Putra Mahkota Ling Xiao

Bai Yin Xue berpikir sejenak. Dia adalah pendatang baru di dunia ini. Mungkin memiliki master bisa membantu mengenal banyak hal baru. Jadi dia menerima penatua Su menjadi gurunya.

"Baik. Murid ini memberi hormat pada guru."

Bai Yin Xue bersujud 3 kali didepan penatua Su.

Wajah Guru Su tersenyum berseri-seri. "Aiyaa tidak perlu sopan. Bangun bangun." Tangannya melambai pada Bai Yin Xue.

Bai Yin Xue segera bangun dari sujudnya.

*tok tok tok

Tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Ye Sha segera pergi membuka pintu. Apa yang terlihat diluar adalah seorang pria muda yang tampan. Wajahnya halus dengan rahang yang tegas. Dia mengenakan jubah mewah khas kerajaan. Auranya terasa cukup mendominasi.

Bai Yin Xue mencari-cari siapa orang itu dalam ingatannya. Matanya menggelap ketika seberkas ingatan masuk ke otaknya. Tapi itu hanya sebentar lalu kembali normal.

Orang ini adalah Putra Mahkota Ling Xiao, orang yang memiliki perjodohan dengannya. Bai Yin Xue yang asli sangat menyukai pria ini walaupun itu hanya cinta sepihak. Putra mahkota tidak pernah mencintai Bai Yin Xue, dia cenderung bersenang-senang dengan kecantikan simpanannya. Perjodohan ini hanyalah tak-tik untuk memperkuat pengaruhnya didalam wilayah kerajaan.

Sejak Bai Yin Xue yang asli sudah mati, maka cintanya sudah mati juga. Bai Yin Xue yang sekarang tidak akan mencintai pria yang hanya memikirkan kekuasaan. Apalagi pria yang jelas-jelas tidak mencintainya. Jadi dia sudah berpikir suatu saat untuk mengakhiri perjodohan itu.

Putra Mahkota berjalan masuk. Dia membungkuk memberi hormat pada penatua Su. Bagaimanapun juga penatua Su adalah orang yang ingin dijadikan gurunya. Lalu matanya bergeser melihat Bai Yin Xue.

"Salam Putra Mahkota." Bai Yin Xue menyalami Putra Mahkota dengan nada yang acuh tak acuh.

Putra mahkota mengangkat alisnya. Hari ini Bai Yin Xue terlihat sangat berbeda. Dia terlihat lebih anggun, kulitnya benar-benar seputih salju. Rambut panjangnya terurai disebagian bahunya. Tanda phoenix biru didahinya terlihat memperindah kecantikan alami itu. Dia benar-benar secantik namanya.

Tanpa disadari jantungnya mulai berdegup liar, wajahnya memanas. Kenapa dia baru menyadari kecantikan calon istrinya itu?

"Xue'er kamu tidak perlu sopan." Putra mahkota Ling Xiao tersenyum pada Bai Yin Xue. Dia hendak mengatakan sesuatu ketika suara Bai Yin Xue terdengar.

"Guru sepertinya sibuk. Murid ini akan kembali terlebih dahulu." Bai Yin Xue membungkuk pada Guru Su.

"Secepat itu pergi? Aihh baiklah datang lagi padaku besok." Guru Su merasa agak menyesal dengan kepergian Bai Yin Xue. Dia ingin membicarakan banyak hal dengannya tapi sangat disayangkan putra mahkota mendatanginya.

"Baik." Bai Yin Xue berjalan keluar dengan tenang.

Putra mahkota menatap kepergian gadisnya dengan takjub. Gadis itu ternyata sudah menjadi murid penatua Su. Bukankah itu berarti bakatnya sangat baik?

"Penatua Su, sejak kapan calon istriku menjadi muridmu?" Ling Xiao bertanya dengan penasaran.

"Dan sejak kapan dia menjadi calon istrimu?" Penatua Su bertanya dengan jengkel pada Ling Xiao. Orang ini yang menyebabkan muridnya pergi dengan cepat, bagaimana dia tidak jengkel.

"Oh bukankah itu sudah lama? Penatua apa yang salah kenapa kamu begitu marah?"

"Ling Xiao, kamu yang membuatku jengkel. Kamu mengganggu romansa antara guru dan murid." Penatua Su berkata dengan marah.

Ling Xiao hanya bisa tersenyum kecut. Sudah lama dia ingin menjadi murid penatua Su tapi dia tidak pernah dianggap serius.

"Ngomong-ngomong dia sangat cantik." Penatua Su menggoda Ling Xiao. Hubungan mereka walaupun bukan guru dan murid tapi mereka cukup dekat seperti kakek dan cucu.

"Aku juga berpikir begitu. Aih aku ingin mempercepat pernikahan." Ling Xiao mengutarakan niatnya tanpa malu-malu.

"Hey apa yang kamu pikirkan! Tapi sepertinya dia bukan gadis yang mudah. Aiyooh kamu harus bisa memperistrinya. Buang semua kecantikan simpananmu. Kamu benar-benar bajingan wanita!" Penatua Su memarahi Ling Xiao layaknya cucunya sendiri.