" baby, apa tidak ada yang lebih baik?" Bisik Tsania terdengar samar dari tempat duduk Luna.
Bastian hanya menatap sengit ke wajah Tsania. Matanya tidak terlepas dari laptop di meja kerjanya. Walau sadar tidak dihiraukan, Tsania terus saja berbicara.
"eh dekil, bikinin minum sana"
" Heii, lo ngga punya kuping? Atau pura-pura budeg?! " Tsania mulai meninggikan nada bicaranya dan mendekati Luna.
" oh, mbak sedang bicara sama saya, saya pikir. Masih bicara sendiri." Ledek Luna.
"hei lo, dekil! Berani lo ya ngledek gue?!" Ancam Tsania.
Bastian sangat membenci keributan. Ia menggebrak meja dengan keras, membuat Luna dan Tsania terdiam seketika.
" Tsan, lo bisa minta sama OB jika lo butuh sesuatu! Dia Luna, asisten pribadi gue, cuma gue yang berhak dan punya wewenang memerintah Luna. Dan lain kali, lo panggil dia dengan namanya."
Bastian menutup laptopnya, lalu menyambar blazer yang ia simpan disofa sebelah Luna duduk. Ia meninggalkan Tsania dan menarik tangan Luna.
Seluruh staf dan karyawan yang ada tak melepas pandangan pada Luna, gadis kecil yang karena nya bisa membuat Bastian semarah itu terhadap Tsania,si ratu drama. Mereka saling berpandang, lalu berbisik satu sama lain.
--
" pak, apa yang bapak lakukan terlalu berlebihan, ini hanya akan menjatuhkan harga diri bapak didepan karyawan bapak."
Luna membuka obrolannya setelah beberapa menit saling diam didalam mobil.
"aku membayarmu, untuk menuruti semua perintahku! Bukan untuk mengomentari apa yang aku lakukan!"
Bastian mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Luna. Mereka berpandangan hingga akhirnya Luna menyadari hal yang tak layak seperti itu.
Mobil berhenti tepat dihalaman butik busana wanita, Bastian turun dan diikuti Luna yang masih bingung dengan perilaku tuannya. Seolah perawat yang menjaga anak asuh, Luna membuntuti langkah kaki Bastian.
Hatinya terus bertanya untuk siapa, dan untuk apa Bastian membeli pakaian wanita begitu banyak.
Nalar nya terus mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dihatinya. Semua berbanding dengan apa yang rekan-rekannya katakan.
*Aluna*
Laki-laki seperti apa Bas, kamu ini? Kadang kamu angkuh dan menyombongkan semua milikmu, tapi hari ini, didepan ratusan staff bahkan di depan wanita yang sangat tergila-gila padamu, kamu rela membentak dan berbicara sekeras itu?
"Kau tidak sedang memujiku dalam hati kan?"
Angkuh Bastian.
"kau terlalu percaya diri" Luna membuang muka.
"jangan dulu ge-er, heh! Aku hanya benci keributan."
Bastian tersenyum penuh kepuasan, tiada kata yang luna ucap, ia hanya melirik kearah Bastian lalu menggeleng lirih dan kembali membuang muka.
Memang, hati kecilnya tiada lelah bertanya, mengamati setiap sudut diri Bastian, mencari sesuatu yang tersembunyi namun enggan menampakkan diri. Benar, ada yang aneh.
*Tsania*
Wajah marah dan malunya tidak lagi bisa tersembunyi, ia mengayun kaki dengan emosi dan pergi dengan omelannya.
Ia adalah Artis dari management Bastian, artis papan atas dan sedang naik daun. Angkuh dan sombong nya melebihi Bastian, bahkan rasa ingin menang dan tidak mau dikalahkan membuat dia bergelar "Ratu Drama".
Tidak ada yang berani memerintahnya, semua berada dibawah kendali Tsania. Bahkan saat syuting pun semua tunduk dan mengikuti kemauannya, memang acting dia tidak lagi diragukan. Dia sangat ahli dalam menghafal teks, bahkan penghayatan juga emosi nya selalu bisa ngena dengan peran apapun yang dia perankan.
Sebenernya, Tsania adalah pribadi yang kuat, dia hidup tanpa didampingi kedua orang tuanya, dia juga pribadi yang setia. Tapi dia juga wanita yang licik dan jahat, nyawa orang pun akan melayang jika menghalangi apa yang sudah menjadi kemauannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
wow visual by anime..good😍🤩
2023-06-29
0
caca
lanjut baca
2019-12-28
0