Menyampaikan!

...40 Hari Kemudian ....!...

Acara tahlilan untuk mendoakan mendiang Azzam di laksanakan. Sudah 40 hari Azzam pulang ke Rahmatullah dan kini Khumaira sudah mau keluar. Walau berat akhirnya wanita cantik itu mampu menampakkan diri.

Ridwan terus merengkuh Khumaira sembari menangis. Dia teringat Abinya yang telah tiada. Kini dia anak yatim yang membutuhkan sosok Ayah untuk menjaga serta menemani bermain.

Banyak warga berdatangan ke rumah Khumaira untuk Yasinan mendoakan almarhum Azzam. Mereka merasa iba melihat Khumaira yang menggendong Ridwan. Tahu betul berapa berat kehilangan Suami dan calon buah hati

Air mata Khumaira tidak bisa berhenti saat alunan surah Yasin terlafalkan. Dia merengkuh Putranya erat karena tidak bisa menghentikan air mata. Hatinya terlampau sakit menerima takdir bahwa Suami tercinta telah meninggal.

Ridwan menatap depan tanpa penuh arti. Dia berbalik menghadap Ibunya setelah itu merengkuh erat Khumaira. Tubuh mungil Ridwan terengkuh erat oleh Ibunya. Kini ia sangat ketakutan melihat sesuatu.

"Umi, hiks huhuhu huwaaa."

Khumaira buru-buru menghapus air matanya lalu menenangkan Ridwan agar tidak rewel. Dia panik buah hatinya tidak kunjung diam karena sedang demam. Sungguh Khumaira takut saat Ridwan semakin histeris.

Safira dan Maryam meminta Khumaira untuk membawa Ridwan ke kamar. Tentu Khumaira membawa sang Putra ke kamar guna menenangkan.

Para wanita memandang iba Khumaira terkhusus Safira. Mungkin keputusan Aziz akan membawa kebahagiaan bagi mereka itu benar. Berharap menantunya mendapat kebahagiaan melimpah setelah badai.

Maryam menangis seraya membaca surah Yasin. Ia tidak sanggup melihat Khumaira begitu terpuruk kehilangan Azzam. Hati Maryam begitu pilu melihat Putrinya berusaha menjaga dan membuat Ridwan tenang.

Laila menghampiri Khumaira di kamar. Dia tidak Shalat karena halangan. Makanya ia datang ke kamar Kakaknya untuk melihat Ridwan.

"Mbak."

"Nduk, Tole Ridwan tidak kunjung diam. Ya Allah, Le jangan buat Umi khawatir."

"Abi, hiks Abi," racau Ridwan seraya menyebut Ayahnya.

Khumaira menangis tersedu mendengar racauan Ridwan. Dia meminta Laila untuk memanggil Maryam dan Safira dengan segera.

"Mas, kamu di sini? Adek sangat mencintai Mas karena Allah dan sangat merindukan, Mas. Adek minta maaf belum ikhlas menerima kenyataan ini. Insya Allah, Adek akan berusaha ikhlas. Mas, maaf telah menelantarkan Tole Ridwan. Mas maafkan Adek tidak bisa menjaga Fadil. Maafkan Adek Mas, tolong ampuni Adek. Ya Allah, jaga Suamiku dan berikan tempat yang layak di sisi-Mu. Hamba memohon agar Mas Azzam selalu engkau jaga," batin Khumaira.

Khumaira terus merapal dalam hati. Dia meminta Ridwan untuk tenang. Namun, bukannya tenang Putranya semakin menangis histeris.

Maryam berusaha menenangkan Ridwan. Tetapi, cucunya tidak mau lepas dari Khumaira. Mata besar Ridwan terus menatap satu arah dengan tangis keras.

Khumaira berdiri sembari menggendong Ridwan. Dia usap rambut dan tidak lupa menciumi puncak kepala Putranya. Dia tepuk bokong Putranya agar tenang. Namun, Ridwan tidak mau berhenti menangis. Melihat Putranya begitu Khumaira begitu frustrasi.

"Tole, tenang ada, Umi. Sstt, jangan menangis, Anakku."

Khumaira terus menenangkan Ridwan sembari menangis dalam diam. Sungguh dia tidak sanggup melihat Ridwan begitu tertekan. Sebenarnya ada apa dengan Ridwan?

"Abi, hiks. Umi, Dedek rindu Abi. Hiks, Abi."

Tangan kecil Ridwan berusaha menggapai sesuatu dengan mata terus menatap pintu. Si kecil menangis histeris ketika obyek pandangannya semakin mengabur.

"Mas Azzam, apa Mas benar di sini? Tolong jangan membuat Tole begini. Hiks Adek mohon, Mas!"

Entah kenapa Khumaira menyeru begitu, pasalnya ia merasa Suaminya kembali dalam wujud gaib. Sesak sekali membuat Khumaira terpukul. Dia terus merengkuh Ridwan erat sembari membaca ayat kursi dan mengkhususkan Al Fatihah untuk Azzam.

Ridwan mulai tenang dan perlahan senyum terukir indah. Jemari kecil itu mengusap air mata Khumaira.

"Umi, Abi datang sebentar. Katanya Abi tidak ingin melihat Umi sedih apa lagi menangis dan Abi bilang pada Dedek untuk tegar. Abi minta pada Dedek untuk selalu menjadi anak kuat dan berbakti. Itu Abi tersenyum pada kita. Lihat Umi Abi menenangkan, Dedek. Umi ... Abi sudah pergi katanya tidak akan kembali. Umi, hiks huhuhu huwaaa."

Perkataan Ridwan sukses membuat mereka tercengang terkhusus Khumaira. Apa Putranya memiliki keistimewaan? Ya Allah, ia langsung mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.

Khumaira mendekap erat Ridwan supaya tenang. Dia bernapas sesak mengingat perkataan polos Ridwan. Ia tidak mau Putranya bisa melihat hal gaib.

Maryam merengkuh Khumaira dan Ridwan khawatir. Begitu sesak mendengar ucapan polos Ridwan. Semoga saja cucunya tidak memiliki kelebihan.

"Ibu, aku tidak mau Tole Ridwan melihat hal gaib. Ummi, apa Abah bisa menutup mata batin?"

Khumaira sangat panik atas kejadian ini. Ia menciumi wajah rupawan Ridwan terlihat polos. Putra semata wayang Khumaira kini tertidur pulas setelah menangis lama.

Safira mengusap puncak kepala Khumaira. Hatinya juga sangat sakit Putranya datang walau sebentar. Sebagai Ibu, dia merasa almarhum Azzam tersenyum tulus padanya.

"Ummi, bagaimana apa Abah bisa menutup mata batin?" Khumaira bertanya kembali.

"Insya Allah, Nduk. Jangan khawatir dan jangan panik. Terus berdoa pada Allah."

Khumaira mengaguk lemah.

...***...

Sekeluarga Hasyim berkumpul di rumah Sholikhin. Mereka saling mengobral santai. Tampak kepala keluarga menghela napas berat untuk menyampaikan maksud tujuan.

"Pak Sholikhin, ini Tole Aziz hendak menyampaikan hajatnya!" tegas Hasyim.

"Enggeh, silakan sampaikan hajatmu, Nak Aziz."

Sholikhin berkata tidak kalah tegas. Dia merasa aneh akan hawa canggung yang menguar. Jika di pandang lebih rinci Aziz terlihat menahan sesuatu.

Aziz menggenggam tangan Ibunya berniat meminta kekuatan. Dengan satu tarikan napas dan mengucap Bismillah akhirnya semua tercetus.

"Pak, Buk maafkan Aziz berbicara sebelum waktunya. Saya ingin menikahi Mbak Khumaira dan menjadi Ayah untuk Tole Ridwan!" tegas Aziz to the point.

Aziz memejamkan mata sebentar sebelum menatap mereka terlihat sok berat. Paham betapa terkejut Sholikhin dan Maryam mendengar penuturannya.

Semua keluarga Khumaira terbelalak mendengar perkataan Aziz. Ini di luar nalar mereka, pasalnya masa iddah Khumaira masih lama. Kenapa Aziz begitu berani menyampaikan sesuatu yang mustahil.

"Kami menolak, Putri kami bukan mainan. Ingat Tole Aziz, Khumaira itu Mbak iparmu dan notabenenya adalah janda Masmu. Kami tidak bisa menerima karena Nduk Khumaira akan menolak keras. Nduk Khumaira masih masa iddah dan masa itu masih lama. Kenapa kamu begitu berani mengatakan hal gila?"

Sholikhin begitu emosi mendengar perkataan Aziz. Ia tidak mau Khumaira jadi mainan yang bisa di gilir. Putrinya lebih berharga dari apa pun.

Aziz dan keluarganya mengatupkan bibir rapat. Mereka begitu terluka, tetapi inilah konsekuensi dari semua.

"Pak, Buk maafkan Aziz berbicara begitu. Saya dan sekeluarga tidak mempermainkan Mbak Khumaira. Pak, saya serius akan keinginan mulia itu. Saya akan menunggu Mbak dari masa iddah. Saya menyampaikan keinginan itu lebih awal supaya kalian tahu saya serius dengan ucapan. Saya ingin kalian terlebih dahulu mengetahui hajat Ini. Sekali lagi maaf!"

Aziz menunduk dalam guna meminta pengampunan. Dia merasa menjalankan amanah terakhir Azzam begitu berat.

"Apa alasan berbicara begitu, Le? Kamu tahu pasti Nduk menolak keras keinginan itu. Tole, ingat ini, Nduk Khumaira sangat mencintai almarhum Nak Azzam dan cinta itu begitu suci. Sekali lagi maaf, kami tidak bisa menerima walaupun Tole hendak menunggu masa iddah Nduk Khumaira selesai."

Sholikhin berusaha menolak halus. Dia tidak mungkin menghancurkan perasaan Khumaira. Semoga saja Aziz mampu menerima kenyataan bahwa hajat tertolak.

Aziz tersenyum mendengar penolakan keluarga Khumaira. Berat sekali menerima restu kedua orang tua Khumaira. Jangan sebut dia Aziz jika tidak keras kepala, gigih dan pekerja keras.

"Tetapi saya akan tetap menikahi Mbak Khumaira, Pak! Almarhum Mas sebelum pergi ke Brunei berpesan untuk menjaga Mbak Khumaira dan Tole Ridwan. Saya akan berusaha menjaga mereka sepenuh hati. Tolong izinkan saya menepati amanat Mas Azzam yang terakhir. Tolong izinkan saya memiliki mereka agar Mbak Khumaira dan Tole Ridwan punya sandaran dan tempat berkeluh kesah. Izinkan saya menikah dengan Mbak Khumaira, agar leluasa merengkuh mereka!"

Aziz berkata begitu tegas dengan mata menyorot meyakinkan. Penolakan itu adalah tombak agar Aziz lebih berani mengungkap keinginan.

Sholikhin sekeluarga menatap Aziz tidak percaya. Perkataan Aziz sukses menohok hati mereka paling dalam.

"Kami tidak bisa berkomentar apa pun, pasalnya ini sangat rumit. Nduk Khumaira yang berhak atas semua ini. Tole Aziz memang tidak malu menikah turun ranjang?"

Sholikhin akhirnya menyerah dengan menerima hajat, Aziz. Tetapi, berharap pria keras kepala itu mengendurkan keinginan. Sungguh Sholikhin tidak ingin menyiksa batin Khumaira dengan pernikahan turun ranjang.

"Insya Allah, saya tidak akan malu karena ini dari tekat keyakinan dan harapan saya!"

Aziz berharap berhadapan dengan Khumaira tidak serumit keluarga Kakak iparnya. Tatapi, ia sangat tahu Khumaira lebih sulit di banding mereka.

Ini awal menempuh hidup bagi keduanya. Semoga saja Aziz mampu berjuang keras meluluhkan Khumaira. Dan semoga Khumaira lekas sembuh dari keterpurukan atas kehilangan Azzam.

Terpopuler

Comments

NO NAME

NO NAME

.

2022-12-26

0

abror family

abror family

aku ga tau sampai kapan akan berhenti 😭😭😭😭😭

2022-02-02

0

Al Ibnu

Al Ibnu

semoga mas Azzam di terima di sisi Allah SWT.amiin..

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog!
2 Sendu!
3 Keputusan!
4 Panik!
5 Menyampaikan!
6 Izin Mengharukan!
7 Ikhlas Menerima Kenyataan!
8 Tertolak Kasar!
9 Sakit!
10 Tamu!
11 Pinangan!
12 Mahar!
13 Akad Nikah!
14 Malam Pengantin!
15 Tumbang!
16 Merawat!
17 Kepingan!
18 Ciuman Pertama!
19 Sebuah Rahasia!
20 Hati Menangis!
21 Luka Hati!
22 Sesak Menghunus Jiwa!
23 Tekad Khumaira!
24 Baikkan Menjadi Lembaran Baru!
25 Malam Pertama?
26 Awal Hubungan Baru!
27 Harapan Semu!
28 Kepiluan Akan Mimpi!
29 Hubungan Baru!
30 Semakin Dekat!
31 Meminta Izin!
32 Kebenaran Manis!
33 Mengandung!
34 Pulang!
35 Terharu Akan Anugerah Allah!
36 Pulang ke Rumah!
37 Hadiah Terindah!
38 Penjelasan Aziz!
39 Kebersamaan Cinta Kita!
40 Mengidam ala Dek Syafa!
41 Menyanyi Untuk Istri Tercinta!
42 Modus ala Mas Aziz!
43 Narsisnya si Ganteng!
44 Persalinan Normal Menjadi Komedi!
45 Suka Cita akan kebesaran-Nya!
46 Dedek Ridwan!
47 AI2 - Saling Menjaga Dedek Mumtaaz!
48 AI2 - Keluarga Harmonis Penuh Kasih Sayang!
49 AI2 - Akan ada Badai Akan Dirinya!
50 AI2 - Rencana Licik dan Keromantisan Aziz Syafa!
51 AL2 - Fitnah Kejam Berkah Untuk Mereka!
52 AI2 - Penyemangat Serta Dukungan Paling Berharga!
53 AI2 - Pekerjaan Baru serta Siasat Baru!
54 AI2 - Rasa Khawatir Akan Musibah Terjadi!
55 AI2 - Berita Paling Menyakitkan!
56 AI2 - Bersyukur Atas Kebesaran Allah!
57 AI2 - Kenyataan Pahit dari Pelaku!
58 AI2 - Tidak Takut Akan Ancamannya!
59 AI2- Pernyataan Romli Memberi Pencerahan!
60 AI2 - Kedatangan Khumaira Untuk Aziz!
61 AI2 - Kekejaman Itu Telah Berakhir!
62 AI2 - Ratapan Tangisan Takdir (yang) Menyakitkan,!
63 AI2 - Senyum Mengiringi Kebahagiaan Kita!
64 AI2 - Permintaan Bebas Untuk Penolong!
65 AI2 - Kasih Sayang Atas Nama Allah!
66 AI 2 - Tersentuh Akan Ketulusan Si Kecil!
67 AI 2 - Liburan!
68 AI 2 - Cahaya Terindah Penuh Harapan!
69 AI 2 - Cinta Selamanya!
70 AI 2 - Welcome to Malaysia!
71 AI 2 - Terkejut Akan Dirinya!
72 AI 2 - Perasaan Cinta Khumiara!
73 Informasi!
74 AI 2 - Kebenaran Tentang Emran!
75 AI 2 - Mengingat Semua Memories!
76 AI 2- Pulang ke Rumah!
77 AI 2 - Malam Terindah Kita Bersama!
78 AI 2 - Menuju Perpisahan Antara Mereka!
79 AI 2 - Tercengang Sekaligus Duka Mendalam!
80 AI 2 - Salam Cinta Melabuh Perpisahan!
81 AI 2 - Relakan Kepergian Ayah!
82 AI 2 - Keputusan Terbaik Khumaira!
83 AI 2 - Keras Kepala Campur Emosi!
84 AI 2 - Kerinduan Ini Akhirnya Terlabuh!
85 AI 2 - Apa Ayah Akan Pulang?
86 AI 2 - Rasa Khawatir dan Rasa Ingin Memiliki!
87 AI 2 - Antara Kita (yang) Terbelenggu!
88 AI 2- Kehadiran Sang Cahaya Terindah!
89 AI 2 - Kebenaran Memberi Harapan Pelangi!
90 AI 2 - Special Chapter Azzam dan Mahira!
91 AI 2 - Letupan Rindu Melebur Jadi Cinta!
92 AI 2 - Akhirnya Bisa Menatap Ayah!
93 AI 2 - Kepedihan Khumaira (Maaf)
94 AI 2 - Point Of View Aziz!
95 Informasi Akurat!
96 AI 2 - Terharu Serta Kesakitan!
97 Pernikahan!
98 AI 2 - Kebenaran Sesungguhnya!
99 AI 2 - Sakit Suamiku (yang) Paling Kutakuti!
100 AI 2 _ Alhamdulillah Masku Sembuh!
101 AI 2 - Hukuman Setimpal Untuk Douglas Family!
102 AI 2 - Buka Puasa Ayah dan Umi!
103 AI 2 - Anak-anak Rupawan Overdose!
104 AI 2 - Kejutan Termanis Di Malam Penuh Cinta!
105 AI 2 - Special Chapter Aziz dan Khumaira!
106 AI 2 - Kebersamaan Penuh Cinta!
107 AI 2 - Akhir Sebuah Kisah!
108 Bonus Chap AI 2 - Lembaran Baru!
109 Bonus Chap AI 2 - Keresahan Hati Mereka!
110 Bonus Chap AI 2 - Kebahagiaan Terindah!
111 Bonus Chap AI 2 - Hadirnya Dedek Ganteng!
112 Bonus Chap AI 2 - Mengharukan Hati!
113 Bonus Chap AI 2 - ,Dedek Zavi!
114 Bonus Chap AI 2 - Puasa Pertama!
115 Bonus Chap AI 2 - Kumpul Keluarga Besar Ayah!
116 Bonus Chap AI 2 - Idul Fitri!
117 AI 2 Bonus Chap Tamat!
118 Event Anniversary!
119 Kabar Gembira!
120 Kejutan dari Rose!
121 AI2 - Kehidupan!
122 AI2 - Special Chapter!
123 AI2 - Keharuan Keluarga Kecil, Ayah dan Umi!
124 AI2 - Sambang!
125 AI2 - Merasa Gagal Jadi Orang Tua!
126 AI2 - Terenyuh!
127 AI2 - Candaan!
128 AI2 - Flashback!
129 AI2 - Flashback Off!
130 AI2 - Percayalah!
131 AI2 - Pertemuan Pertama!
132 AI2 - Bercerita Masa Lalu!
133 AI2 - Nasihat Bijak Ayah!
134 AI2 - Rasa Sakit!
135 AI2 - Saling Melengkapi!
136 AI2 - Mahkota Terindah!
137 AI2 - Perpisahan!
138 AI2 - Tragedi!
139 AI2 - Air Mata!
140 AI2 - Takdir Allah!
141 AI2 - Kenangan Terindah!
142 AI2 - Kenangan Terindah 2!
143 AI2 - Kenangan Terindah 3!
144 AI2 - Kenangan Terindah End!
145 Informasi!
146 Kesedihan!
147 Janji (Steve)!
148 Pertemuan Pertama!
149 Baju!
150 Tiada!
151 Cekcok!
152 Ingat Masa Lalu!
153 Keikhlasan!
154 Lawan!
155 Surat!
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Prolog!
2
Sendu!
3
Keputusan!
4
Panik!
5
Menyampaikan!
6
Izin Mengharukan!
7
Ikhlas Menerima Kenyataan!
8
Tertolak Kasar!
9
Sakit!
10
Tamu!
11
Pinangan!
12
Mahar!
13
Akad Nikah!
14
Malam Pengantin!
15
Tumbang!
16
Merawat!
17
Kepingan!
18
Ciuman Pertama!
19
Sebuah Rahasia!
20
Hati Menangis!
21
Luka Hati!
22
Sesak Menghunus Jiwa!
23
Tekad Khumaira!
24
Baikkan Menjadi Lembaran Baru!
25
Malam Pertama?
26
Awal Hubungan Baru!
27
Harapan Semu!
28
Kepiluan Akan Mimpi!
29
Hubungan Baru!
30
Semakin Dekat!
31
Meminta Izin!
32
Kebenaran Manis!
33
Mengandung!
34
Pulang!
35
Terharu Akan Anugerah Allah!
36
Pulang ke Rumah!
37
Hadiah Terindah!
38
Penjelasan Aziz!
39
Kebersamaan Cinta Kita!
40
Mengidam ala Dek Syafa!
41
Menyanyi Untuk Istri Tercinta!
42
Modus ala Mas Aziz!
43
Narsisnya si Ganteng!
44
Persalinan Normal Menjadi Komedi!
45
Suka Cita akan kebesaran-Nya!
46
Dedek Ridwan!
47
AI2 - Saling Menjaga Dedek Mumtaaz!
48
AI2 - Keluarga Harmonis Penuh Kasih Sayang!
49
AI2 - Akan ada Badai Akan Dirinya!
50
AI2 - Rencana Licik dan Keromantisan Aziz Syafa!
51
AL2 - Fitnah Kejam Berkah Untuk Mereka!
52
AI2 - Penyemangat Serta Dukungan Paling Berharga!
53
AI2 - Pekerjaan Baru serta Siasat Baru!
54
AI2 - Rasa Khawatir Akan Musibah Terjadi!
55
AI2 - Berita Paling Menyakitkan!
56
AI2 - Bersyukur Atas Kebesaran Allah!
57
AI2 - Kenyataan Pahit dari Pelaku!
58
AI2 - Tidak Takut Akan Ancamannya!
59
AI2- Pernyataan Romli Memberi Pencerahan!
60
AI2 - Kedatangan Khumaira Untuk Aziz!
61
AI2 - Kekejaman Itu Telah Berakhir!
62
AI2 - Ratapan Tangisan Takdir (yang) Menyakitkan,!
63
AI2 - Senyum Mengiringi Kebahagiaan Kita!
64
AI2 - Permintaan Bebas Untuk Penolong!
65
AI2 - Kasih Sayang Atas Nama Allah!
66
AI 2 - Tersentuh Akan Ketulusan Si Kecil!
67
AI 2 - Liburan!
68
AI 2 - Cahaya Terindah Penuh Harapan!
69
AI 2 - Cinta Selamanya!
70
AI 2 - Welcome to Malaysia!
71
AI 2 - Terkejut Akan Dirinya!
72
AI 2 - Perasaan Cinta Khumiara!
73
Informasi!
74
AI 2 - Kebenaran Tentang Emran!
75
AI 2 - Mengingat Semua Memories!
76
AI 2- Pulang ke Rumah!
77
AI 2 - Malam Terindah Kita Bersama!
78
AI 2 - Menuju Perpisahan Antara Mereka!
79
AI 2 - Tercengang Sekaligus Duka Mendalam!
80
AI 2 - Salam Cinta Melabuh Perpisahan!
81
AI 2 - Relakan Kepergian Ayah!
82
AI 2 - Keputusan Terbaik Khumaira!
83
AI 2 - Keras Kepala Campur Emosi!
84
AI 2 - Kerinduan Ini Akhirnya Terlabuh!
85
AI 2 - Apa Ayah Akan Pulang?
86
AI 2 - Rasa Khawatir dan Rasa Ingin Memiliki!
87
AI 2 - Antara Kita (yang) Terbelenggu!
88
AI 2- Kehadiran Sang Cahaya Terindah!
89
AI 2 - Kebenaran Memberi Harapan Pelangi!
90
AI 2 - Special Chapter Azzam dan Mahira!
91
AI 2 - Letupan Rindu Melebur Jadi Cinta!
92
AI 2 - Akhirnya Bisa Menatap Ayah!
93
AI 2 - Kepedihan Khumaira (Maaf)
94
AI 2 - Point Of View Aziz!
95
Informasi Akurat!
96
AI 2 - Terharu Serta Kesakitan!
97
Pernikahan!
98
AI 2 - Kebenaran Sesungguhnya!
99
AI 2 - Sakit Suamiku (yang) Paling Kutakuti!
100
AI 2 _ Alhamdulillah Masku Sembuh!
101
AI 2 - Hukuman Setimpal Untuk Douglas Family!
102
AI 2 - Buka Puasa Ayah dan Umi!
103
AI 2 - Anak-anak Rupawan Overdose!
104
AI 2 - Kejutan Termanis Di Malam Penuh Cinta!
105
AI 2 - Special Chapter Aziz dan Khumaira!
106
AI 2 - Kebersamaan Penuh Cinta!
107
AI 2 - Akhir Sebuah Kisah!
108
Bonus Chap AI 2 - Lembaran Baru!
109
Bonus Chap AI 2 - Keresahan Hati Mereka!
110
Bonus Chap AI 2 - Kebahagiaan Terindah!
111
Bonus Chap AI 2 - Hadirnya Dedek Ganteng!
112
Bonus Chap AI 2 - Mengharukan Hati!
113
Bonus Chap AI 2 - ,Dedek Zavi!
114
Bonus Chap AI 2 - Puasa Pertama!
115
Bonus Chap AI 2 - Kumpul Keluarga Besar Ayah!
116
Bonus Chap AI 2 - Idul Fitri!
117
AI 2 Bonus Chap Tamat!
118
Event Anniversary!
119
Kabar Gembira!
120
Kejutan dari Rose!
121
AI2 - Kehidupan!
122
AI2 - Special Chapter!
123
AI2 - Keharuan Keluarga Kecil, Ayah dan Umi!
124
AI2 - Sambang!
125
AI2 - Merasa Gagal Jadi Orang Tua!
126
AI2 - Terenyuh!
127
AI2 - Candaan!
128
AI2 - Flashback!
129
AI2 - Flashback Off!
130
AI2 - Percayalah!
131
AI2 - Pertemuan Pertama!
132
AI2 - Bercerita Masa Lalu!
133
AI2 - Nasihat Bijak Ayah!
134
AI2 - Rasa Sakit!
135
AI2 - Saling Melengkapi!
136
AI2 - Mahkota Terindah!
137
AI2 - Perpisahan!
138
AI2 - Tragedi!
139
AI2 - Air Mata!
140
AI2 - Takdir Allah!
141
AI2 - Kenangan Terindah!
142
AI2 - Kenangan Terindah 2!
143
AI2 - Kenangan Terindah 3!
144
AI2 - Kenangan Terindah End!
145
Informasi!
146
Kesedihan!
147
Janji (Steve)!
148
Pertemuan Pertama!
149
Baju!
150
Tiada!
151
Cekcok!
152
Ingat Masa Lalu!
153
Keikhlasan!
154
Lawan!
155
Surat!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!