Lucia langsung memakan ayam goreng yang diberikan Legolas padanya, tanpa memedulikan kedua orang yang menjadi bingung karena satu kalimat yang diucapkannya.
"Dia selalu mengatakan kalimat itu saat berterimakasih." Ujar Legolas dengan senyum kaku pada Chloe yang menatapnya aneh.
Chloe tak menjawab, ia hanya tersenyum sama kakunya seperti Legolas, lalu setelahnya berjalan pergi.
"Cia, jangan ucapkan kalimat itu dengan sangat mudah." Seru Legolas namun Lucia tidak mendengarkan karena menikmati ayam goreng yang dimakannya. "Kau dengar aku kan?"
"Ayam goreng di dunia manusia memang sangat lezat. Aku mau lagi." Lucia memberikan piring yang sudah kosong dan hanya ada sisa-sisa tulang.
Pemuda yang menatapnya hanya bisa menghela napas panjang sambil meredam emosinya.
"Berharap saja ada pembeli yang tidak menghabiskan makanannya." Gumam Legolas sambil berjalan masuk ke dapur saji.
Lucia yang ketagihan memakan ayam goreng menoleh pada meja di sampingnya. Ia melihat seorang anak kecil berusia sekitar tujuh tahun bersama ibunya sedang makan. Ketika si ibu sedang mencuci tangannya, Lucia mengambil ayam goreng milik si anak. Anak tersebut seketika langsung menangis.
Tanpa memedulikannya Lucia memakan ayam goreng tersebut. Si ibu sangat kebingungan ketika anaknya menangis.
"Mama, ayamku diambil oleh dia." Si anak mengadu pada ibunya.
Legolas melihat ke arah Lucia yang memakan ayam goreng yang ia yakini adalah milik anak yang sedang menangis itu. Dengan cepat Legolas mengambil ayam baru dan membawanya pada si anak. Pemuda itu takut jika Lucia marah dan membakar anak kecil tersebut.
"Ini ayam goreng penggantinya." Legolas meletakkan piring berisi ayam goreng di meja.
Seketika anak tersebut berhenti menangis dan langsung menikmati ayam goreng pemberiannya. Dengan tatapan kesal, Legolas menoleh pada Lucia yang bersikap biasa saja sambil mengunyah ayam goreng hasil curiannya.
"Jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu! Kau mengerti?!" Ujar Legolas.
"Kau bicara pada siapa? Apa padaku?" Lucia menengadahkan kepalanya, melihat pada Legolas. "Aku ingin ayam lagi."
"Olas!" Panggil Drake.
"Ada apa?" Tanya Legolas setelah kembali memasuki dapur saji.
"Sebaiknya bilang pada sepupumu jangan buat masalah di sini, atau dia tidak boleh berada di sini lagi. Dia mengganggu pembeli lain dan kau juga jadi tidak fokus bekerja!" Tegur Drake yang mengetahui apa yang terjadi tadi.
"Baiklah, akan aku bilang agar dia tidak berbuat masalah lagi." Jawab Legolas, Lagi-lagi dengan menghela napas. "Masukan ke catatan untuk ayam tadi, potong saja gajiku bulan ini."
Jam kerja Legolas usai, ia berjalan bersama Chloe sedangkan Lucia berjalan di depan mereka sambil memakan kentang goreng yang diberikan pemuda itu padanya.
"Olas, apa Cia terlihat tidak aneh?" Tanya Chloe. "Dia pakai topi sejak datang dan tidak pernah membukanya. Perkataannya juga aneh, dia tidak menjawab apapun saat aku bertanya, dan dia juga mengambil ayam goreng dari anak kecil tadi. Apa itu terlihat normal? Apa dia salah satu dari anak yang tinggal bersamamu di panti?"
Pemuda yang berjalan di samping gadis cantik itu menjadi bingung menjawab pertanyaannya. Ia mencoba berpikir jawaban apa yang akan ia berikan.
"Ada apa? Kenapa diam saja?"
Legolas tertawa untuk menutupi kebingungannya, dan sambil berpikir.
"Sejak dulu dia memang seperti itu. Saat kecil dia pernah terjatuh dan kepalanya terbentur keras. Dia jadi tidak normal seperti pada anak seusianya." Jawab Legolas berhasil menemukan jawaban yang ia karang.
"Ya ampun, benarkah? Kasian sekali dia." Ujar Chloe.
Mereka berpisah dengan Chloe yang rumahnya berada lebih dekat dengan restoran tempat mereka bekerja.
Sekali lagi Legolas menghela napas. Ia harus berbohong pada Chloe dan itu membuatnya menjadi merasa buruk.
"Olas, besok berikan aku kentang goreng yang banyak!!" Seru Lucia menoleh pada Legolas yang berjalan di belakangnya. "Kentang goreng dunia manusia sangat lezat. Phoebe pasti akan sangat menyukainya. Aku mencintaimu."
"Sudah aku bilang jangan mengatakan kalimat itu dengan sangat mudah." Gumam Legolas setelahnya menghela napas panjang, lagi.
Mereka berdua akhirnya sampai di ujung jalan rumah sewaan Legolas. Sekarang ada masalah yang harus pemuda itu hindari lagi, yaitu bertemu dengan pemilik rumah. Jika melihatnya pasti dia akan menagih uang sewa rumahnya dan ditambah dengan keberadaan Lucia yang sekarang tinggal dengannya, uang sewa pasti akan dinaikan, dan ia akan menjadi semakin berat untuk membayarnya.
Sekali lagi Legolas menghela napasnya.
"Kau selalu menghela napas, kau terlihat seperti orang payah." Ujar Lucia berhenti berjalan dan menoleh pada Legolas yang berjalan di belakangnya. "Manusia suka sekali mengeluh."
"Memangnya karena siapa aku terus-terusan menghela napas?" Kesal Legolas. "Sudahlah." Sekali lagi pemuda itu menghela napasnya untuk mengatur emosinya.
Legolas memperhatikan ke sekitar dan mencari sosok ibu pemilik rumah sebelum berjalan memasuki daerah rumah sewaan yang salah satunya ia tempati. Ia tidak melihat keberadaan sang pemilik rumah di sana.
"Dia pasti sedang berada di dalam rumahnya." Ucap Legolas.
Legolas menoleh pada Lucia yang berada di belakangnya dan meraih lengan gadis itu untuk menariknya berlari mengikutinya secepat mungkin memasuki rumah. Namun tangannya terasa terbakar saat menyentuh kulit Lucia hingga ia meringis menahan sakitnya.
"Sudah aku bilang manusia tidak akan tahan pada panas neraka saat menyentuh kulitku." Ucap Lucia.
"Aku lupa." Jawab Legolas masih meringis menahan rasa sakitnya. "Baiklah, kau dengarkan aku, kita harus berlari secepat mungkin dan masuk ke dalam rumah. Apa kau mengerti?"
Lucia mengangguk mantap.
Sebelumnya Legolas berhitung mundur dari hitungan ketiga. Dengan langkah kilat Mereka berdua berlari menuju rumah. Namun usaha mereka sia-sia, ketika Legolas berusaha membuka kunci rumah, tiba-tiba pintu rumah pemilik rumah yang ada di samping kanan Legolas terbuka.
"Olas, apa kau akan membayarnya sekarang?" Tanya si ibu pemilik rumah. "Eh, siapa gadis ini?"
Legolas memutar matanya mencoba menutupi semua kepanikannya.
"Dia adik sepupuku yang baru datang ke kota ini." Jawab Legolas mencoba tersenyum.
"Dia tinggal denganmu? Pantas saja kemarin malam kamarmu terdengar berisik sekali." Ujar wanita bernama Ursula yang merupakan pemilik rumah sewaan yang ditinggali Legolas selama hampir satu tahun ini. "Kalau begitu sepertinya aku harus menambah uang sewa kamarmu karena pastinya penggunaan listrik dan air meningkat. Apa kau mengerti Olas?"
"Ya, baiklah." Mau tidak mau Legolas menyetujuinya walau dengan sangat berat hati.
"Siapa namamu?" Tanya Ursula pada Lucia.
"Cia." Jawab Lucia.
"Kau gadis yang sangat manis." Ujar Ursula tersenyum pada Lucia.
Lucia terpaku mendengar pujian dari wanita paruh baya yang tersenyum padanya dengan lembut.
"Aku mencintaimu." Ucap Lucia membuat Legolas sedikit takut pada reaksi wanita yang terkenal galak oleh para penyewa.
"Aku juga mencintaimu." Jawab Ursula dengan senyum hangat.
Seketika Lucia merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya ketika mendengar kalimat tersebut dari wanita yang baru pertama kali ia temui itu.
"Berapa usiamu?" Tanya Ursula.
"17.000 tahun."
"Ma—maksudnya 17 tahun." Sahut Legolas meralat jawaban Lucia.
"Jika anak perempuanku masih hidup, usia kalian sama. Kalian pasti bisa berteman dengan baik." Terpancar tatapan sedih dari wajah Ursula.
Legolas membuka pintu rumahnya, ia merasa ini waktu yang tepat untuknya masuk ke dalam rumah dan menghindari pembicaraan lebih lanjut dengan Ursula, karena ia yakin wanita itu akan menagihnya untuk membayar uang sewa rumah.
"Kapan kau bayar, Olas?" Tanya Ursula.
Legolas membeku karena usahanya menghindar dari pertanyaan tersebut tidak berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ayano
Eh mempan dong 😅😅😅
Ngakak bayangin wajah ursula yang begitu dibilang love u ma Lucia
2023-04-15
1
Ayano
Gak mempan eiy
Dia tuh ya udah di tag buat Lego-chan
2023-04-15
1
Ayano
Kamu yang bikin napas dia nyaris berenti di tengah-tengah itu Lu-cha 😅😅
2023-04-15
1