Cinta Di Ujung Asa
Aku merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. kehidupan kami bisa di bilang berkecukupan.
Namaku Jasmine putri sudrajat, aku mahasiswi ilmu manajemen bisnis semester enam
Kakakku bernama Dahlia...
dia seorang wanita yang cantik dan seorang wanita karir yg sukses,
namun ia meninggalkan karirnya setelah melahirkan dan memilih focus mengurus anak nya.
Kini kak Dahlia tinggal di luar kota mengikuti suaminya dinas di sana
Ayahku Pramono sudrajat adalah seorang pembisnis yang cukup di segani, ayah memiliki perusahaan yang ia dirikan sendiri,
sedang bundaku bernama Adelia sudrajat, beliau adalah wanita sederhana yang mengabdikan dirinya mengurus anak-anak dan rumah tangga
Kami hidup berbahagia,
sampai saat dimana ayah tertipu investasi bodong dan menanggung banyak hutang,sehingga perusahaan ayah mengalami kerugian dan akhirnya gulung tikar
Ayah harus menjual aset-aset keluarga termasuk kendaraan dan rumah yang kami tempati untuk menutupi semua utang dan membayar gaji karyawan dan pesangon mereka, walau ada beberapa karyawan setia ayah yang menolak menerima pesangon, malah membantu kamu menyewakan rumahnya untuk kami tempati
kini kami sekeluarga mengontrak di sebuah rumah kecil di pinggir kota.
Akibat tekanan dan stress, akhirnya ayah terkena stroke,karena tak kuasa menerina kenyataan bahwa perusahaan yang ia bangun dari nol harus hancur dalam hitungan hari
Karena ayah sakit, akhirnya bundalah yang menggantikan ayah mencari uang,
bundaku harus membanting tulang menjadi penopang keluarga menggantikan ayah yang sakit-sakitan.
aku pun harus berhenti kuliah karena tak mampu membiayain kuliah ku sendiri dan memilih mencari kerja untuk meringankan beban bunda.
Terkadang kak Dahlian mengirii kami uang, kak Dahlia membantu kami ala kadarnya karena dia juga mempunyai keperluannya sendiri.
Kini aku bekerja di sebuah kafe,
sebenar nya aku kerja di dua tempat yang menguras seluruh tenaga dan pikiranku... untung nya bos di tempatku bekerja baik hati dan mengerti keadaan keluargaku,
Pagi hari aku bekerja di cafe A, dan sore hari hingga malam aku bekerja di cafe Shandy teman kuliahku
Terkadang aku kadang merasa lelah dan ingin berhenti.namun melihat kondisi orang tuaku, terutama ayah membuatku kembali bersemangat.
Aku juga tidak tega harus melihat bundaku membanting tulang sendiri.
Pagi itu seperti biasa aku sudah rapih dan bersiap-siap akan berangkat kerja
" Sayang, makan dulu, bunda sudah masakan kamu nasi goreng" teriak bunda dari arah dapur
aku langkahkan kaki ku menuju dapur, sepiring nasi dan segelas teh hangat sudah menanti ku.
Segera ku habiskan nasi gorengku, kulirik bunda seperti nya habis menangis, matanya sembab, khas orang habis menangis.
Bunda sengaja tak menatapku, ia membelakangiku, sibuk dengan cucian piring sehabis masak.
Ku hampiri beliau, lalu ku elus lembut pundak bunda
"bunda kenapa? ada masalah apa? ayo cerita sama Jassi (panggilan kesayangan ku )"
ku tuntun bunda duduk dan beliau mulai menangis
"Sayang maafkan kami yang tidak bisa jadi orang tua yg baik buat kamu" bunda mulai sesegukan
Aku tersenyum sambil menghapus air mata bunda, kupandangi wajah wanita yang telah melahirkanku, ada garis lelah dan kantong mata hitam melingkar di bawah pelupuk mata nya,
bunda ku yang dulu selalu ceria,
nyonya besar yang tidak harus melakukan semua pekerjaan rumah, kini terpaksa melakukan semua nya sendiri dan harus juga merawat ayah yang sakit-sakitan
ku peluk bunda dan ku tepuk-tepuk punggung bunda dengan lembut
"Bunda aku bahagia bagaimanapun keadaan nya, aku bangga punya bunda dan ayah, jadi bunda gak usah merasa bersalah, karena aku jalani semua dengan ikhlas bun.
Sudah kewajiban Jassi membahagiakan ayah dan bunda" ku kuatkan hatiku dan menghalau air mata yang seakan mendesak keluar, walau suara ku bergetar
" Maafkan kami kamu jadi berhenti kuliah, dan harus membanting tulang menopang keluarga kita"
bunda menangis tersesu-sedu kemudian memelukku erat, putri bungsu nya yang selalu dia manja kini harus memikul berat beban keluarga
" Bunda lihat Jassi.... apa aku kelihatan sedih atau keberatan bun ???
gak kan bun? Jassi ikhlas demi orang tua,
sudah menjadi kewajiban Jassi berbakti sama ayah dan bunda, dan demi ayah kita harus kuat" ucap ku lirih
"Sayang,....
bunda.. ." ku letakan jari telunjuk ku ke depan mulutku sambil menggeleng pelan
" Jassi hanya minta bunda dan ayah sehat dan selalu ada di sisi Jassi,
beri semangat dan doakan Jassi ya bun itu udah cukup.
Sekarang kita harus tegar, ayah butuh kita untuk memberinya semangat, kalau kita sedih, ayah pasti tambah sedih"
aku mencoba memberikan senyum terbaik ku di depan bunda
"Kalau nangis bunda jelek, mana bunda jassi yang cantik" goda ku mencoba memcairkan suasana
dan kulihat ibu tersenyum dan malu-malu, ku peluk erat bunda dan ku cium pipi bunda
" Yaa udah Jassi berangkat kerja dulu ya bun.. jangan sedih lagi, nanti kalau keadaan sudah stabil Jassi pasti kembali kuliah, lagi pula. Jassi juga sedang bosan kuliah" ucapku penuh yakin yang di balas anggukan bunda sambil membelai lembut kepala ku
ku cium punggung tangan bunda dan bergegas berangkat kerja
" Assalamu 'alaikum " teriak ku memberi salam sebelum keluar rumah sambil tersenyum lebar kearah bunda.
Setelah jauh dari rumah kontrakan yang kami tempati air mataku merembes keluar, aku menghapus air mata itu cepat dab berusha menetralkan perasaanku
"Wa'alaikun salam , maaf kan kami nak... ucap bunda lirih melihat kepergian ku
Adelia kembali masuk ke dalam rumah, menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Priska Anita
Like dari Rona Cinta sudah mendarat disini 💜
2020-07-27
0
h_yana
seru nih thor
2020-06-16
1
Murny Make Up
ky nya seru nih💪thor
2020-06-11
1