*EPISODE 7*

Keheningan menghanyutkan suasana. Baik Bastian maupun Luna memilih untuk diam dan tak bersuara, mobil melaju cepat seiring emosi pada diri Bastian. Entah, apa yang membuat nya sangat marah kala Tsania menyakiti hati Luna. Seperti ada yang berontak dalam dirinya, ada rasa yang tidak terima, ada keinginan untuk selalu melindungi dan membelanya. Bastian membanting setirnya dan memarkirkan mobilnya ditepi jalan dekat taman kota.

" Bapak tidak perlu berbuat kasar hanya untuk membela saya." Luna memulai pembicaraan.

(Bastian)

"heh, Tsania memang perlu sesekali untuk di kasari**! "

(Luna)

"tapi itu berlebihan pak**! "

(Bastian )

"Lo tu harusnya berterima kasih sama gue! Bukannya malah marah-marah kaya gini."

(Luna)

"saya ngga marah. Saya... Saya cuma mau bapak mikirin diri bapak! Apa kata karyawan kalau bapak kaya gini, bapak itu boss, ."

Bastian diam, ia rasa percuma berdebat dengan wanita seperti Luna. Sosok yang merasa kuat dan bisa mengurus semua masalahnya seorang diri.

Kakinya kembali menginjak gas, mobil kembali melaju dengan tenang. Mungkin, suasana hati Bastian sudah mulai nyaman. Luna menghela nafas dan duduk bersandar tanpa berbicara.

--

"Sampe kapan gue kalah sama wanita kampungan itu!!!!"

Tsania menggerutu seorang diri, mungkin dirinya malu, sangat malu. Ia kembali ke lokasi syuting dengan wajah emosi. Sapaan dari para crew bahkan lawan mainnya pun tidak dia enyahkan. Tsania, berambisi untuk membuat hidup Luna menderita.

" lu kenapa sih Tsan. Dateng-dateng udah bete aja."

Sapa Deven, lawan main Tsania.

(Tsania)

"Apa sih lebih nya tu cewek.!! Kesel gue!"

(Deven)

"heh! Lo tu lagi ngomongin siapa?"

(Tsania)

"diem lo!! Brisik amat sih, gue bilangin juga ngga akan ngerti."

Tsania pergi meninggalkan Deven.

Hatinya makin marah, jiwa nya tergoncang rasa emosi. Bukan hanya terhadap Luna, bahkan Deven, sutradara dan semua crew yang terlibat menerima amukan Tsania.

Sekali cast salah, Tsania selalu marah-marah.

Bahkan, tak sedikit pemain figuran yang memilih memutus kontrak hanya karena kesal dengan watak Tsania.

--

Matahari mulai menghilang, berputar tugas bergantian dengan sang rembulan, suasana malam cukup terang, sangat mendukung dengan pesta outdoor perayaan ulang tahun ke 20 Arya Mahendra, pebisnis muda anak tunggal dari Mahendra Entertaiment.

Tamu undangan mulai berdatangan, semua artis papan atas, para pengusaha, dan teman dekat Arya tentunya.

Tsania datang bersama kedua orang tuanya, Carissa, Marvel, Putri datang secara bersamaan. Acara hampir dimulai Arya dan keluarganya mulai membuka acara.

Bastian datang tepat saat acara pembukaan dimulai, semua mata tertuju padanya, bak bintang acara, tamu undangan saling berdecak kagum. Bukan karena potensi ataupun ketenaran Bastian melainkan dengan wanita yang sangat cantik yang berada disebelah Bastian, tentu saja dia Luna, Aluna Bestari! Asisten pribadi Bastian yang berdandan layaknya putri kerajaan. Sangat menarik, dengan balutan long dress berwarna salem yang senada dengan kemeja yang dipakai Bastian.

"namanya asisten, tetap saja asisten."

Celetuk Tsania saat Bastian dan Luna lewat tepat didepannya. Luna tetap tersemyum, Bastian mencoba untuk tidak manggubris Tsania. Sebelumnya, dia telah berjanji untuk tidak marah jika ada yang menghina Luna.

(Bastian menjabat tangan Arya)

" selamat ulang tahun pak arya. Semoga makin sukses kedepannya."

(Arya)

"terimakasih.. Terima kasih"

(Luna memamerkan senyum manisnya)

"selamat ulang tahun pak Arya"

(arya)

"wah, pak Bastian ini ngga pernah bawa pasangan sekalinya bawa, bikin semua orang melongo."

(Bastian)

"ah pak Arya bisa aja... Luna ini..."

(Arya)

"ah ndak perlu dijelaskan. Saya sudah paham kok."

Mereka saling bercengkrama, bercerita, bercanda hingga Arya akhirnya berpamitan untuk menemui semua tamu undangannya.

"ngga usah kaku, anggap saja hanya ada kita berdua. Lo ngga perlu takut, selama lo tetap ada disamping gue." Bisik Bastian pada Luna.

Walaupun ia tidak mendapat jawaban ataupun tindakan, tapi ia sangat paham jika Luna tidak nyaman dengan acara seperti ini.

" Luna pasti sedang berfikir, bahwa disini bukan tempatnya" Batin Bastian lalu memegang erat tangan Luna.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

bos kog ngomong nta loe loe..gue gue..
so akrab kyk bolo dw wae..
emg sdh 5th ya

2023-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!