Teenage Witchy

Teenage Witchy

Chapter 1

Hai, namaku Amelia Collins, tapi semua memanggilku Mia. Umurku? Tujuh belas tahun. Umur sempurna saat kamu remaja menjelang dewasa. Kehidupanku? Membosankan, tapi bagi orang lain, hidupku sempurna. Cantik, tubuh bagus sempurna, mata biru dan rambut pirang, populer, punya a hot boyfried, anggota dari salah satu geng paling di takuti di sekolah. Ya, Red Foxy nama gengnya. Jika kalian bertanya kenapa nama gengnya seperti itu, well aku tidak tahu. Geng itu sudah berdiri semenjak sekolah itu berdiri. Sekolah itu bernama Cornellius High School. Aku selalu pergi di antar oleh ayahku. Kedua orang tuaku masih hidup dan aku juga memiliki seorang kakak laki-laki yang entah dimana dia berada. Kakakku pergi dari rumah setahun semenjak kami memutuskan pindah dari kota Disprea ke kota New York. Jika kalian bertanya dimana kota Disprea, well aku tidak tahu. Kota itu selalu berpindah tempat. Ajaibkan? Tentu itu hal yang lumrah jika kamu adalah penyihir. Yup! Aku penyihir. Tapi semenjak kepindahanku ke kota New York aku hampir tidak pernah melakukan sihir lagi. Hanya jika ibu meminta bantuan melakukan sihir dan tentu harus berhati-hati karena kami tidak ingin ketahuan sebagai penyihir. Lain dari pada itu, aku tidak pernah melakukan sihir. Aku hanya senang hang out bersama teman-temanku terlebih saat aku beranjak remaja. Bahkan aku sering melupakan jika aku adalah seorang penyihir. Aku menginjakkan kakiku di sekolah. Ini hari pertama sekolah setelah liburan musim panas. Aku mengenakan celana kulit ketat berwarna hitam dan juga kaus berlengan pendek berwarna putih, ditutupi oleh jaket kulit hitam dan sepatu boot hak lima senti. Aku membiarkan rambut pirangku tergerai.
Nick
Nick
Hai baby
Dia Nick, pacarku. Seorang kapten Baseball. Tinggi dan berbadan atletis. Rambut pirang dan bermata hazel yang indah. Kami baru tiga bulan ini berpacaran. Aku tersenyum dan memeluknya lalu mencium bibirnya lembut.
Amelia
Amelia
Kamu baru datang?
Nick
Nick
Baru saja. Aku baru sampai lokerku saat melihatmu datang.
Amelia
Amelia
Benarkah?
aku tersenyum manja lalu mencium bibirnya lagi. Ahh aku sangat menyukainya. Nick begitu manis dan hangat.
Erika
Erika
Mia!
Amelia
Amelia
Erika!
Aku melompat kecil kegirangan melihat sahabatku. Erika berlari ke arahku lalu memelukku.
Erika
Erika
Kamu ini, Selalu Nick yang kamu sapa pertama.
Nick
Nick
Tentu saja, akukan pacarnya.
Nick menarikku ke dalam pelukkannya.
Erika
Erika
Hei! Aku sahabatnya! Aku mengenalnya lebih dulu dari kau!
Amelia
Amelia
Okay, okay stop. Kalian seperti anak kecil saja.
Erika
Erika
Ayo kita ke kelas, pelajaran pertama aku sekelas denganmu Mia. Bagaimana denganmu Nick?
Nick
Nick
Uhmmm... ( memeriksa jadwal belajarnya lalu melihat jadwal belajarku) Aku pelajaran ketiga sekelas denganmu baby.
Erika
Erika
Oke kalau begitu, kita ke kelas dulu ya. Daaghhh Nick....
Erika menarik tanganku menjauh dari Nick. Nick sempat ingin protes tapi tidak jadi. Akhirnya aku melepaskan tanganku pada Erika lalu berlari menuju Nick dan memberikan ciuman padanya lalu aku kembali ke Erika yang sudah menggelengkan kepalanya.
************
Saat istirahat aku duduk bersama gengku Foxy Red. Ada aku, Erika, Claudia, Allison dan Nathasya. Tentu dengan pacar masing-masing. Kami mempunyai meja khusus sementara murid lain bercampur. Tidak ada yang ingin duduk bersama kami. Tentu saja tidak ada, jika ada yang berani, mereka akan di bully habis-habisan. Ya itu teman-temanku. Pembully. Sebelum liburan musim panas saja mereka sempat-sempatnya membully Melisa si gadis nerd itu. Tapi aku tidak ikut-ikutan. Aku tidak pernah ikut membully tapi aku juga tidak ingin menghentikan mereka. Biasanya aku hanya menatap diam jika mereka membully seseorang tanpa ingin membantu. Aku malas melakukannya. Terserah jika mereka ingin membully. Aku tidak perduli asalkan tidak terlewat batas. Kadang aku suka kasihan pada korban mereka tapi aku malas untuk ikut campur. Bukan karena aku takut pada mereka, hanya saja aku tidak mau mengurusi hal itu. Istrirahat selesai. Aku sekelas dengan pacarku, Nick. Tentu disela-sela pelajaran kami suka berpegangan tangan. Apalagi kelas sekarang adalah pelajaran sejarah. Gurunya sangat membosankan. Bahkan kadang membuat setengah kelas tertidur. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Masuk kepala sekolahku bersama satu anak baru, laki-laki. Aku melihat anak baru itu. Cukup tampan dengan rambut hitam dan mata coklat terangnya. Tubuhnya tinggi dan atletis. Tapi dia lebih kurus dari Nick.
Guru
Guru
Baiklah anak baru, perkenalkan namamu.
Paul
Paul
Hai, namaku Paul Weansley.
Guru
Guru
Baiklah Paul, silahkan duduk di kursi kosong sebelah sana.
Pak Rollins menunjuk bangku di sebelahku. Paul berjalan menuju bangku itu. Dia duduk disana dan menoleh ke arahku. Dia tersenyum. Aku membalas senyumnya canggung. Aku masih menatapnya. Dia mengenakan baju lengan panjang berwarna abu-abu. Dia menaikkan lengan bajunya. Lalu aku melihat tanda itu ditangannya. Aku mengerutkan keningku. Aku sepertinya pernah melihat tanda itu, tapi di mana ya? Sadar aku menatap tanda itu, dia langsung menurunkan bajunya. Tampangnya berubah dingin. Aku jadi terkejut melihatnya. Aku lalu memalingkan wajahku. Ahh apa perduliku? Aku sudah punya Nick disisiku. Aku menoleh kebelakang dan tersenyum pada Nick. Nick membalas senyuman itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!