part 4

Pagi pun tiba, namun matahari masih malu malu tuk menampakan sinarnya. Sedangkan Delia? yah jangan di tanya dia mah masih manja dengan selimut dan bantal gulingnya, ya dia masih lelap dengan tidurnya

....."Ceklek" Mama Laras membuka pintu kamar Delia.

"Lia, bangun nanti kamu telat masuk ke sekolah" kata Mama Laras membangunkan Delia dari tidurnya

"Lia ayok bangun nanti kesiangan loh" Mama Laras yang membangunkan putri nya itu yang tak kunjung bangun dan juga sambil membuka selimut tebal dan hangat milik Delisa.

"Umhh iya mah bentar lagi, mata lia masih ngantuk lagi mah" Delia dengan suara khas bangun tidur

"Iya udah cepet bangun biar nanti gak telat"Mama Laras mengingatkan Delia,

"lima menit lagi ma" Delia dengan pelan menanggapi ucapan Mama nya namun masih terdengar oleh sang Mama

"Ish anak ini emang susah kalau dibangunin" Mama Laras namun tak ada jawaban dari Delisa karna yah memang Delia sangat cepat untuk terlelap.

Mama Laras pun keluar dari kamar Delisa dan langsung menuju dapur untuk menyiapkan Sarapan untuk Ayah Damar dan Delia sekaligus adek nya Delia yang bernama Putri yang masih sekolah di Sekolah Dasar kelas lima SD

----

Disisi lain Erza yang kini tengah bersiap siap untuk berangkat kesekolah

"Pagi mah, pah" sapa Erza pada ke dua orang tuanya

"Pagi juga sayang" kata mama Erza sambil menyiapkan Roti dengan selai kacang kesukaan Erza (jika untuk sarapan.)

Tidak ada pembicaraan saat mereka sedang melangsungkan sarapan. setelah selesai sarapan Erza pun pamit pada kedua orang tuanya untuk berangkat kesekolah

"Ya udah mah, Erza berangkat dulu mah, pah" sambil menyiun punggung tangan kedua orang tuanya. Erza pun berangkat menggunakan motor nya ketimbang mobil. karna dengan menggunakan motor maka iya lebih mudah untuk memecah jalanan ibu kota dari keramaian

--------

Ketika makanan sudah tersedia rapi di atas meja Ayah Damar pun langsung menuju meja makan untuk Sarapan ya pastinya hehe. (kan gak mungkin ke meja makan main bola ping pong kan gak lucuh😅) OK lanjut.

"Mah Delia belum bangun?" kata ayah Damar yang tidak mendapati putri sulungnya itu.

"Astaga mama lupa kalau tu anak lanjut tidur tadi" Mama laras dengan suara yang sedikit heboh, Mama Laras pun langsung menuju kamar Delia untuk membangunkan Delia lagi

"Lia ayok bangun sekarang, udah siang" kata Mama Laras membangun kan Delia yang masih tertidur sambil menarik selimut tebal nya Delia.

"Iya mah ni Lia udah bangun kok" kata Delia yang bangun dengan mengerjapkan mata nya sambil menyesuaikan dengan sinar matahari yang sudah tampak. Delia pun langsung ke kamar Mandi, sepuluh menit di kamar mandi Delia pun keluar dan langsung bersiap siap untuk berangkat sekolah.

"Lia sarapan dulu sayang" kata Ayah Damar yang melihat putri sulungnya sudah keluar dari kamar nya

"Eh ayah, belum berangkat yah?" kata Delisa berbasa basi lalu duduk dekat Putri adik nya. Mama Laras pun mengambilkan Nasi Goreng untuk Delisa, Delisa yang melihat Nasi goreng itu pun matanya berbinar binar

"Wah wah wah mamah memang terrrbaik, tau aja kalau Delia gak bisa menghindar dari nasi goreng" kata Delia sambil mengajukan kedua jempol nya di hadapan Mama Laras dengan senyum nya yang menampilkan gigi putihnya ketika mendapati nasi goreng yang sudah Ada di depan matanya.

"Ih kakak, biasa aja ngapa lebay banget si" kata Putri yang melihat reaksi kakak nya terlihat lebay itu di matanya putri

"Idih suka suka gwe lah, nape lu yang sewot" Delia yang menjawab Putri dengan Ketus

"Putri gak sewot, cuma geli aja liat nya sebegituh nya" Putri yang membalas perkataan dari sang kaka

"Emang kenape? ngiri lu karna mama gak masakin kesukaan lu juga" kata Delia yang memang Putri kurang suka dengan nasi goreng, karna Putri lebih suka dengan yang berkuah, belum sempat Putri membalas ucapan sang kakak Ayah Damar pun menengenahi perdebatan kedua putrinya.

"Udah udah jangan berantem, makan aja apa yang ada, nanti siang mama masak makanan kesukaan putri juga, Iya kan ma" kata Damar halus bin lembut sambil melihat ke arah istri tercintanya dan membujuknya Putri bungsunya itu agar Putri tidak merasa ada pilih kasih antara dia dan kakak nya.

"Iya Yah" kata Putri dan Delia berbarengan.

Setelah acara sarapan selesai Ayah Damar pun berpamitan kepada Laras untuk berangkat kerja sambil menghantarkan Putri sampai disekolahnya yang memang Damar seorang supir taksi.

"Mah, ayah berangkat dulu ya" kata Ayah Damar berpamitan pada Laras, Laras pun mencium punggung tangan suaminya itu.

"Mama, putri juga berangkat ya" putri lalu mencium punggung tangan Mama nya

"ayok yah berangkat, Dadah Mamah Assalamualaikum" kata Putri dan hanya dibalas dengan anggukan dari ayahnya.

Sedangkan di meja makan Delisa masih asik dengan dengan nasi girang buatan mamanya.

"Triing..." Nada notifikasi dari telpon genggamnya Delisa, Delisa pun mengambil telponnya yang berada di saku bajunya

"Woy kampret, lu masih molor apa gimana si?, udah siang begini batang idung lu belum juga nongol". Yah pesan tersebut dari Julia sahabatnya Delisa, Delisa yang membaca pesan tersebut pun langsung membalasnya

"kalau mau ngomong itu ucap salam kek dulu! ini main ngatain gwe kampret segala" Delia pun mengirim pesan teks tersebut ke Julia, dan secepat kilat pun Julia membaca balasan dari Delia dan langsung membalasnya lagi

"Hiya deh Assalamualaikum bu ustadzah, bu ustadzah mau ditungguin sampe kapan? sampe gwe jamuran baru lu jemput gwe" Julia membalas pesan tersebut dengan halus namun julia sendiri pun sudah kesal karna Delia yang belum datang juga, Julia pun mengirim balasannya.

"Astaga gwe lupa kalau gwe udah janji jemput lo, ok baby honney tungguin Delisa yang imut imut kece badai sekarang juga Delisa berangkat babay muach" Delisa yang membalas Julia panjang lebar tidak lupa dengan bahasa Alaynya pun langsung bangkit dan bergegas menyusul Mamanya yang sudah berada di depan pintu.

"Ih mit amit gwe ame lu" Julia yang merasa horror karna Delisa memberikan kecupan padanya, namun Delisa mengabaikan balasan Julia. Delisa pun menghampiri Mamanya yang berada di depan rumah nya

"Mama, Delisa berangkat dulu ya mah, Assalamualaikum" Kata Delisa yang pamit dengan terburu buru

"Iya hati hati, jangan kebut kebut an.. kejedot kerikil tau rasa" ucap Laras yang melihat Delia Tergesa gesa dan Delisa pun hanya menganggukkan kepala.

--------

Sesampainya di sekolah seperti biasa para ciwi ciwi dibuat histeris oleh penampilan dari ke empat cowok cowok keren di SMK PW tersebut siapa lagi kalau bukan dari Erza dkk satu genk nya. Tidak lama kemudian datanglah Cindy yang langsung melingkarkan tangannya di lengan Erza sehingga mereka terlihat seperti Erza menggandeng Cindy, Erza pun tidak menolak perlakuan Cindy kepadanya hingga temen temannya berbisik bisik.

"Si Cindy agresif juga ya" bisik Anggra ke Dimas

"Biarin aje ngapa, tuh liat Erza juga gak keberatan tuh" sambung Dimas sambil menunjuk ke arah Erza dengan dagunya

sedangkan siswi siswi yang melihat tingkah Cindy seperti itu terhadap Erza ada yang merasa senang ada juga yang melihat itu seperti cemburu, karna tidak sedikit dari mereka suka pada Erza. tapi Cindy yang mendengar bisikan bisikan para makhluk halus (eh bukan mereka masih manusia 😁😁) tidak menggubrisnya.

"liat tuh si Cindy langsung gercep aja nempel ke Erza" ucap siswi A kepada temannya

"Lah bukannya Erza sama Cindy Udah putus" sambung siswi B

"Erza sama Cindy keknya mau CLBK tuh" Ungkap siswi C

"Aduh babang Erza keren pisan, bikin jantung eneng kesetrum aja" kata siswi yang lainnya

"Aduuh tu nenek lampir kenapa si main nyosor nyosor aja ke babang tamvan" kata siswi yang lainnya yang tidak menyukai Cindy

yaah kurang lebih seperti itulah bisik bisik para mulut ciwi ciwi. sedangkan Erza yang mendengar itu hanya cuek bebek. karna Erza sekarang hanya menganggap Cindy sebagai teman jika lebih itu hanya sebagai sahabatnya saja, jadi dia anteng anteng aja di gandeng Cindy dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. sedangkan ke tiga temen Erza masih setia mengikuti langkah Erza karna memang mereka satu kelas dari kelas satu sampe ke kelas tiga.

"Aku mau masuk kelas kamu mau ikut juga?" kata Erza dingin ke Cindy

"Eeh Erza enggak deh, aku langsung ke kelas juga deh" kata cindy tersenyum kikuk karna melihat sikap Erza yang dingin padanya, dan Cindy pun melepaskan tangannya dari lengan Erza, Erza yang merasa lengannya sudah kembali ringan tanpa beban pun langsung masuk tanpa menghiraukan Cindy yang masih diam di depan kekas Erza.

"Cin, agresif banget si lu" sapa Rio pada Cindy

"hehe enggak kok, perasaan bee aja deh" Kilah Cindy karna merasa malu jika ia dibilang terlalu agrefis ke Erza.

*********

**Maaf kalau banyak typo guys karna ini novel pertama author jadi mohon dukungannya juga ya, jangan lupa cocol jempol dan tinggalkan jejak kalian di komentar.

Kritik dan saran kalian juga penting buat author untuk memperbaiki part selanjutnya.

SARANGHE**O 💕❣

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!