*EPISODE 19*

Tamu yang ada sudah dibubarkan oleh Putri dan Carissa, hanya tersisa mereka Marvel dan Aditya. Ketigq bersahat itu hanya saling memberi kode dengan mata. Sedangkan Aditya duduk sedikit menjauh dari mereka, hatinya tampak hancur dari sorot matanya . Ia berbicara sendiri, dan memukul\-mukul kepalanya.

"mas Adit." Luna kembali, ia berbicara seperti Luna yang biasanya, matanya sudah tqk menyimpan lagi rasa amarah. Bastian memang pandai membuat wanitanya itu lebih merasa nyaman dan tenang.

"Lun?" Aditya tergopoh mendekati Luna. Mesra sekali mereka saling bertatap, seperti menghubungkan kembali dua hati yang terpatah. Luna menghampiri tubuh kekar Aditya dan memeluknya dengan penuh kehangatan.

"Bas, kita tinggalin dulu mereka. Biar si Aditya lebih nyaman buat bicara sama Luna." Marvel menggandeng pundak sahabatnya itu dan menariknya menjauh dari mereka.

"sekarang, coba mas Adit bilang sama Luna. Apa yang nyebabin mas Adit memilih ikut bapak pergi dan tidak juga kembali kerumah?" Tanya Luna to the point, ia menahan untuk tidak lagi meneteskan air mata.

Aditya sejenak memandangi wajag lugu Aluna. Lalu ia menggambarkan senyum di wajah manisnya. "sepuluh tahun yang lalu, tepatnya sehari sebelum Bapak dan Mas pergi. Bapak sempat bercerita dan mengeluh akan nasibnya terhadap Bu Dhe Sri. Luna tahu kan, sebenci apa dulu bu dhe sri terhadap Ibu. Heh! Denger keluhan bapak tentu saja Bu dhe marah dan kesal terhadap ibu. Ia menyalahkan ibu sebagai penyebab menumpuknya hutang Bapak. Padahal, kita semua tahu, duit-duit pinjaman itu bapak gunain buat judi,mabuk-mabukan,bahkan kadang juga nyewa wanita bayaran. Bu Dhe ngehasut bapak buat kerja keluar kota,dikota ini, dijakarta. Luna jangan berfikir bapak hidup enak awal mula dijakarta. Kita lontang-lantung dan hidup dijalanan. Hingga, ada satu hari, mas ketemu sama Prisilla, yang sekarang adalah istri mas. Dia dengan suka rela menolong Bapak yang sakit, membayarkan pengobatannya dan.... Dia ngasih kerjaan ke mas, pendidikan.. Sampe mas bisa sukses seperti sekarang. Satu yang perlu Luna tahu, bapak berhenti dan tidak mengizinkan mas pulang ke desa, karena bapak merasa ibu sudah bahagumia tanpa bapak, ibu sangat meremehkan bapak.. Ibu tidak pernah balas surat bapak kan? Padahal setiap surat-surat itu dikirim, Bapak selalu menyelipkan uang dan foto kita didalamnya. " Aditya menjelaskan dengan berkaca-kaca. Matanya tak bisa berbohong jika sebenarnya ia sangat merindukan keluarganya.

" surat, uang, foto? Ibu tidak pernah menerima itu semua mas! Mas adit jangan bohong!! Luna tahu mas adit sayang sama Bapak, tapi mas jangan pernah menghina ibu!!" kemarahan Luna kembali meledak. Ia berdiri dan menunjuk jari tepat didepan wajah aditya. Adit, tentu dia kaget dan terkejut, adiknya ini tidak pernah berani berlaku kurang ajar dan tidak sopan seperti ini sebelumnya. Ia reflek menarik lengan adiknya dan menampak pipi Luna hingga merah.

Plakkkkk

Luna menangis, memegangi pipinya, ia sangat hancur dan merasa takut berhadapan dengan Aditya sekarang.

"Luna.. Luna... Maafin mas, mas... Mas reflek Lun" Aditya merasa bersalah atas perlakuan kasarnya terhadap Luna.

Luna terus menangis dan masih dengan memegangi pipinya yang memerah, Bastian dan lain memang berada jauh dari keduanya, namun mereka tetap bisa mengawasi Luna dan juga Aditya.

"brengsek!! Gila lo ya, Lunq ini adik lo bro!!! Lo tega kasar terhadap dia. Kakak macam apa lo" Bastian mendorong kasar tubuh Aditya dan menangkap tubuh Luna, lalu menggendongnya membawa maauk kedalam mobil.

"urusan kita belum kelar disini bro!!" Marvel mengancam Aditya lalu berbalik mengikuti Bastian dan disusul Carissa juga Putri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!