Acara selesai, para tamu mulai berpamitan satu persatu. Tak terkecuali Luna dan Bastian.walaupun mereka harus bertahan menerima cibiran Tsania. Tapi Luna tetap kagum, dengan Bastian yang berusaha meredam emosinya saat mendengar celetuk demi celetuk ledekan dari lidah Tsania.
Carissa, berpamit dengan boss nya dan juga Luna, disusul Putri dan marvel yang sempat menggoda Bastian sebelum berpisah. Alhasil, Marvel dapat pukulan ringan dari Bastian.
Ditengah-tengah candaan mereka, Luna kembali mendengar suara laki-laki misterius yang beberapa hari yang lalu ia temui saat menemani Bastian meeting. Suara nya, sangat dekat dengan mereka, di dekat pintu salah satu mobil, seorang lelaki yang dilihat dari belakang sangat mirip dengan laki-laki kala itu. Langkah kaki luna perlahan berpindah, semakin dekat dan dekat dengan suara itu. Namun, lagi-lagi usahanya gagal karena Bastian memanggilnya untuk buru-buru pulang. Hanya ditinggal menjawab ajakan Bastian laki-laki tersebut sudah pergi dengan mobil pribadi nya.
--
(Bastian)
"Lun, lo lagi nyari siapa sih?"
(Luna)
"ah, engga! Saya, hanya seperti kenal dengan suara laki-laki tadi. Seperti sangat sering saya dengar. Tapi.... Entahlah"
(Bastian )
"oh, laki-laki tadi.. Dia pengusaha baru, papa nya meninggal beberapa bulan lalu...menurut cerita mamanya juga sudah lama meninggal.
Dia juga baru menikah dengan putri tunggal dari Yusuf Mart. Minimarket yang mulai berkembang dan sangat maju beberapa tahun ini. Lo kenal? "
(Luna)
" oh, mungkin hanya kebetulan mirip saja "
"namanya siapa pak?"
(Bastian)
"kamu tertarik?"
(Luna)
"hahaa, tidak! Saya masih waras kali pak. Iya kali naksir suami orang."
Bastian tertawa mendengar jawaban Luna. Ia sangat merasa nyaman saat berada disamping wanita yang notabennya hanyalah seorang asisten pribadinya itu.
(Bastian)
"oh iya lupa, besok kan mami harus keluar negeri. Lo di minta kerumah ya"
Bastian tidak mendapat jawaban dari Luna. Rupanya, gadis itu telah terlelah setelah sekian menit Bastian tidak memancingnya untuk bicara. Dia memang sangat lelah seharian ini.
**
(ibuk)
"Rat, mbakmu opo masih ngga bisa dihubungi to?"
(Ratna)
"paling seh sibuk buk. Ibu kan tau, mbak Luna itu jadi asisten pribadi, jadi yo kemana saja bosnya pergi, mbak luna yo mesti ikut."
(ibuk)
"tapi iki kan wes malem to nduk?"
(Ratna)
"udah, ibu istirahat dulu aja. Nanti kalo mbak Luna udah bisa dihubungi, ibuk tak kasih tahu."
Ibu Luna masih terjaga walaupun jam dinding sudah menunjuk pada angka 1, ia hanya terus berpindah posisi tidurnya, hatinya sangat merindukan Luna. Kecemasannya terus berlanjut karena Luna memang sangat susah untuk dihubungi.
**
Luna perlahan membuka matanya, karena mulai terusik oleh sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah cendela kamarnya. Matanya berputar, seolah ada pikiran yang terlintas kala ia melihat kamar tidurnya.
"astaga! Aku kan kemaren ketiduran dimobil pak Bastian."
Luna menutup wajahnya, lalu berpindah ke telinga.
"mana mungkinnn???"
Ia mengecek hp, terdapat belasan panggilan tak terjawab dari Ratna,dan beberapa pesan singkat dari Ratna juga Bastian.
Tanpa babibu, Luna berlari untuk bergegas bersiap untuk menemui bu Sandra, mami Bastian.
--
"pak, apa iya saya semalem tidur sambil jalan?"
Luna mengikuti Bastian yang mengantarnya ke ruangan maminya. Ia bertanya dengan nada suara yang rendah karena takut orang lain mendengar.
Bastian mengerutkan dahinya sambil menahan tawa.
"Lun, lo masih waras kan?" ia memegang dahi Luna.
"pak Luna serius?" Luna mulai kesal.
(Bastian berbisik disebelah telinga Luna)
"lo pikir, lo bisa terbang? Apalagi bisa tidur sambil jalan? Jangan kebanyakan nonton kartun."
(Bastian)
"mih, Luna udah dateng."
Luna merubah wajahnya dari yang kesal saat Bastian meledeknya menjadi sosok manis saat menyapa Bu sandra.
(Luna)
"selamat pagi Bu sandra..."
Bu sandra, adalah wanita karir yang sangat sukses, ia bekerja seorang diri semenjak suaminya meninggal 10 tahun yang lalu, wanita cantik dengan balutan jilbab. Ia sangat ramah dan tidak memandang sebelah mata pada orang-orang biasa seperti Luna dan asisten rumah tangganya. Ia menganggap Luna adalah teman Bastian, tidak pernah berkata kasar. Bahkan, ia sangat senang saat Bastian bisa lebih baik semenjak ia dekat dengan Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
caca
kasih ♥️ mulai trtarik dg alur ceritanya
2019-12-28
0