episode 18

maafkan typo yang bertebaran🙏🙏🙏

happy reading😊

Alviro duduk dikursinya. kemudian ia membuka laci yang ada didepannya. satu hal yang menarik diantara benda yang ada disana, yaitu sebuah permen lolipop dengan warna-warni.

Alviro menyunggingkan bibirnya menatap permen tersebut.

"bagaimana keadaanmu sekarang gadis Loly," gumam Alviro.

Alviro yang sedari dulu menanti kabar gadis tersebut. ia rela menyewa seseorang untuk mencari si gadis Loly.

namun pencariannya terhenti karena informasi yang ia dapat bahwa gadis yang dicarinya selama ini akan melangsungkan pernikahannya.

Alviro tidak pernah melihat wajah gadis itu ketika dewasa. ia hanya mengingat gadis tersebut dari sebuah potret yang diambilnya secara diam-diam oleh mamanya kala itu.

sejak saat itulah Alviro mulai membuka hatinya untuk wanita lain. dan wanita itu adalah Clara.

pacar mendiang kakaknya dahulu, Alan.

Alviro merasa bersalah karena egois yang menyebabkan Alan meregang nyawa, dan saat itulah Alviro berjanji untuk menjaga Clara, wanita yang sangat dicintai oleh mendiang kakaknya itu.

Alviro yang selalu menunjukkan perhatiannya membuat Clara jatuh hati dan menyatakan perasaannya di hadapan Alviro.

awalnya Alviro terkejut, namun lama-kelamaan Alviro pun menerimanya, itulah cara agar dia dapat melupakan si gadis Loly.

ia menutup lacinya karena tiba-tiba saja terdengar suara ketukan.

tokk. .tokk . .

seseorang menampakkan dirinya. Clara membawa makanan untuk diberikannya kepada Alviro.

"waktunya makan siang sayang" ujar Clara dengan antusias sambil mengangkat kotak makan yang dibawanya.

Clara menghampiri Alviro. ia membuka kotak makan tersebut.

"nih sayang kamu cobain dulu, aku buatin kamu cumi lada hitam sama telur mata sapi." ujar Clara sambil menyendokan makanannya tersebut.

"tapi aku gak laper Ra." ujar Alviro.

"dikit aja. aku udah capek buatin ini terus kamunya gak makan" tukas Clara dengan raut wajah yang murung

entah mengapa penuturan Clara tersebut seakan menamparnya. ia teringat apa yang telah dilakukannya dengan Alea.

selama ini ia selalu menolak apa yang sudah Alea buatkan untuk dirinya.

baik itu makanan maupun minuman.

"apakah aku sebrengs*k itu?" ucap Alviro dalam hati.

"Vi. . ayo cobain aaa" ujar Clara yang masih menunggu Alviro membuka mulutnya.

mau tak mau pun Alviro terpaksa menerima suapan dari Clara. hal tersebut tentu saja membuat Clara senang.

"kamu udah dapet penginapan?" tanya Alviro

"udah. kebetulan gak jauh dari sini" jawab Clara.

"kalau begitu besok kamu udah bisa kerja disini"

"makasih Alvi, kamu emang lelaki yang paling mengerti aku" ujar Clara sambil memeluk Alviro.

Alviro pun langsung melepaskan pelukan Clara.

"maaf, ini kantor" ujar Alviro dan melanjutkan menyantap makanannya.

* * *

Alea yang sedari tadi bekerja dengan tatapan kosong.

Tiara yang sedari tadi memperhatikan Alea membuatnya bergidik ngeri. pasalnya Alea yang dikenalnya itu adalah sosok yang sangat ceria. namun akhir-akhir ini Alea murung dan tidak banyak bicara.

"Leah. . ada apa? akhir-akhir ini kamu banyak diem" tanya Tiara

"gak papa Tia" jawab Alea singkat.

"jujur Leah, aku liat kamu yang seperti ini buat aku takut" ujar Tiara

Alea masih setia dengan tatapan kosongnya.

"ayolah Leah, nanti kamu kemasukan setan kalo seperti ini terus" lanjut Tiara

"setannya lagi sama suami saya Tia" ucap Alea dalam hati.

* * *

seorang pria yang sedari tadi duduk diruangannya yang serba putih.

tanpa sengaja ia bertemu dengan sosok yang ingin dia hindari setelah sekian lamanya sosok itu pun muncul lagi.

Alea wanita yang dicintainya.

entah mengapa sekian tahun dia mengubur perasaanya dalam-dalam. namun, ketika ia melihat sosok yang dihindarinya dengan jarak yang tidak begitu dekat, jantungnya tetap berdebar hanya untuk wanita itu.