Setelah berfikir sebentar, akhirnya Marvel memilih patuh saja pada Papinya. Jika dia pergi sekarang dan menentang permintaan Papinya, bisa-bisa dirinya akan merugi, entah itu merugi dalam hal apa. Karena Marvel sudah mengetahui banyak tentang Papinya yang selalu penuh kejutan jika Marvel patuh pada perintahnya dan tanpa membantah sedikitpun.
> Sepertinya aku tidak bisa bertemu Bu Mila sekarang, bagaimana jika malam ini sekalian makan malam? sekarang aku sedang menjalankan tugas dari Papi, dan aku tidak bisa menolak permintaan Papi, maaf ya. Kita ketemu nanti malam saja." sekilas pesan dari Marvel untuk Mila.
Ditempat lain saat ini Mila sedang bersiap untuk bertemu dengan Marvel. Tanpa berdandan sedikitpun, karena memang tanpa berdandan pun dirinya sudah sangat cantik dan juga menawan. Hanya saja kali ini permasalahanya bukan itu, tapi Mila ingin mencoba bicara dengan Marvel agar bisa menunda atau bahkan membatalkan perjodohan ini, karena menurut Mila ini adalah perjodohan gila, masa iya dirinya di nikahkan dengan anak kecil yang jelas masih SMA. Bukan hanya itu, tapi anak itu adalah muridnya sendiri.
Ting.....
Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponsel Mila, ya tentu saja pesan tersebut berasal dari Marvel. Dengan cepat Mila membukanya, namun setelah membuka dan membaca pesan tersebut, Mila menjadi hilang semangat dan marah.
"Apa maksutmu Vel," gumam Mila dengan menggertakan giginya karena sebal dengan Marvel. Dirinya merasa ingin segera membanting ponselnya karena marah, dan menghajar seseorang. Mila pikiranya menjadi kacau karena dia merasa tidak bisa mengatur Marvel yang jelas adalah muridnya. Mila akhirnya kembali masuk ke kamarnya karena kesal, dan sangat kesal.
"Huh.... Marvel!!!!!" teriak Mila didalam kamar, namun dia menutup mulutnya dengan bantal agar tidak terdengar orang-orang di luar.
Setelah menghela nafas beberapa kali dan hati juga pikiranya sedikit tenang, Mila akhirnya membalas pesan Marvel.
> Baiklah Vel, kita ketemu nanti malam," balas Mila dengan singkat, namun dalam hatinya masih kesal dengan perilaku Marvel padanya.
Mila tidak tahu harus berbuat apa, karena pikiranya sedang tidak tenang. Akhirnya Mila memilih untuk membaca novel kesayanganya. Novel dengan judul ( Terlihat Miskin Padahal Sultan ) adalah faforit Mila, untuk menghilangkan setres.
Kembali ke Marvel, karena tidak ada yang di kerjakan dalam seharian ini, dirinya tidur di kamar sampai sore sebelum mandi dengan air hangat dan membersihkan diri.
Selesai mandi dan membersihkan diri, Marvel langung pergi ke dapur untuk mencari makanan seperti kebiasaanya setiap hari.
Marvel menemukan buah-buahan di kulkas dan langsung mengupasnya untuk dimakan. Namun sebelum dirinya memakan buah tersebut, tiba-tiba ada yang mengambil buah di depan Marvel dengan cepat.
"Papi? kenapa di ambil, balikin cepat Marvel laper Pi," pinta Marvel seraya mencoba mengambil kembali buah yang sekarang ada di tangan Yustian. Benar sekali, yang telah mengambil buah Marvel adalah Yustian, Papinya sendiri.
"Apakah kamu lupa jika malam ini akan bertemu dan makan bersama Mila Vel? sampai-sampai kamu makan buah segini banyaknya," ucap Yustian menjelaskan.
"Ah iya Pi maaf lupa," jawab Marvel dengan senyum kecutnya.
"Sudah, buah-buahan ini untuk Papi saja, kamu mending bersiap untuk bertemu dengan Mila, dan ingat! kamu harus berpenampilan semaksimal mungkin, dan berbicaralah seperti orang dewasa saat bersama Mila, karena calon istrimu memang sudah jauh dewasa dari pada dirimu," jelas Yustian seraya memberikan sebuah tas pada Marvel. Marvel sendiri benar-benar tidak mengetahui maksut perkataan Papinya, juga tidak mengetahui apa yang ada di dalam tas tersebut.
Namun Marvel hanya patuh dan menganggukan kepalanya saja, yang bertanda bahwa dirinya setuju dengan perintah Papinya.
"Iya Pi," jawab Marvel singkat sebelum berlalu pergi membawa tas yang di berikan Papinya tersebut. Walaupun dirinya sedikit kesal karena belum sempat memakan buah-buahan tadi, namun setelah mengingat bahwa dirinya akan bertemu dengan Mila, membuatnya kembali bersemangat.
Marvel pergi ke kamarnya untuk membuka isi tas tersebut, dan bersiap untuk berdandan dengan penampilan yang semaksimal mungkin.
Setelah sampai di kamarnya, marvel langsung duduk di ranjang dan segera membuka tas tersebut, karena bagaimanapun dirinya sangat penasaran dengan isi dalam tas tersebut.
Perlahan Marvel membuka tas tersebut, dan setelah seluruh tas terbuka, Marvel benar-benar terpana melihat apa yang ada di dalam tas.
Tas yang di berikan Papinya berisi sepatu mewah, jam tangan mewah yang di lapisi berlian, jas yang sangat mewah beserta celananya, yang tidak kalah mencengangkan adalah ada kunci mobil dengan logo bertuliskan Lamborghini. Marvel benar-benar terkejut dan juga merasa sangat senang, dirinya benar-benar tidak menyangka jika Papinya akan menyiapkan hal seperti ini untuk dirinya. Siapa yang tidak mengenal mobil mewah Lamborghini, Mobil mewah paling mahal yang ada di Negara ini, dan sangat jarang orang memilikinya. Apalagi sekelas Marvel yang jelas masih anak ingusan karena masih pelajar SMA.
"Apakah Papi serius memberikan semua ini padaku?" gumam Marvel pada dirinya sendiri, seolah masih tak percaya dengan yabg di terimanya hari ini.
"Tunggu dulu, tapi dari mana Papi mendapatkan semua barang mewah ini? bukankah selama ini Papi hanya numpang hidup sama Mami?" tambah Marvel bicara sendiri seolah memikirkan sesuatu. Namun setelah beberapa saat tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Marvel tidak begitu peduli dari mana Papinya mendapat semua uang untuk barang mewah ini. Yang Marvel harus lakukan adalah memakai semua barang mewah ini dan berpenampilan semaksimal mungkin.
Kenapa Yustian memberikan mobil untuk Marvel? ya karena Marvel sudah bisa menyetir sendiri, Marvel juga kesekolah dengan mobil pribadinya, walaupun tidak terlalu mewah.
Selesai memakai semua barang yang di berikan Papinya, Marvel keluar kamar dengan sangat rapi, juga sangat wangi karena parfum yang di belikan papinya adalah parfum yang di kenal sangat mahal.
"Maaf, mencari siapa ya?" tanya Sinta kaget, saat berpapasan dengan Marvel yang saat ini sedang berjalan menuju ruang makan keluarga untuk menemui Papinya. Intinya untuk berterimakasih pada Yustian. Hanya saja Sinta benar-benar tidak mengenali putranya tersebut, karena berpenampilan sangat berbeda dari sebelumnya.
"Mami, ini aku Marvel," ujar Marvel seraya membuka kacamata hitamnya.
"Apa? Marvel?" seru Sinta sebelum dengan cepat menutup mulutnya dan melebarkan matanya, Sinta benar-benar terkejut dengan penampilan Marvel.
"Iya lah Mi," jawab Marvel dengan percaya diri seperti biasanya.
"Ah, Marvel," seru Sinta yang langsung melompat dan memeluk putra semata wayangnya tersebut karena dirinya merasa sangat bangga punya anak sekeren Marvel.
"Hahaha Mamimu pasti teringat dengan ketampanan Papi sewaktu muda dulu kan Mi?" goda Marvel disela dirinya membalas pelukan Sinta.
Mendengar ucapan anaknya, Sinta hanya bisa tertawa kecil karena terharu. Juga sedikit mengeluarkan air matanya.
"Marvel, kamu benar-benar sangat Mirip dengan Papimu, sebenarnya Mami tidak rela kamu dinikahkan dengan wanita yang jelas lebih dewasa darimu Vel," ucap Sinta mengungkapkan isi hatinya.
"Loh? kok Mami bisa bilang begitu?" tanya Marvel seraya perlahan melepaskan pelukanya dengan Sinta, Maminya.
Sekarang Marvel menatap dalam ke mata Maminya yang sedang tersenyum dalam tangis namun bahagia.
"Ya jelas, ibu mana yang rela anak laki-lakinya menikah dengan wanita yang sudah dewasa Vel? ditambah jelas-jelas kamu masib sekolah, masa anak sekolah di nikahkan?" jelas Sinta pada Marvel.
"Oh seperti itu? tapi bagaimana jika Marvel yang menginginkanya Mi? apakah Mami juga tidak rela?" tanya Marvel lembut.
"Apa? apa maksutmu menginginkanya?" tanya Sinta karena penasaran.
"Ya begini Mi, sebenarnya Marvel sudah lama mendambakan Bu Mila, juga sudah sangat tertarik padanya, namun karena beliau adalah seorang guru, Marvel tidak ada keberanian untuk mendekatinya, sebenarnya tadi malam saat Papi ingin memperkenalkanku dengan seorang wanita, aku sudah sedikit putus asa karena kemungkinan bisa bersama dengan Bu Mila sudah sangat tidak mungkin, namun setelah tadi pagi bertemu dengan Om Bisma, dan ternyata putrinya adalah Bu Mila, tentu saja Marvel menjadi sangat bersemangat dong Mi," jelas Marvel panjang lebar.
Mendengar penjelasan Marvel, Sinta pun dengan cepat mencerna ucapan Marvel. Dan karena Sinta selalu menuruti keinginan putra kesayanganya tersebut, hatinya kemudian luluh dan akhirnya rela jika sampai Marvel menikah dengan Mila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Arjuna JA
mohon dukunganya ya teman-teman, jangan di bully pemain baru......
2022-10-26
5