*EPISODE 4*

"bro, dia asisten baru lo?" Bisik Marvel memperjelas keyakinannya.

Bastian mengangkat alis dan tersenyum sinis sebagai isyarat mengiyakan apa yang ditanyakan sahabat karibnya itu.

Marvel memandangi Luna yang sedang asyik bercengkrama dengan Putri asisten dadakan marvel, dari ujung kepala hingga ujung kaki tiada yang terlewat dari intaian Marvel.

Mereka tidak sengaja janjian untuk ketemu siang itu, Marvel dan Putri selesai meeting, sedangkan Bastian dan Luna hanya hendak mampir untuk makan siang.

"lumayan, asal lo mau rubah style dia sedikit saja, semua akan mengira dia gebetan baru lo." Ledek Marvel.

Bastian meninju lengan kawannya itu, ia sangat risih jika Marvel membicarakan tentang pasangan hidup. Seperti tidak punya gairah dan daya tarik pada lawan jenis, ratusan wanita yang menggoda Bastian tidak satu pun bisa memenangkan hatinya. Marvel hanya meringis kesakitan, bahkan enggan meneruskan arah pembicaraanya. Tangannya mengambil telpon genggam disaku celananya. Mencari kontak dengan nama Putri,lalu mengirim pesan singkat :

"rubahlah lawan bicaramu, agar lebih menggairahkan pandangan!"

Putri sudah lama kerja sama Marvel, tentu dia paham apa maksud dari arah pembicaraan bosnya. Ia hanya tersenyum, lalu mengemas barang-barang miliknya. Putri pun berdiri dan menarik tangan Luna tanpa permisi.

" eh mbak, mau kemana? Nanti pak Bastian marah sama saya"

Aluna hanya merengek, namun Putri tak menanggapinya sama sekali. Ia terus menarik Luna hingga sampai disalon, kebetulan mereka memang berada di mall saat itu.

Satu jam berlalu, puluhan panggilan tak terjawab sudah menanti Luna, wajah nya sangat panik saat mengetahui Bastian dan Marvel sudah berada didepan salon,Dan hanya melongo tak bersuara saat Aluna keluar dengan dandanan yang tidak biasa. Lebih tepatnya, itu seperti bukan Luna,

Seperti seorang ratu, ia tidak hanya membuat Bastian tidak bersuara, bahkan Marvel pun sangat kagum akan pesona Aluna.

"**maaf pak, Luna tidak....

" kita pulang sekarang "

Bastian tidak marah, nada bicaranya standart, ia membenahkan jas nya dan berjalan begitu saja.ia tampak sedang salah tingkah.

Luna menatap Putri dan Marvel, ia mengangkat kedua pundaknya tak percaya dengan reaksi bossnya. Marvel paham, usaha nya mulai berhasil. Ia berfikir, jika Bastian mulai menaruh hati pada asisten yang baru bekerja beberapa hari ini.

--

"shitt,gue kenapa jadi gagu gini. Luna benar-benar cantik," gerutu Bastian.

Suasana sunyi, diluar mobil mulai turun hujan, jalanan mulai padat kendaraan. Tiada suara yang memecahkan suasana, detik berubah menjadi menit hingga berlalu berganti jam, waktu berjalan sangatlah lambat. Kekakuan makin terasa diantara keduanya.

"pertahankan penampilanmu!" suara Bastian memecah keheningan.

"mm.. Maksud bapak?" Luna memperjelas.

"e.. Iya.. Saya ngga mau lihat kamu acak-acakan, dekil, kamu lihat kan banyak orang penting dan kelas atas yang saya temui. Jika kamu masih mau kerja sama saya, kamu harus bisa tampil seperti ini setiap hari. Pakaian yang tadi saya beli, itu buat kamu semua, jadi ngga ada lagi alasan buat ngga tampil lebih rapi. "

Bastian bukan type pria playboy atau yang suka mainin perasaan wanita, ia sulit menyembunyikan perasaannya. Jika saja Luna peka, dia pasti tahu gaya bicara Bastian sangatlah acak-acakan,sangat kaku dan tentu sedang salah tingkah.

Tapi Luna tetaplah Luna, dia sangat polos dan selalu positive thinking. Walaupun sangat cerdas dalam bicara jika direndahkan tapi Luna bukan perempuan yang peka.

Senja berganti malam, ratu dan dayang-dayangnya tak sedang senang hati, gemuruh petir dan awan hitam melengkapi suasana malam,jam telah menunjukkan dini hari, Namun Bastian dan Juga Luna sangat susah memejamkan mata. Mereka saling terjaga diatas ranjang masing-masing. Entah, pikiran apa yang menyerang keduanya, bahagia, bingung, bahkan perasaan yang mereka sendiri sulit memahami.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***