Mereka kembali ke kelas.
Di kelas sudah ada Elis the geng yang sudah duduk bercerita dengan Tion. Elis dan teman-teman dari kelas ips 2 kelas sebelah.
Della the geng juga udah di bangku Della. Mereka tidak masalah untuk Elis sering ke kelas untuk ketemu Tion. Bagi Della yang penting bukan Anggra.
Elis plin plan kadang mengoda Tion tapi juga Dion walau dikacangin mulu atau Anggra. Kalau sudah berusan dengan Anggra maka Della tidak akan tinggal diam.
"Nggra kok ke kantin ninggalin Della sih" kata Della manja menghampiri Anggra.
"Lah. Kamu sendiri tadi pergi deluan" ujar Dedy.
"Dih. Aku tanya Anggra loe, Ded" Della memengang tangan Anggra " Jadi Anggra marah ya? Della tadi ke ke toilet pas ke kelas Anggra sudah tidak ada"
Anggra hanya menarik nafasnya dalam-dalam.
" Nggra pertandingan sepak bola 3 minggu lagi loh. Ini udah ada lawan kita" teriak Tion dari bangkunya.
"Ih beneran. Bagus dong" balas Anggra.
Anggra dan teman-temannya bergabung dengan Tion dan semua berkumpul di bangku Tion.
"Kita lawan siapa nanti?" tanya Anggra yang baru duduk disamping Elis.
"Hai Nggra" sapa Elis.
"Hai" balas Anggra
Della mengambil bangku duduk diantara Elis dan Anggra "Engga usah genit loe" kata Della pada Elis.
"Kita lawan SMA budi bakti" ujar Dion dengan mengengam HP.
"Coba sini aku pengen tau aturannya dan lawan kita" ujar Bagas.
Tion memberi HP pada Bagas
"Duh masalah kita disini sih SMA Cakra Karya. Keknya kalau beruntung kita ketemu di babak final"
"Coba lihat" Anggra ngambil HP ditangan Bagas.
"Kenapa jalur kita ketemu SMA Cakra Karya hanya dibabak final sih. Duh tidak seru"
"Bukannya bagus dong kita kalau kalah bisa berada di juara dua. Kalau diawal takutnya langsung KO" jawab Reki.
"Dih neting amat loe" balas Tion.
"Kita pasti menang" jawab Dedy.
"Lawan kita juga lumayan kok. Adaa SMA Jaya Karta setelah SMA Budi Bakti" kata Anggra.
"Kita harus mulai latihan" jawab Reki.
"Ok. Tapi sekarang siapa kira-kira akan jadi pemain inti?" tanya Anggra.
"Keknya loe Nggra, Bagas, Tion, Reki, Gua, Afif, Rangga,"-Dedy
" Kita harus latihan bener-bener ini kejuaraan seprovinsi" jelas Bagas.
"David ipa 1"-ujar Tion
"Jono jangan dilupain" ujar Variel.
"Loe nyebut orang. Loe sendiri gimana Variel?" tanya Anggra
"Ya. Gua pasti lah"
"Udah berapa tadi" ujar angra
" Gua, Bagas, Variel, Jono, Tion, David, Rangga, Afif, Dedy, Reki" Anggra sambil menghitung "Baru 10 guys. Siapa lagi?"
" Kating udah? Bang Riski, Danur, Herman, dan Ilyas" -Afif
"Dih. Abang-abang tidak bisa. Mereka tidak mau ikut lagi katanya mau fokus belajar" ujar Bagas m
"Di bujuk tidak bisa ya?" ucap Dedy
"Kasian dari pada mereka tidak lulus ini bukan hanya sehari tapi hampir sebulan. Adek tingkat bagaimana?" balas Afif l.
"Kalau masukin adek tingkat sih mereka belum bisa lah. Mereka bisa sih, tapi jadi pemain cadangan" balas Anggra.
Tiba-tiba Dion masuk dengan muka datarnya entah dari mana membuat mata Anggra tertuju pada Dion yang masih dengan headset.
"Yon, kembaran kamu pinter sepak bola engga?" tanya Anggra pada Tion dengan berbisik.
"Pinter sih. Kalau main berdua sama dia gua kadang kalah"
"He hei" anggra senang
"Jangan bilang loe mau nambah Dion" tebak Tion.
"Dion ganteng sih, body bagus, sayang cuek" ujar Elis.
"Kita disini bukan cari tampang tapi skil sepak bolanya" balas Bagas.
"Le nih Lis bisa hanya cari cowok aja" balas Dedy.
"Ia..ia. " Elis pasrah
"Emang Dion calon mau ya?" tanya Della.
"Aku sebagai kembaran aja tidak yakin"
"Aku sih no. Dia itu punya tampang tampan tapi datar" ujar Aisyah.
"Aku juga no" ujar Erni.
"Kalian ini selalu neting aja" kata Anggra.
"Emang Anggra yakin bisa ngebuyukin tuh manusia datar?" tanya Della
"Kan ada kembarannya" ujar Anggra tanpa rasa bersalah.
"Lah kok gua. Ogah ah. Kalau ajak main berdua sih yes. Kalau ajak pertandingan sih no?" ujar Tion.
"Kenapa sih, Yon Si Dion bisa mukanya datar gitu?" ujar elis penasaran. Membuat yang lain juga ikut penasaran.
"Kalian pengen tau aja apa pengen tau banget? " tanya Tion.
"Pengen tau banget" ucap mereka serempak dan Anggra yang paling bersemangat.
"Kok Anggra semangat banget?" tanya Della
"Lah...kenapa? Peduli sesama bukan nya bagus?" kata Anggra.
"Jadi pengen tau engga nih?" tanya Tion.
"Pengen tau dong" ucap mereka serempak.
Semua tertuju memandang tioyn yang tidak juga bercerita.
"Ayolah Yon cepetan" ujar Dedy sudah tidak tahan.
" Sabar sabar" kata Tion "Begini begini" lanjutnya. Semua menanti " Ra...ra..."
"Rahasia dong"ujar Tion sambil tertawa dan membuat semua kesal dan mencubiti Tion. Erni dan Reki malah menarik rambut Tion dengan sebal.
"Aduh aduh sakit. Kalau mau tau tanya orangnya lah"
"Engga mau. Entar kek martabak dikacangin" ujar Anggita.
"Liat aja tuh. Kita kumpul kumpul dia malah duduk dengan headset"
"Suts. Jangan begitu. Mungkin dia lebih enak sendiri. Ya engga, Yon?" ujar Anggra sambil mengedip mata pada Tion.
"Dih mata loe picek, Nggra?" ujar Tion yang risih.
"Coba dulu lah, Yon mungkin dia mau" paksa Anggra
"Iya iya entar gua coba. Dasar pemaksa"
"Oke. Kembali ke topik. Kita mulai latihan kapan?" ujar Bagas.
"Besok. Hari ini sampai besok siang kita harus fix in pemain inti dan cadangan " ujar Anggra.
"Oke" semua setuju.
"Entar loe yang ngehubungin anak bola yang lain kan?"
"Siap" kata Anggra mengangkat jempol.
"Em em. Selamat siang anak-anak" kata bu guru Resti.
"Siang bu"
Semua kembali ke bangku masing-masing dan Elis the geng kembali ke kelasnya.
Dirumah
Dion duduk di pinggir kolam dengan gitarnya. Dion mengenang Najwa.
Dion memulai memainkan gitarnya
Dimana bisa ku temukan
Kenyamanan rindu engkau beri
Andai kan kau tau disini ku rindu
Akan semua kenangan kita
Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu
Aku merindukanmu, masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh hatiku tetap untukmu
Aku rindu perhatianmu, ketulusan dalam hatimu
Meski jarak memisahkan, hatiku tetap untukmu
Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu
Aku merindukanmu
masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh
hatiku tetap untukmu
"Najwa loe bahagiakan disana?" ucap Dion lirih
Dion kembali memainkan gitarnya
Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh bintangku..
Jauh kau pergi meninggalkan diriku Di sini aku merindukan dirimu
Kini kucuba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh kekasih
(Dion memejamkan mata ada wajah Najwa dan ada juga wajah Anggra)
"*L*oh kok ada wajah orang itu sih?"
Cpat-cepat Dion menghapus ingatanya dan kembali memetik gitarnya.
Kucoba untuk melawan hati
Tapi hampa terasa di sini tanpamu
Bagiku semua sangat berarti lagi
Kuingin kau di sini tepiskan sepiku
Bersamamu.
Takkan pernah ada yang lain di sisi
Segenap jiwa hanya untukmu
Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi
Kuingin kau di sini tepiskan sepiku
Bersamamu.
hingga akhir waktu
"Kamu tidak waras Dion kenapa ingat dia mulu sih. Ingat Dion dia cowok"
"Najwa gua udah gila deh karna ditinggal loe Masak gua suka sama cowok? Gua gila kan? Gua udah tidak waras, ya? tlTolong jawab aku Najwa" ujar Dion sendiri.
Dion kembali memetik gitarnya
*Sudah maafkan aku, segala salahku
Dan bila kau tetap bisu, ungkapkan salahku
Dan aku sifatku, dan aku khilafku
Dan aku cintaku, dan aku rinduku
Kutanya malam, dapatkah kau lihatnya
Perbedaan yang tak terungkapkan
Tapi mengapa ku tlah berubah
Ada apa denganku oh...
Hanya malam dapat meleburkan
Segala rasa yang tak terungkapkan
Tapi mengapa ku tlah berubah
Ada apa denganku oh*
autor: maaf kakak kakak peterpen lagunya diubah dikit ya...
Tion datang dan duduk didekat Dion
"Sejak kapan kamu disini?" tanya Dion kaget.
"Lumayan. Sejak nyanyi lagu peterpen keknya"
"Ooh" ucap Dion lega.
"Dion. Kita ada kejuaraan sepak bola seprovinsi. Jadi kami berniat mau ngajak kamu ikut di tim inti" jelas Tion.
"Oooh" jawab Dion acuh tidak acuh.
"Yon, Aku tau kehilangan Najwa menjadi luka dihati kita semua. Tapi kita masih punya kehidupan yang terus berlanjut. Hidup kita masih panjang. Najwa pasti sedih, lihat kamu seperti ini"
"Terus loe mau kek mana?"
"Ya. Qku sedih aja lihat kamu gini terus. Dion masih ada aku, mama dan papa"
"Terus?"
"Ish bodo ah"
"Siapa juga mau nolak? Aku mau kok ikut lomba itu"
"Ih beneran? Latihannya be.."
"Sust. Gua udah dengar semuanya kali" potong Dion "Termasuk ngehina gua juga"
Tion hanya cengar-cengir.
Dion menatap langit malam
"Kamu benar, hidup harus terus berjalankan?"
Dion menatap bulan terasa wajah Anggra yang tersenyum.
"Yon. Kamu sama Anggra udah temenan lama?"
"Ya lumayan sih dia anak bola. Emang kenapa?"
"Engga papa. Tadi pagi dia nolong aku saat motorku mogok. Jarang aja ada orang yang masih peduli"
"Oooh.." jawab Tion mengerti
"Emang orangnya kek mana?" Dion penasaran.
"Baik, pinter, aktif, tangguh dia itu anak bola, basket, taekowndo, sama sabuk hitam pencak silat. Walau udah jarang ke taekowndo sih keknya" ujar Tion.
"Oooh"
Keadaan menjadi sunyi
"Dimain gitarnya" kata Sofian yang baru datang.
"Eh. papa" ujar Dion dan Tion bersamaan.
Sofian duduk di tengah tengah Dion dan Tion
"Papah udah pulang?" tanya Tion.
"Engga besok pulangnya apa lusa aja ya?" canda Sofian.
"Orang papah udah sampai disini pakek ditanya lagi" ujar Dion.
"Dih basa- basi kali"
"Ya jadinya basikan" ujar Zahra dan Nawal yang keluar bawa teh dan cemilan dan menaruhnya di meja.
Nawal langsung tinggal dari sebulan Zahra mau lahiran sampai sekarang. Untuk Ramli sering berkunjung saja.
"Suduk disini aja. Disana dingin" suruh Zahra.
Sofian, Tion, dan Dion menurut dan duduk tempat duduk. Meja melingkar.
Disamping Zahra ada Sofian dan Nawal. Dion dan Tion sampingan. Dion samping Nawal dan Tion disamping Sofian.
"Keknya tadi seru. Cerita apa tadi?" tanya Nawal.
"Gini oma di sekolah ada lomba sepak bola. Dion dan Tion ikut" ujar Tion
"Dion kamu ikut? Tumben" ujar Zahra.
"Ya mencoba mencari semangat baru aja mah" jawab Dion.
"Bagus anak papa harus pada semangat semangat dong"
"Mana gitarnya dimain dong" lanjut Sofian.
Kereka akhirnya bernyanyi bersama melewati malam yang indah...
see you next time
tingalkan jejak anda dengan like, komen, dan follownya..
agar menambah semangat autor untuk mengetik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Sari Istiqomah
Assalamualaikum semangat berkarya thor
Aku sudah boom like ya
Jangan lupa mampir keceritaku Dia Untukku,
Terimah Kasih
2020-08-29
1
Icetea Nacha
sofian yg cerita sblh yak..
2020-02-22
4
Cahyani Usman
ator syg, angara bujuk gie pake rok walau hanya ddi sekolah aja...
2020-02-16
9