*EPISODE 18*

 

Luna terkejut, ia sangat jeli memandangi tubuh laki-laki yang tampak kaget melihatnya. Airmata Luna tak tahan lagi ia bendung.

"mas adit?" kata yang pertama kali keluar dari lidahnya. Bastian melangkah mendekati mereka sekarang.

"kamu?" Adit tak yakin dengan kata yang ingin ia ucapkan, ditatapnya wajah Luna dalam-dalam.

"Aku Luna!! Mas adit ingat? Gadis kecil yang sepuluh tahun yang lalu menangis, memeluk kaki mas Adit?" Luna membuang wajah.

"astagaa... Luna? Ini beneran kamu Luna?" Adit merangkul kedua lengan Luna. Mereka telah 10 tahun berpisah, berjauhan, tanpa saling mengirim kabar.Luna sudah dewasa, ia lebih terawat dan sangat cantik. "ibu, ibu gimana Lun? Ratna, pasti Mas udah pangling juga, kalau ketemu dia." 'Adit mengandai-andai, mulai terbentuk buliran kristal disudut matanya. Ia ingin sekali memeluk tubuh mungil adiknya, hanya saja Luna terus memberontak dan menepis tangan Adit.

"mas Adit, kamu masih inget sama ibu? Sama Ratna? Dan sama arah jalan pulang ke gubuk kecil didesa sana." Nada bicara Luna mulai naik. Ia sangat marah dengan kakak yang tega meninggalkan tanggung jawab kepada dia dan ibunya.

"Apa mas Adit tahu, ibu sakit-sakitan karena mikirin mas Adit dan juga Bapak. Mikirin hutang yang kalian tinggalin. Mas, adit tau, setiap hari, ibu dimaki-maki, di marahin dan kadang dikasarin sama anak buahnya mas Danang. Apa mas Adit tahu itu? Demi ibu, demi baktinya sama ibu, Ratna hampir merelakan masa mudanya untuk menikah sama mas Danang sebagai ganti uang karena ibu tidak bisa membayar hutang," Luna menagis sejadi-jadinya. Adit dia lelaki lemah sebenarnya, ia terbawa suasana dan tak kuasa menahan pedih hatinya mendengar cerita sang adik. Semua yang hadir berbisik-bisik dan iba melihat Luna, ada yang membisu, bahkan ada pula yang sampe ikut menangis bersama Luna.

"Luna, mas mohon dengerin mas dulu, mas..."

Belum selesai bicara, Luna sudah memotongnya. "alasan apa lagi yang harus Luna dengar mas? Oh, Luna tahu Mas malu? Mas sudah menikah bukan? Dengan wanita kaya raya dan ahli waris dari keluarganya? Mas malu, punya ibu dan adik yang hanya orang miskin dan tidak punya apa-apa, bahkan hidup seadanya dikampung!! selamat ya mas!! Selamat, untuk pernikahan mas yang tanpa ibu itu. " Luna mengeryitkan bibirnya lalu berbalik dan meninggalkan acara.

Aditya tidak bisa melepas adiknya begitu saja, rasa rindu telah memenuhi relung hatinya, ditambah rasa bersalah dan penyelasan menyeruak mengoyak kalbunya.

" Pak Adit, lebih baik biarkan Luna tenang dulu." Cegah Bastian ketika sadar jika Adit akan mengejar kekasihnya.

"Tapi pak, saya takut jika Luna terus salah paham seperti ini." keluh Adit.

--

Hancur, hancur sudah hati Luna. Ia menangis, meratap pada penderitaan nya. Jatuh bangun, melawan kejam nya dunia, tanpa ayah juga tanpa kakak laki-laki nya. Bayangan masa lalu nya muncul, menghadap tepat didepan mata.

"Luna...." Bastian membelai lembut rambut Luna.

"kenapa Bas? Kenapa waktu itu kamu ngga bilang jika laki-laki yang membuatku penasaran itu mas Adit, dia kakakku, dia kakakku Bas...." Luna tersedu.

"suuutt...." Bastian mendekap Luna dengan penuh rasa kasih sayang.

"sayang, bukannya kamu selama ini nyari kakakmu. Sekarang udah didepan mata, kamu malah pergi... Aku yakin kok ada kesalahan pahaman diantara kalian." Bastian mencoba menasehati Luna, ketika ia tahu jika Luna sudah merasa tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!