Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
HIDUP ITU SIMPLE
```Kalau tak suka, Jangan lihat
Kalau tak tahu, Jangan bicara
Kalau tak peduli, Jangan beri harapan
Kalau tak mampu memiliki, Jangan membenci
Kita hidup ini biarlah dalam kedamaian.
Nak hidup tenang dan aman,
Ambil yang positif, buang yang negatif.
Kita perlu kawan, bukan lawan.
Teruslah menyebarkan kasih sayang walaupun ada orang menuduh kita ada niat-niat tersembunyi.
Teruslah melakukan kebaikan walaupun kebaikan kita tidak dihargai dan dilupakan orang.
Berikanlah yang terbaik meskipun ia tak dihargai manusia.
Kerana akhirnya yang kita akan lihat semuanya adalah tentang kita dengan Allah Subhanahu wata'ala, bukan antara kita dengan manusia.
Kebaikan dinilai oleh Allah bukan manusia.
Allahuma sholi alaa sayyidina Muhammad waalaa ali sayyidina Muhammad.# AKU _ AKAN _ PERGI _ JIKA PERJUANGANKU _ TAK _ DIHARGAI #
Saat pertama kita jumpa
dimana aku sedang terbalut
kesedihan yang teramat dalam
dan hampir membuatku putus asa,,,
Kau hadir dan meyakinkan ku dengan kata kata cinta,,
Yang awalnya ku tak menyangka kita pun berujung bhagia,,,
Kini hari hariku penuh dengan canda tawa bersamamu,,,
Kini rasa kecewa itu pun hilang saat bersamamu,,,
Waktu demi waktu pun kulalui dengan penuh canda tawa bersamamu,,,
Di saat kau inginkan ku jadi pendampingmu,,
Aku berjuang tiada hari semuanya hanya untukmu,,,
Lelah tak pernah kurasa,,
Sakit pun tak ku hiraukan,,
Karna ada kamu pengobat luka
di hidupku,,
Tapi kulihat kau bersamanya,,,
Alangkah sesaknya jiwa terasa,,
Kau tega mempermainkan cinta,,
kau bagi hati menjadi dua,,,
Aku tak marah kepadamu,,,
Aku takan pernah membencimu,,,
Karna setidaknya kau pernah
Mengobati luka di hatiku,,,
Walau akhirnya kau buat luka baru,,,
Kuhargai semua pilihanmu itu,,,
Dan akhirnya,,,
Ku putuskan untuk
meninggalkanmu,,
Pergi jauh darimu ,,
Karna perjuanganku,,
Sudah tidak berlaku ,,
Namun kusadari,,
Ini adalah pelajaran tuk diri,,
Bahwasannya
Tak selamanya orang yang
bersamaku,,
Akan slalu bersamaku,,.
aku menialaimu dari akhlak mu
NILAIMU BERGANTUNG PADA AKHLAKMU
بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang nilai manusia. Mereka berjuang untuk meng-upgrade (menaikkan) nilai diri mereka dengan caranya masing-masing.
Sebagian orang mengejar harta karena berpikir bahwa nilai seseorang diukur dengan kekayaannya. Semakin kaya seseorang maka ia akan semakin dihargai dan dimuliakan.
Sebagian yang lain ingin menaikkan nilai dirinya dengan mengejar jabatan. Ia menganggap bahwa semakin tinggi jabatan seseorang maka ia akan semakin bernilai.
Sebagian yang lain sibuk dengan mengolah kecantikan dan ketampanan wajahnya, karena mereka berpikir bahwa dengan cara inilah nilai diri mereka akan semakin tinggi.
Begitulah roda kehidupan manusia. Setiap orang mengejar sesuatu sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. Karenanya tidak heran bila kita senantiasa dianjurkan untuk selalu mencari ilmu karena ilmu itu sangat mentukan pandangan hidupmu !
Namun apakah benar nilai seorang manusia ditentukan oleh hal-hal diatas?
Tak bisa dipungkiri bahwa kekayaan, jabatan, keelokan wajah dan hal-hal duniawi itu mempengaruhi nilai seseorang dalam pandangan manusia. Semakin kaya semakin dihormati, semakin tinggi jabatannya semakin dihargai dan begitu seterusnya.
Namun ingat! Semua hal itu ada masanya. Harta takkan selamanya menemanimu, jabatan tak selamanya ada dipangkuanmu bahkan keelokan wajahmu akan semakin luntur dimakan waktu.
Maka dari itu, bila kita mencari jawaban dari Al-Qur’an, akan kita temukan firman Allah subhanahu wa ta'ala:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
wa innaka la'alaa khuluqin 'azhiim
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur."
(QS. Al-Qalam 68: Ayat 4)
Coba perhatikan! Ketika Allah subhanahu wa ta'ala ingin mensifati Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, Allah tidak menyebutkan ilmunya, ibadahnya, hartanya, jabatannya namun yang dipuji oleh Allah adalah akhlaknya.
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”
Ayat ini memberi pelajaran yang sangat dalam bahwa nilai paling mahal dari hidup seseorang adalah akhlaknya, bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak.
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.”
(HR. Al-Bayhaqi dalam al-Sunan al-Kubrâ’ (no. 20782), al-Bazzar dalam Musnad-nya (no. 8949))
Semua yang kau miliki tanpa disertai akhlak hanya akan bernilai nol (kosong, zero, nothing)
Kaya tanpa akhlak \= NOL
Jabatan tanpa akhlak \= NOL
Keindahan wajah tanpa akhlak \= NOL
Segala sesuatu tanpa akhlak akan bernilai NOL. Namun apabila engkau tidak mempunyai semua itu dan hanya memiliki akhlak, maka itu sudah cukup untuk meningkatkan nilai dirimu dimata Allah dan dimata manusia.
Karena itu mari kita meningkatkan nilai diri kita dengan memperbaiki akhlak dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena semakin sempurna akhlak seseorang maka akan semakin tinggi nilai dirinya.SAKIT TAK BERDARAH
Yah,bagaimana seorang istri sanggup menyimpan segala sakit hatinya sendiri,sedangkan aku berfikiran,jika aku ceritakan masalah rumahtangga ku kepada orang lain,itu artinya aku membuka aib rumahtangga sendiri.
Itu yang sekarang aku lakukan,tapi dada ini semakin sesak menahan sakit, apa yang harus aku lakukan ketika sang suami tak lagi peduli? Tak lagi mau mendengar nasihat bahkan pendapatku?
apa yang harus aku lakukan ketika rumahtangga kami di dominasi oleh ibu mertua?
Aku tau,berbakti kepada seorang ibu itu wajib bagi anak laki-laki nya.bahkan Allah menjanjikan syurga untuk itu,tapi apakah menyakiti hati seorang istri dan terus membuatnya menangis juga akan mengantarnya ke syurga?
Entah dengan cara apalagi aku menyadarkan suamiku,memberi pengertian dan menjelaskan bahwa rumahtangga kita sedang tidak baik-baik saja. Dia tidak peduli dengan apapun,baginya yang terpenting adalah mencari nafkah untuk anak istri.
Namun disini,ada hati yang rapuh butuh perhatian.
ada jiwa yang kosong,butuh sandaran.
Bagaimana rumahtangga ini akan baik-baik saja, kalau tamengnya saja sudah rapuh
CERPEN
Nduk,,Nduk Ayuu ayo Ndang muleh (Dek,cantik ayo cepat pulang) "terdengar suara panggilan emak dari ujung sana"!
Ahh tak kuhiraukan suara itu Aku asik melanjutkan permainan yang berlangsung seru. Anam, teman sepermainan ku itu kini yang tengah berjaga. "Guak Kucing gering,,guak Kucing gering,,guak Kucing gering"(Buang kucing sakit).'sorak sorak anak-anak yang bermainan sekubu lawan main.Aku yang sedang bersembunyi dibawah Pohon talas dekat dengan ****** tiba-tiba "Buuuggh" dari belakang ada yang memukul punggung ku "Emak" Pekikku.
"Opo ora ndue kuping,?ora krungu kae suara'ne opo?? (Apa gak punya telinga,itu suara apa)"Begitu emak mengoceh kala itu"
"Sek to Mak jek tas adzan kok yo" (bentar Mak baru aja adzan)kataku.
"Sesok neh dulinan wes adzan ashar wayae ngaji,muleeeehh!!"(besok lagi mainnya udah ashar,pulang!) "seru emakku".
"Kaboooorrr" Semua teman berhamburan karena Emak yang teriak waktu itu.
Tidak butuh waktu lama untuk pulang karena tempat kongkow-kongkow itu ada dibelakang rumah tepat.
Sesampainya dirumah gegas Aku mandi dan Pergi Mengaji ke Mushalla,dan gak lupa dong untuk minta Uang jajan.
Kucari Keliling rumah tapi tidak ada sosok yang tengah Aku cari.
"Pak'e pundi Mak?(Bapak mana Mak?"tanyaku pada Emak"
"Pak'e genduren gone Pakde Meseri"(Pak'e kenduri di Pakde Meseri)"Jawab Emak.
Mendengar jawaban Emak,Akupun semangat untuk menyelesaikan mengaji kali ini. Kulewati semua rumah teman-teman Ku dan tidak ada satupun yang Aku panggil kali ini.
Setelah sampai di Musholla,Aku duduk di bangku paling depan,supaya apa? Yup! Supaya cepat mengaji dan Pulang.
Sodaqowah hul adzim.Kututup Iqro secepat kilat.
Mundur satu langkah,tengok kanan,tengok kiri,okee semua fokus mengaji. Akupun bergegas memakai jurus seribu bayangan untuk kabur.
"Prok..prok..prok" suara sendalku sudah terdengar oleh Mak rupanya.
"Hla kok cepet timen ngajine?"(kok cepet banget ngajinya). 'tanya emak'
"Hla ngopo suwi-suwi,wes rampung yo bali to Mak" (ngapain lama-lama,udah selesai ya pulang Mak) "Jawabku"
"Ngaji opo ora? Ojo ngapusi Mak lho yo,emak ngerti lo tak delok teko kuku"(ngaji apa gak? Emak tau lo dilihat dari kuku)"timpal Emak"
Jawaban Emak sungguh membuat Diriku yang masih duduk di bangku SD kelas satu ini terprovokasi. Semudah dan sepercaya itu memang,apa yang diucapkan dari mulut Emak semua Aku percaya,Ajaaib!! Dan sekarang Aku praktekan ke Anakku yang Usianya 5tahun,tapi jawabannya mengejutkan,hmm.
"Ngaji Mak tapi Aku muleh disek"(ngaji Mak tapi Aku pulang duluan). "Kataku"
Aku muleh disik ngko ra uman Sego berkat'e Pak.(Aku pulang duluan takut gak dikasih Nasi berkatnya Pak) "Kusambung percakapan yang sempat terhenti"
"Yowes entonono, tapi nek mbale ae Ojo nek ngarep Lawang ngnu kui,ngisin-ngisini"(yaudah ditunggu,tapi jangan di depan pintu malu-maluin) "sambung Emak"
Detik demi detik Kutunggu Bapakku.
Setelah hampir Maghrib akhirnya Bapak pulang membawa kantong kresek warna hitam 'Nasi Berkat'. Bapakpun paham tanpa berbicara apapun langsung memberikan Nasi berkat itu.
Baru saja Kubuka kresek itu tiba-tiba Kakak perempuan Ku datang dari arah yang tak tau juga Aku pastinya. "Ndue berkat kok dipurak dewe, Aku Yo gelem"(punya nasi kok dimakan sendiri Aku juga mau). "Ucap Kakakku"
Setelah Kakakku kini Adekku yang Bungsu,tak lama Adekku yang perempuan.
"Ki..Kiky" teriak emak" memanggil Adekku yang nomor empat."Iki lho maem berkat"
Genap berlima Kami berkumpul dengan satu Nasi berkat "Ndang dimaem di dum Podo,Ojo tukaran" (cepat dimakan bareng,jangan berantem) "titah Emak pada semua anaknya kala itu"
Dengan satu potong ayam,nasi yang tak seberapa dan lauk pauk lainnya Kami menikmati Nasi berkat dengan lahap dan nikmat, entah apa yang membuat nasi itu dinanti.
Apakah karena sudah tercium bau do'a? Sampai terasa nikmat sekali atau hanya sedikit dan kami makan berebut?
Sore itu masih terngiang dan hingga kini sulit untuk dilupa,bahkan tidak akan bisa terlupa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments