjadi luka dihati kita semua. Tapi kita masih punya kehidupan yang terus berlanjut. Hidup kita masih panjang. Najwa pasti sedih, lihat kamu seperti ini"

"Terus loe mau kek mana?"

"Ya. Qku sedih aja lihat kamu gini terus. Dion masih ada aku, mama dan papa"

"Terus?"

"Ish bodo ah"

"Siapa juga mau nolak? Aku mau kok ikut lomba itu"

"Ih beneran? Latihannya be.."

"Sust. Gua udah dengar semuanya kali" potong Dion "Termasuk ngehina gua juga"

Tion hanya cengar-cengir.

Dion menatap langit malam

"Kamu benar, hidup harus terus berjalankan?"

Dion menatap bulan terasa wajah Anggra yang tersenyum.

"Yon. Kamu sama Anggra udah temenan lama?"

"Ya lumayan sih dia anak bola. Emang kenapa?"

"Engga papa. Tadi pagi dia nolong aku saat motorku mogok. Jarang aja ada orang yang masih peduli"

"Oooh.." jawab Tion mengerti

"Emang orangnya kek mana?" Dion penasaran.

"Baik, pinter, aktif, tangguh dia itu anak bola, basket, taekowndo, sama sabuk hitam pencak silat. Walau udah jarang ke taekowndo sih keknya" ujar Tion.

"Oooh"

Keadaan menjadi sunyi

"Dimain gitarnya" kata Sofian yang baru datang.

"Eh. papa" ujar Dion dan Tion bersamaan.

Sofian duduk di tengah tengah Dion dan Tion

"Papah udah pulang?" tanya Tion.

"Engga besok pulangnya apa lusa aja ya?" canda Sofian.

"Orang papah udah sampai disini pakek ditanya lagi" ujar Dion.

"Dih basa- basi kali"

"Ya jadinya basikan" ujar Zahra dan Nawal yang keluar bawa teh dan cemilan dan menaruhnya di meja.

Nawal langsung tinggal dari sebulan Zahra mau lahiran sampai sekarang. Untuk Ramli sering berkunjung saja.

"Suduk disini aja. Disana dingin" suruh Zahra.

Sofian, Tion, dan Dion menurut dan duduk tempat duduk. Meja melingkar.

Disamping Zahra ada Sofian dan Nawal. Dion dan Tion sampingan. Dion samping Nawal dan Tion disamping Sofian.

"Keknya tadi seru. Cerita apa tadi?" tanya Nawal.

"Gini oma di sekolah ada lomba sepak bola. Dion dan Tion ikut" ujar Tion

"Dion kamu ikut? Tumben" ujar Zahra.

"Ya mencoba mencari semangat baru aja mah" jawab Dion.

"Bagus anak papa harus pada semangat semangat dong"

"Mana gitarnya dimain dong" lanjut Sofian.

Kereka akhirnya bernyanyi bersama melewati malam yang indah...

see you next time

tingalkan jejak anda dengan like, komen, dan follownya..

agar menambah semangat autor untuk mengetik.

Terpopuler

Comments

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualaikum semangat berkarya thor

Aku sudah boom like ya

Jangan lupa mampir keceritaku Dia Untukku,

Terimah Kasih

2020-08-29

1

Icetea Nacha

Icetea Nacha

sofian yg cerita sblh yak..

2020-02-22

4

Cahyani Usman

Cahyani Usman

ator syg, angara bujuk gie pake rok walau hanya ddi sekolah aja...

2020-02-16

9

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 31
31 Bab 30
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 Bab 47
48 bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107 Erni and
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Pengumuman.
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 31
31
Bab 30
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
Bab 47
48
bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107 Erni and
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!