*EPISODE 13*

Luna tahu, cepat atau lambat Luna akan mendengar pernyataan itu, perhatian dan pengertian yang Bastian perlihatkan cukup menjadi bukti kesungguhan lisannya, menjadi saksi dari rasanya. Bu Sandra memang selalu bercerita jika Bastian mengaguminya, bahkan ia sangat sangat menyukainya.

Mereka memang masih duduk bersama, berdampingan dan membisu tanpa suara.

Yang satu menanti, sedangkan yang satu sedang dirundung bimbang. Bastian memejamkan mata saat tubuhnya direbahkan dihamparan pasir. Ia terlena akan keindahan malam, dan bersandar pada bumi yang berselimut langit. Bintang-bintang nan cantik tampak menari menghibur rembulan seorang diri.

"jika rembulan saja tidak tertarik pada ribuan bintang yang setiap hari mengelilingi nya, lalu..

Apa alasan bapak tertarik sama Luna, yang ibarat sebutir debu?"

Bastian kembali bangkit dan meratakan duduknya dengan Luna, matanya menatap Luna penuh arti, menata rapi gelombang kata yang bersiap didengar. Bibirnya, sekilas tampak terukir senyum.

" sepatu pun jika hanya ada sebelah, maka tidak akan pantas dipakai bukan?

Lo jangan sama kan gue, sama indahnya rembulan. Jika dia tidak tertarik pada ribuan bintang yang mengelilingi nya, itu bohong!! Harus nya, jika tidak tidah jatuh hati, dia tidak akan kembali dan kembali lagi."

Jawaban Bastian cukup membuat Luna tersenyum

" saya bisa saja terima bapak dan mencintai bapak. Tapi jika cinta yang saya berikan tidak seimbang dengan yang bapak tawarkan,apa bapak akan tetap mengiyakan? "

(Bastian)

" hanya hati kamu, yang tahu, kau akan membawa nya kemana! Mewarnainya dan membuatnya bersinar sepanjang hari atau kau akan menjatuhkannya dan makin dalam membuatnya luka hingga akhirnya membusuk!! "

Luna berdiri melangkah berbalik dari arah duduk Bastian.

" jika besok sore aku datang menemuimu ditempat ini, aku akan mencoba merawat cinta yang bapak tawarkan...

Namun, jika senja berlalu dan aku tidak juga muncul, kuharap bapak mengerti apa yang aku inginkan....

Luna kembali menyeret halus kakinya, menyisiri pinggiran pantai dan masuk ke kamar yang memang mereka sewa sebelum nya. Masih sepi, tiada tanda-tanda ada yang kembali. Tiada Carissa ataupun Putri.

Luna merebahkan tubuhnya, menutupnya dengan selimut, memikirkan kata yang akan dia ucap hingga terlelap seirama dentuman jam dinding.

--

Carissa, Deven, putri dan juga Marvel masih asyik bercengkrama dipinggir pantai, bercanda ria menghabiskan malam dan hendak menjemput pagi.

"setahun sekali, masak iya hanya untuk tidur?" protes Carissa tiap Putri mengajaknya kembali ke hotel.

(Putri)

"ya sudah, gue duluan car, have fun yaa...

Vel, gue mau balik kamar, Lo gimana?"

(Marvel)

"gue juga deh,,

Have fun ya bro!!

(Carissa)

" iihh... Putri!!! Ngga rame ah, masak kita berdua doang "'

(Marvel)

" nikmatin aja kali....

Hahaaaa "

--

Putri kembali ke kamar, begitu pula Marvel. Mereka berpisah di lobby hotel.

Putri berpikir, jika Luna masih asyik menikmati malam tahun baru bersama mantan boss nya. Ia terkejut, saat membuka pintu dan menemukan Luna sudah terlelap tidur di kamar.

"Lun?..."

Tiada jawaban, tiada pergerakan yang mengatakan Luna belum benar-benar tidur.

"ah, mungkin lo terlalu lelah ya Lun..."

Putri segera bebersih diri dan menyusul Luna memanjakan tubuh hingga pagi menjelang.

**

"Put, Carissa kok ngga balik kekamar? Kamu semalem sama dia kan?"

Luna, menyusul Putri yang menikmati breakfest nya bersama Marvel. Ia belum keluar dari kamar, hanya menanti Carissa yang hilang kabar, bahkan telpon pribadi nya pun sulit dihubungi.

(Marvel)

" dia kan sama calon suaminya, Lun. Udahlah santai aja,paling-paling juga sewa kamar berdua."

(Putri )

"isshh, apa sih Vel. Ngga mungkin lah...

Mungkin, mereka pergi kemana gitu Lun. Kam semalem mereka ngajakin kita gabung sampe pagi..... Tapi gua tolak karena gua ngantuk banget" '

(Marvel)

"udah... Lo sarapan aja dulu. Nanti kita cari mereka kalo emang sampe sore ngga ada kabar"

Bastian datang dengan wajah nya yang tidak bisa ditebak. Ia memilih duduk terpisah dari teman-temannya. Duduk membelakangi mereka dan tidak sekata pun melontarkan sapaan.

"dia kenapa sih?"

Tanya Marvel yang membuat Luna menyudahi menatap Bastian. Batinnya hancur melihat laki-laki itu kembali bersikap dingin seperti itu. Ia tahu, semua bermula dari kejadian semalam. Luna memberanikan diri mendekat dan duduk disamping Bastian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!