"Lun, tuan muda menunggumu diruang kerja nya. Kamu bisa temui dia sekarang." Ucap Mira
Luna terlihat kaku dan ragu, jantungnya berdegup kencang. Ia sangat takut sekarang, yang terlintas dalam bayangnya hanya laki-laki berperawakan tinggi besar dan sangar.
" Wes nduk, Bu dhe lak wis ngomong, gak perlu takut. Buang pikiran burukmu, kamu kudu inget sama ibukmu dirumah." bu dhe sri mencoba memberi semangat Luna.
--
Kreeekk
"permisi Tuan muda" Luna membuka pintu.
Disudut ruang, dihadapan jendela, terlihat seorang lelaki berdiri membelakangi arah pintu. Tanpa bersuara ia mengisyaratkan untuk Luna masuk, tak berfikir panjang ia memahami maksud dari calon majikannya tersebut.
Luna menyeret lembut kakinya, selangkah demi selangkah mendekat. Jantung nya kian kencang berdetak. Pandangannya menunduk kearah lantai. Ia tak berani menatap laki-laki yang mulai membalikkan badannya.
Bastian menatap Luna, dari ujung rambut hingga kaki,lalu kembali memperhatikan wajah lugu Aluna.
"persis dengan difoto, bahkan lebih cantik" batin Bastian.
"siapa namamu?" Bastian membungkuk, meratakan wajah nya dengan wajah Luna.
Aluna semakin salah tingkah, sebentar ia melihat wajah tuannya yang sangat jauh dari bayangan dia sebelum nya. Bastian yang dia kira sangar, ternyata sangat tampan dan memiliki senyum manis. Luna menyadari itu, lalu kembali menunduk dan menjawab dengan terbata.
"Al luna tuan."
"*a Luna kau tidak perlu memanggilku Tuan jika diluar rumah. Aku tidak suka asisten yang kaku, aku tidak suka asisten dekil dan kumuh, jadi mulai besok, kamu harus rapi, terlihat anggun..."
"eh tapi....."
"aku tidak suka ketika aku bicara ada yqng memotongnya. Aku tidak suka jika asistenku membantah dan jadi pembangkang. Kamu ngerti*?" cerocos Bastian.
Bastian mengeluarkan parfum dan melemparnya pada Luna.
"kamu bisa pakai itu..."
Luna dengan sigap menangkapnya. Bastian berlalu dan meninggalkan Luna. Ia hanya mengikuti langkah kaki Bastian yang semakin jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
--
"Bu dhe, bagaimana Luna bisa seperti itu.."
Luna tertunduk lesu setelah bercerita kepada Bu dhe nya. Ia mengeluh dengan syarat yang diajukan Bastian. Itu diluar akal sehat nya. Bagi Luna itu terkesan, seperti dia hendak menjual diri.
**
Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi, selesai sembahyang subuh, ia bergegas mandi dan mememakai pakaian yang paling bagus dilemarinya. Menggunakan sedikit make up dan menyemprotkan parfum sedikit ketubuhnya.
"kurasa cukup, ini sangat berlebihan." Batinnya menatap diri dibalik kaca.
--
"selamat pagi Pak Bastian. Ini saya bawakan sarapan bapak." Luna mengetuk pintu bastian.
" masuk!" sahut Bastian ketus.
Kamar yang sangat megah, tatanan yang elegan, bahkan semua fasilitas lengkah. Luna, terbayang rumah nya dikampung tidak sama besar dengan kamar Bastian.
" Aluna bestarii, apa kamu mendengar ku? Saya sedang bicara denganmu?"
Suara Bastian mulai meninggi, membuyarkan lamunan singkat Aluna. Ia sangat kagum, dan tenggelam dengan rasa rindu nya deng sang ibu. Bahkan, suara Bastian yang bersaut-sautan sedari tadi tidak dia dengarkan.
" Maaf pak " Luna menunduk.
Matahari masih malu menampakkan sinarnya, tapi aluna sudah membakar emosi Bastian. Ia sangat marah, karena merasa diabaikan oleh orang yang bagi dia nyawanya saja sanggup dibayarnya. Bastian memaki, menghardik bahkan memberikan hukuman pada Luna dengan pekerjaan yang padat, selembar kertas besar penuh dengan tugasnya. Tidak ada istirahat baginya, bahkan untuk menyuap nasi pun harus cukup dengan beberapa menit yang dijatahkan Bastian.
Bu dhe Sri, mira, lia bahkan Euis merasa kasian melihat Luna yang seharian bagaikan setrikaan. Mereka ingin membantu tapi Bastian mengawasi Luna seharian.
"kau merasa terhibur?"
Celetuk Luna memberanikan diri karena merasa risih dengan tatapan Bastian.
Bastian bangkit dari singgasanya, sedikit tersenyum dan berlalu meninggalkan Luna.
"istirahatlah, besok kau harus bangun pagi!"
"sebenernya apa sih maunya ni perjaka tua. Menyebalkan!" omel Luna seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
hmmmm..spt biasa, seakan ditindas but luv it if with her
2023-06-29
0
Joni Lotong
i like it
2020-04-29
0
Vitha Anggraini
suka alurnya
2019-12-20
0