“Hati-hati tulang.”
Ucok meninggalkan rumah itu dan membiarkan Habel beristirahat. Kediaman Habel adalah kediaman yang sangat sederhana. Dia dibesarkan dengan cara sederhana. Setiap hari kedua orang tuanya tinggal di kediaman sederhana ini. Kedua orang tuanya mendidik Habel untuk hidup sederhana dan tidak sombong. Di umur 18 tahun nanti, kedua orang tuanya berencana membawanya ke villa mewah mereka dan mengenalkan semua bisnis milik orang tuanya kepada Habel. Namun saat Habel berumur sepuluh tahun, dia kehilangan kedua orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Sebagai anak yang telah dididik sederhana, Habel diasuh Ucok sebagai anaknya sendiri. Jadi Ucok telah merawat Habel seperti anaknya sendiri selama tujuh tahun ini.
Habel segera berbicara dengan sistem di dalam pikirannya.
“Clever, apa yang harus kulakukan untuk semua kekayaan ini?”tanya Habel
“Menurut saya, tuan belikan mereka alat-alat pertanian agar mereka dapat mengolah hasil pertanian mereka dengan baik.”jawab Clever di dalam pikirannya
“Usulan yang sangat bagus. Besok aku akan ajak teman-temanku untuk menemui para petani. Clever, aku tidur dulu ya. Aku sudah lelah.”
Kemudian Habel tidur dengan lelap begitu dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
Keesokan harinya, Habel datang ke sekolah seperti biasa. Habel menyampaikan keinginannya kepada Dapot dan Butet.
“Dapot, Butet, nanti aku mau ke Palipi. Aku mau bertemu dengan para petani. Apa kalian mau ikut?”tanya Habel kepada mereka berdua setelah pelajaran Matematika lanjutan berakhir.
“Aku tidak bisa ikut. Aku ada kegiatan bersama keluargaku.”ujar Butet
“Aku juga tidak bisa ikut Sel. Aku harus menemani bapakku menyambut turis yang datang dari Jerman.”ujar Dapot
“Baiklah. Aku pergi saja sendiri.”
Sepulang sekolah, Habel pergi ke daerah Palipi. Sewaktu sarapan, Habel sudah menyampaikan kepada pamannya bahwa dia akan pergi ke Palipi untuk bertemu dengan tulang Nathan , adik kandung Ucok.
“Ya sudah hati-hati ya bere.” ujar Ucok memberi nasehat
“Baik tulang”
Ucok memberi uang yang cukup untuk perjalanan Habel menuju ke Palipi.
Habel menempuh perjalanan melalui kapal selama satu jam dan setelah itu dia naik ojek motor ke rumah tulang James.
“Hallo tulang. Apa kabar?” ujar Habel menyapa seorang paruh baya yang sedang menanam padi
“Ah.. kau ternyata Habel. Ada keperluan apa dirimu datang kemari?”tanya Nathan kepada Habel
“Aku mau jalan-jalan aja tulang. Si Tiur dimana tulang?”tanya Habel mencari putri tunggal tulangnya
“Ah.. langsung si Tiur nya yang kau cari, bukan tulangmu ini.” ujar Nathan bercanda
“He..he..he.. aku sudah rindu ama si Tiur.”
“Ha..ha..ha.. kau ini belajarlah baik-baik. Kalau kau sudah sukses, paman baru izinkan kau pacaran dengan paribanmu (red:keponakan) itu.”
“Ah tulang ini gak asyik. Kan gak apa –apa aku dekat dari sekarang dengan si Tiur.”
“Iya..iya.. aku tahu nak. Jadi kamu hanya mencari si Tiur aja datang jauh-jauh kemarin? “tanya James
“Bukan hanya itu saja kok tulang. Gimana penghasilan dari menanam padi selama ini tulang?”tanya Habel berdiri di pinggir sawah sembari melihat tulangnya menanam satu per satu bibit padi
‘Ah.. begitulah bere. Curah hujan memang bagus. Namun saat panen, paman harus menyewa mahal mesin penyabit padi . Selain itu, tulang tidak punya mesin pengolah padi. Seandainya padi-padi itu diolah menjadi beras, pasti harga beras tulang akan terjual mahal.”curhat Nathan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
josssssssss
2021-03-12
1
Andi Bergerboy
.
2021-02-22
1
KUNTUL......
hah 7000 emas gak terlalu murah
2020-12-07
3