Part 16

Rasanya Geraldine ingin melakban mulut dua keponakannya yang asal bicara. Walaupun ada benarnya, tapi jangan di depan Roxy juga. Sungguh saat ini ia ingin terjun dari tebing. Namun, sebisa mungkin tetap menunjukkan sisi biasa saja.

“Mereka hanya anak-anak, belum paham dengan apa yang dikatakan,” ucap Geraldine supaya Roxy tidak salah paham.

Padahal, Roxy tidak bereaksi apa pun sebelum diklarifikasi oleh Geraldine. Justru kini ia menaikkan sebelah alis karena merasa kalau wanita itu mencoba untuk membuatnya yakin dengan sanggahan yang diucapkan.

Geraldine buru-buru berjalan cepat menggandeng dua keponakannya agar tidak mengatakan hal-hal yang bisa membuatnya malu lagi. Dia langsung mendudukkan Faydor dan Galtero di meja tempat kembarannya berada.

“Jaga anak-anakmu, aku sudah menyerah,” ucap Geraldine. Dia tidak kembali menghempaskan pantat di kursi semula, melainkan mengambil tas dan nampak melenggang mengayunkan kaki untuk menjauh.

“Aunty mau pergi ke mana?” teriak Faydor.

“Pulang, mengantuk,” kilah Geraldine. Dia sudah tidak kuat lagi di pesta. Terlalu malu dan entah harus bagaimana menghadapi Roxy.

...........

Andai saja saat pesta, Geraldine tetap dingin, angkuh, cuek, dan tak perlu meluruskan apa pun ucapan yang diceletukkan Faydor serta Galtero, sepertinya Roxy akan berpikir kalau wanita itu memang sudah bosan dan tidak ada perasaan apa pun padanya. Tapi, nyatanya, justru sebaliknya.

Dari pemikiran itulah Roxy mendapatkan kejanggalan. Jika Geraldine sungguh tidak mencintainya, pasti wanita itu akan menunjukkan reaksi santai, tak perlu salah tingkah seperti saat mengakhiri hubungan mereka.

“Ku rasa ada yang disembunyikan olehnya,” gumam Roxy seraya mengusap dagu.

Tak bisa tinggal diam, Roxy harus mencari tahu apa yang terjadi dengan Geraldine sebelum mencampakkan dirinya. “Pasti ada penyebab, mana mungkin dua tahun dilalui tapi tak ada perasaan apa pun. Sedangkan aku saja sulit untuk melupakan dan acuh padanya.”

Di dalam ruang kerjanya, Roxy menghubungi seseorang melalui telepon nirkabel. “Mike, datang ke ruanganku, sekarang!” titahnya sangat tegas, pertanda harus segera dilaksanakan.

“Baik.”

Tidak berselang lama, Roxy mendengar ada yang mengetuk pintu ruangannya. “Masuk!”

Seorang pria bertubuh tegap nampak mengayunkan kaki ke dalam dan berhenti di depan Roxy. Dia adalah Mike, salah satu anggota Cosa Nostra juga teman seperjuangan yang kini menjadi kepercayaannya.

“Ada apa?” tanya Mike.

“Aku ingin memberimu tugas penting,” jawab Roxy.

“Sepenting apa?”

“Ini terkait putri Tuan Giorgio.”

“Hm, katakan.” Jika sudah menyangkut keluarga tetua Cosa Nostra, maka tidak bisa menolak dan harus dilaksanakan.

“Tolong cari tahu siapa saja orang yang dia temui selama satu tahun terakhir!”

“Hanya itu?”

“Kalau bisa sekaligus kepentingan mereka bertemu untuk apa.”

“Sudah?”

“Ya.”

“Baiklah, aku akan segera mencari tahu.” Mike berlalu pergi meninggalkan ruangan Roxy.

Roxy yakin, pasti ada penyebab yang membuat Geraldine memilih menjauh darinya. Tidak mungkin sebatas alasan sesederhana bosan ataupun tak cinta.

“Cepat atau lambat, aku pasti akan mengetahuinya,” gumam Roxy seraya mata menatap wallpaper ponsel yang tak lain adalah wajah Geraldine.

Bisa dikatakan hati Roxy telah jatuh ke dasar lautan asmara yang paling dalam untuk Geraldine seorang. Wanita itu merupakan sosok yang begitu membuatnya kagum. Meskipun terlahir dari keluarga kaya, tapi tidak pernah manja, cenderung mandiri, dan paling utama adalah penyayang anak kecil. Sosok keibuan itulah bisa membuatnya yakin bahwa wanita bar-bar tersebut sangat cocok menjadi Mommy dari anak-anaknya. Maka dari itu, selama enam bulan terakhir, saat bercinta selalu secara sengaja dilepaskan dalam rahim sang wanita.

Roxy tahu kalau selama ini Geraldine mengkonsumsi obat kontrasepsi. Dia selalu mencari celah supaya wanita itu terlambat meminum pencegah kehamilan. Harapannya tentu saja supaya ada anak yang tumbuh. Meskipun sepertinya gagal dan tidak pernah terlihat kalau Geraldine mengandung. Apa lagi sekarang mereka sudah renggang dan lama tidak bercinta lagi.

“Sial! Memikirkan Geraldine saja membuat milikku langsung terbangun!” gerutu Roxy ketika merasakan ada sesuatu yang mengeras.

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Roxy.... Kangen nih...

2024-03-19

0

IbuNaGara

IbuNaGara

cari tau roxy💪💪

2023-11-25

1

Yuyun Yuliani

Yuyun Yuliani

kaya emaknya nih kisah cintnya..... bikin geregetan dan tegang muluuu

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!