Dion kembali ke rumah dengan wajah cerianya.
"Hayo. Di luar ketemu siapa? Bahagia amat pulang pulang" goda Tion.
"Ini ini sumbernya nih" ucap Dion sambil ngebekap kepala Tion di ketiaknya kemudian menyitaki kepala Tion.
"Ampun ampun" Tion memohon di lepasin, tapi malah Dion semakin erat. Karena tidak tahan Tion melepaskannya dengan sekuat tenaga.
"Apaan sih? Pulang pulang senyum-senyum. Habis gue di jitak in. Emang gua sumber apa?" ucap Tion kesal menahan sakit kepala.
"Untung lagi sedih kalau nggak udah gua bogem loh"
"Engga mau ngaku gitu? Ngomong apa loe sama Anggra?"
"Eh? Ngomong apa memang gue sama Anggra?" ucap Tion tidak tahu.
"Emang minta dingeplak nih orang"
"Mana aku inget lah ngomong apa aja sama Anggra. Orang kita temenan sekelas ngomong terus. Emang ngomong apa?"
"Ngomongin Najwa"
"Eh" menggaruk kepalanya yang tidak gatal. dia merasa tidak enak karena menceritakan Najwa pada Anggra "Maaf" ucap Tion lirih.
"Emang loe ngomong apa aja sebenarnya sama, Anggra?" Dion duduk di kursi di ikuti Tion.
"Gua cuma kasih tau Anggra untuk tidak terlalu ikut campur urusan orang. Gua tahu loe butuh sendiri yah keceplosan dikit sih masalah di Najwa"
"Loe ngomong apa?"
"Gua cuma bilang loe tau engga selesai pertandingan..."Tion diam
"Selesai pertandingan apa? "
"Gua bilang kalau selesai pertandingan keluarga kita sepakat menyatakan Najwa meninggal"
"Lalu apa yang Anggra tanya?"
"Najwa? Pacarnya Dion? Kalau engga salah kayak gitu"
"Terus loe jawab apa?"
"Gua ceritain juga engga akan paham, Nggra daan abis itu gue masuk kelas kalau engga salah ada guru datang.
"Tapi kok. Anggra tahu kalau Najwa kecelakaan?"
"Mana kutahu aku cuman sampai situ aja kok" ucap Dian sambil mengangkat kedua bahunya.
"Oke oke gua mau tidur udah malam gantuk gua. Bye bye" Dion berlalu ke kamarnya.
"*E*h? Kesambet apa tuh anak dari luar? Tapi gua senang Dion lu kayaknya udah mulai menerima kematian Najwa. Gua berharap lu bisa bahagia"
Keesokan harinya
"Wah cucu nenek udah siap semua nih" ucap Nawal melihat Dion dan Tion sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Iya dong " ucap Tion bangga.
"Bagaimana keadaan kamu, nak?" tanya Zahra pada Dion.
"Emang Dion kenapa, mah? Dion baik-baik aja kok."
"Syukur deh kalau begitu."
"Ngomongin apaan sih?" tanya Sofian dan duduk di bangku makannya.
"Bagaimana keadaan kamu, Dion?" tanya Sofian melihat Dion.
"Baik pah"
"Bagus dah anak papah. Pasti kuat"
"Em. Dion juga bingung harus ngapain pah. Marah? Sedih? Nangis? Atau marahin orang? Nyalahin Tuhan? engga akan balikin Najwa juga kan?"
"Kamu bener sayang"kata Zahra sambil mengusap punggung Dion memberi kekuatan.
"Dan kehidupan kita akan terus berjalan kan, mah?" ucap Dion sambil memegang tangan Zahra yang ada di bahunya dan melihat ke arah Zahra. Tampak kesedihan di wajahnya Dion.
"Em" Zahra mengusap sejenak bahu Dion.
"Mamah percaya sama kamu, Dion"
"Thanks mam"
"Mah kalau mama tahu mungkin mama bilang Dion adalah cowok paling brengsek yang begitu mudah ngelupain Najwa karena ada Anggra."
" Mau sarapan pakai apa, mas?" banyaknya cara pada Sofian.
"Terserah kamu aja, yang"
Zahra mengambil sarapan untuk Sofian.
"Mami mau makan apa?" tanya Zahra pada Nawal.
"Apa aja" ucap Nawal lembut
Nawal sudah seringkali menyuruh untuk tidak mengambilkan dia makan karena baginya dia bisa ngambil sendiri. Namun Zahra tidak mau mendengarkannya, bagi Zahra Nawal adalah ibunya dan itu adalah tugasnya.
Baru Zahra mengambil makanan untuk dirinya yang kemudian duduk di samping Sofian.
"Nak, kamu ke rumah sakit kan hari ini?"tanya Nawal sebelum Zahra memakan makanannya
"Iya mi kenapa?"
"Mami ikut boleh?"
"nenek sakit?" tanya Tion khawatir.
"Engga nenek mau ke restoran dekat rumah sakit. Pulang nya juga sekitaran jam 12. Kan bisa bareng lagi pulangnya."
"Kalau nenek, kamu sakit kan di rumah ada dokter" ucap Sofian.
"Iya iya ya, pah"
"Tentu boleh, mi" jawab Zahra.
Mereka melanjutkan sesi makannya.
Saat Dion dan Tion berusia 7 tahun Zahra kembali mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter dengan ijin dan dukungan Sofian, Zahra kerja di Albarnista hospital. Yang kerja dari hari Senin sampai hari jumat jam 8 sampai jam 10. Zahra bekerja sebagai dokter yang merawat atau melayani masyarakat dengan kartu kesehatan.
Zahra sangat bahagia karena ia bisa membantu masyarakat dengan kartu BPJS dan bisa membantu jika pasiennya kekurangan uang. Misalnya kalau ada pasien BPJS yang akan operasi. Karena albarnista hospital juga diberikan Sofian kepada Zahra jadi jika ada pasien tanpa BPJS mau berobat atau operasi itu biasanya di gratiskan oleh Zahra jika mereka mau menghadap Zahra di kantornya dan Zahra dengan senang hati menerima telepon siapa saja yang mau meminta bantuan.
Di sekolah.
"Dion Tion" panggil seseorang.
Dion dan Tion pun berhenti dan melihat ke sumber suara.
"Anggra" ucap Dion dan Tion bersamaan
Setelah memarkirkan motor Anggra melepas helm dan menghampiri Dion dan Tion yang sudah menunggunya.
"Hei" tegur Angra. Mata Angra tertuju pada Dion..
"Yuk ke kelas" ajak Tion.
Anggra berjalan di tengah-tengah antara Dion dan Tion.
"Pulang dengan selamat loe semalam? kena marah engga?" tanya Dion pada Anggra.
"Engga bunda jarang marah. Kalau marah karena masalah besar"
"Semalam kalian ke temuan?" tanya Tion.
"Engga sengaja sih. Pas aku pulang dari supermarket ke temu Dion di pinggir jalan"
"Ketemu? Emang gua anak kucing ketemu dipinggir jalan?"
"Anak anjing keknya, Dion. Guk guk guk guk" ujar Anggra becanda.
"Enak aja loe" Dion mau menangkap kepala Anggra untuk di jitak namun Anggra bisa menghindar.
"Mau apa loe?" ujar Anggra menghindar.
"Awas Nggra Dion paling suka ngejepit kepala di ketiak lalu di jitak habis-habisan. Sakit kepala adek, bang" ucap Tion drama mengingat tadi malem.
"Jangan macem-macem ya, Dion" ujar Anggra.
" Sini loe! Enak banget loe ngomong gua anjing" ujar Dion.
"Wek.."Angra mau lari tapi belum berjalan tanganya udah di tangkap Dion. Dion merangkul Anggra. Mereka berjalan berdua dimana Dion merangkul Anggra, sampai Anggra menunduk karena Dion berat.
Tion tersenyum melihat perubahan Dion dan kedekatan Dion dengan Anggra.
"*A*ku harap kamu selalu bahagia Dion."
Tion mengikuti Dion dan Anggra dari belakang.
di depan kelas.
"Udah Dion berat tau" ujar Anggra memukul tangan Dion.
Dion melepaskan tangannya dan mereka tertawa.
Di dalam kelas semua pada bingung dengan kedekatan mereka berdua. Termasuk Bagas yang menatap tidak suka.
"Ye.. mama sama papah akur nih" ejek Reki.
Anggra melirik semua dan kembali ke Dion dan Tion yang juga baru masuk kelas.
Tion langsung berjalan ke bangkunya. Karena dia mau nemuin Jono.
"Kita engga akur. Gua di siksa tau" ujar Anggra
"Dion. jangan siksa Anggra nya Dela dong" ujar Della.
Dion mengaruk kepalanya dan berlalu ke tempat duduknya. Canggung itu yang di rasakan Dion.
Anggra pun berjalan dan duduk ke bangkunya.
"Nggra, semua baik-baik aja kan?" tanya Bagas.
"Semua baik. Kenapa?"
"Engga papa sih"
"Udah ah. Gua mau chat Andri dulu" Angra mengeluarkan hpnya.
see you next time
jangan lupa like, comment dan follow ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Aldin Hidayatullah
thor bobo nya nyenyak bnget ya
2019-11-20
1
Nona Frya
lupa ini penulisnya
2019-11-20
2
Novita Panggabean
up
2019-11-19
2